G20 Empower Cari Solusi Dorong Kemajuan UKM Perempuan

17 Mei 2022 18:00 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Yessie D. Yosetya, Chairwoman G20 Empower sekaligus Direktur & Chief Strategic Transformation & IT Officer XL Axiata (dua dari kiri). Foto: Arfiansyah Panji Purnandaru/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Yessie D. Yosetya, Chairwoman G20 Empower sekaligus Direktur & Chief Strategic Transformation & IT Officer XL Axiata (dua dari kiri). Foto: Arfiansyah Panji Purnandaru/kumparan
ADVERTISEMENT
Group of Twenty (G20) Empower Presidensi Indonesia 2022 mengusung tema mendorong kemajuan UKM Perempuan dalam Plenary Meeting 2 atau rapat pleno kedua yang berlangsung di Yogyakarta, Selasa (17/5).
ADVERTISEMENT
Chairwoman G20 Empower yang juga Direktur & Chief Strategic Transformation & IT Officer XL Axiata, Yessie D. Yosetya, menjelaskan bahwa G20 Empower adalah aliansi dari sektor swasta dan pemerintah yang bertujuan untuk akselerasi tingkat kepemimpinan perempuan.
"Jadi bagaimana kita bisa memajukan perempuan-perempuan yang menjadi agen-agen kegiatan ekonomi di perusahaan bisa lebih maju lagi," kata Yessie saat jumpa wartawan di Hotel Royal Ambarrukmo, Yogyakarta, Selasa (17/5).
Yessie menjelaskan, ada tiga prioritas dalam G20 Empower ini. Pertama adalah Key Performance Indicator (KPI) yang untuk meningkatkan peran perempuan atau akuntabilitas implementasi.
Kedua adalah prioritas isu terkait dengan perempuan sebagai penggerak ekonomi di kewirausahaan atau UKM. Topik ini, katanya, pertama kalinya dibahas di G20 Empower.
ADVERTISEMENT
Sementara untuk prioritas isu yang ketiga adalah membangun ketahanan serta keterampilan perempuan di masa depan.
Sebelumnya, rapat pleno pertama soal Akuntabilitas untuk Implementasi G20 Empower KPI pada Maret 2022 lalu dihadiri lebih dari 70 delegasi dan lebih dari 18 negara anggota G20 dan negara tamu.
Ilustrasi UMKM. Foto: Dok. BRI
Untuk rapat pleno kedua ini ada tiga pilar yang didiskusikan berkaitan dengan UKM perempuan, menurut Yessie. Pertama adalah bagaimana dan apa saja inisiatif untuk bisa menjalankan kesuksesan perempuan dalam UKM.
"Ada beberapa hipotesis yang sudah kami dapatkan dari FGD dan bahas bersama seperti akses kepada finansial, mengerti mengenai bisnisnya, ada juga terkait jejaring. Apa saja kunci sukses untuk perempuan dalam UKM," katanya.
"Pilar kedua terkait apa yang kira-kira bisa didukung baik pemerintah atau sektor swasta."
ADVERTISEMENT
Yessie mengatakan banyak inisiatif yang sudah muncul di UKM perempuan, tapi masih bersifat sporadis. Menurutnya, apabila ingin UKM perempuan meningkat, maka perlu inisiatif yang terkoordinasi.
"Pilar ketiga terkait pengukuran. Kalau semua dalam tatanan wacana dan tidak ada pengukuran yang jelas mungkin kita tidak akan pernah maju," pungkasnya.
Direktur Jaringan XL Axiata, Yessie D. Yosetya Foto: Muhammad Fikrie/kumparan
Sementara Co-Chairwoman G20 Empower yang juga COO PT Infinite Berkah Energi dan WKU XII Bidang Penelitian, Pengembangan, dan Ketenagakerjaan IWAPI, Rinawati Prihatiningsih menuturkan, selama ini tekanan krisis juga turut menghantui UKM perempuan.
Dia mengatakan, krisis moneter pada 1997 dan krisis finansial pada 2008 bisa dilewati. Namun krisis akibat pandemi COVID-19 sejak 2020 amat luar biasa berdampak dan membuat tumbang.
"Untuk itu, dari tekanan dan krisis itu, G20 Empower memiliki solusi," ujarnya.
ADVERTISEMENT
Rinawati juga menjelaskan, segala tantangan perempuan dan beban multiple akan dibahas di rapat pleno kedua ini.
"Kita ingin kembali membangkitkan produktivitas ekonomi perempuan supaya bisa bangkit lagi setelah pandemi," katanya.
Dia juga menjelaskan bahwa UKM perempuan ini memiliki kontribusi yang tinggi pada negara. Di Amerika Serikat, contohnya, perusahaan milik perempuan berhasil menyumbang 3 triliun dolar AS di sektor perekonomian dan berhasil membuka 23 juta pekerjaan.
Di Indonesia, UKM formal yang dimiliki perempuan mencapai 43 persen. Bahkan berkontribusi 9,1 persen dari total PDB.