Facebook Sadar Instagram Berbahaya Bagi Kesehatan Jiwa Cewek, tapi Bungkam

17 September 2021 6:30 WIB
·
waktu baca 4 menit
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi Instagram. Foto: REUTERS/Dado Ruvic
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Instagram. Foto: REUTERS/Dado Ruvic
ADVERTISEMENT
Facebook ternyata sadar bahwa Instagram berbahaya bagi kesehatan jiwa remaja perempuan, menurut riset internal yang dibocorkan Wall Street Journal. Namun, raksasa media sosial tersebut tetap bungkam dan menjaga riset itu dari publik.
ADVERTISEMENT
Wall Street Journal melaporkan bahwa Facebook telah melakukan sejumlah penelitian tentang bagaimana aplikasi sharing foto Instagram mempengaruhi jutaan pengguna berusia muda. Dalam penelitian itu, mereka berulang kali menemukan bahwa Instagram ternyata berbahaya bagi kesehatan jiwa sebagian besar pengguna, terutama remaja perempuan.
“Kami memperburuk masalah citra tubuh untuk satu dari tiga remaja perempuan,” kata salah satu slide riset internal dari tahun 2019.
“Tiga puluh dua persen gadis remaja mengatakan bahwa ketika mereka merasa buruk tentang tubuh mereka, Instagram membuat mereka merasa lebih buruk,” ungkap slide presentasi lain dari riset pada Maret 2020.
Slide lain mengatakan bahwa pengguna remaja menyalahkan Instagram atas peningkatan tingkat kecemasan dan depresi mereka. “Reaksi ini tidak terduga dan konsisten di semua kelompok,” kata slide tersebut.
ilustrasi wanita cemas, stres atau depresi Foto: Shutterstock
Eksekutif pemasaran, desain produk, dan ilmuwan data di Facebook juga menyimpulkan bahwa Instagram memberikan gangguan khusus kepada pengguna, dan masalah ini tak ada di platform media sosial lain. Salah satu gangguan tersebut adalah "perbandingan sosial" di mana pengguna menilai diri mereka sendiri dalam kaitannya dengan daya tarik, kekayaan, dan kesuksesan orang lain.
ADVERTISEMENT
“Aspek Instagram memperburuk satu sama lain untuk menciptakan badai yang sempurna,” kata satu laporan internal. Laporan itu mengatakan bahwa tekanan pengguna untuk hanya membagikan momen terbaik dan terlihat sempurna dapat membuat remaja mengalami depresi, harga diri rendah, dan gangguan makan.
Yang paling mengkhawatirkan, riset internal Facebook juga menemukan tendensi bunuh diri dari pengguna berkat Instagram.
Salah satu laporan internal menemukan bahwa 13 persen remaja di Inggris dan 6 persen pengguna di AS sempat muncul keinginan bunuh diri berkat Instagram.
Riset Facebook pun menemukan lebih dari 40 persen pengguna remaja Instagram di AS dan Inggris melaporkan merasa "tidak menarik". Selain itu, sekitar seperempat pengguna remaja melaporkan mereka merasa "tidak cukup baik". Pengguna remaja menyebut perasaan-perasaan ini dimulai di Instagram.
ADVERTISEMENT

CEO Facebook remehkan masalah mental pengguna Instagram

Riset internal yang disimpan bertahun-tahun ini mengindikasikan bahwa Facebook telah mengetahui bahaya gangguan mental yang dihadirkan Instagram bagi penggunanya.
Namun, di depan umum, Facebook secara konsisten meremehkan efek negatif Instagram pada remaja. Perusahaan pun tidak mempublikasikan penelitiannya untuk akademisi atau anggota parlemen AS.
“Penelitian yang kami lihat adalah bahwa menggunakan aplikasi sosial untuk terhubung dengan orang lain dapat memiliki manfaat kesehatan mental yang positif,” kata CEO Facebook, Mark Zuckerberg, dalam sebuah sidang kongres pada Maret 2021, ketika ditanya tentang anak-anak dan kesehatan mental.
CEO Facebook Mark Zuckerberg di panggung konferensi F8. Foto: Stephen Lam/Reuters
Pada bulan Mei lalu, Head of Instagram Adam Mosseri mengatakan kepada wartawan bahwa penelitian yang dia lihat menunjukkan bahwa efek aplikasi pada remaja kemungkinan "cukup kecil."
ADVERTISEMENT
Sikap meremehkan tersebut justru berbanding terbalik dengan apa yang Facebook dan Instagram temukan.
Anggota parlemen Damian Collins, yang memimpin komite parlemen Inggris melihat seberapa besar teknologi harus diatur untuk melindungi keselamatan pengguna, mengatakan bahwa Facebook lebih mengutamakan profit.
"Investigasi file Facebook dari Wall Street Journal telah mengungkap bagaimana perusahaan, berkali-kali, mengutamakan keuntungan sebelum kerugian," kata Collins kepada BBC.
"Penelitiannya sendiri mengatakan bahwa sejumlah besar pengguna Instagram remaja mengatakan layanan itu membuat mereka merasa lebih buruk tentang diri mereka sendiri - tetapi perusahaan hanya ingin memastikan mereka terus datang kembali."
Ilustrasi aplikasi Instagram. Foto: Solen Feyissa via Unsplash
Hal senada juga disampaikan juru bicara kelompok advokasi 5Rights Foundation, yang mengkampanyekan perubahan pada layanan digital agar lebih cocok untuk anak-anak dan remaja.
ADVERTISEMENT
“Dalam mengejar keuntungan, perusahaan-perusahaan ini mencuri waktu anak-anak, harga diri dan kesehatan mental, dan terkadang secara tragis hidup mereka…” kata juru bicara tersebut kepada The Guardian.
“Ini adalah dunia yang sepenuhnya buatan manusia, sebagian besar milik pribadi, dirancang untuk dioptimalkan untuk tujuan komersial – tidak harus menjadi seperti ini. Inilah saatnya untuk mengoptimalkan keselamatan, hak, dan kesejahteraan anak-anak terlebih dahulu – dan baru kemudian – keuntungan.”

Klarifikasi Instagram

Menanggapi laporan Wall Street Journal, Instagram mengeluarkan klarifikasi di blog resminya. Instagram mengatakan penelitian itu menunjukkan "komitmennya untuk memahami masalah yang kompleks dan sulit".
Instagram juga menuding laporan Wall Street Journal berfokus "pada serangkaian temuan terbatas dan melemparkannya ke dalam sorotan negatif".
ADVERTISEMENT
"Masalah seperti perbandingan sosial negatif dan kecemasan ada di dunia, jadi mereka juga akan ada di media sosial. Itu tidak mengubah fakta bahwa kami menganggap serius temuan ini, dan kami menyiapkan upaya khusus untuk menanggapi penelitian ini dan mengubah Instagram menjadi lebih baik,” kata Head of Public Policy Instagram, Karina Newton, dalam klarifikasi tersebut.
"Kami telah melakukan pekerjaan ekstensif seputar intimidasi, bunuh diri dan melukai diri sendiri, dan gangguan makan, untuk membantu menjadikan Instagram tempat yang aman dan mendukung bagi semua orang.”