Gara-gara Virus Corona, Apple Tutup Tiga Toko di China

30 Januari 2020 19:33 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Apple Store di Australia. Foto: David Gray/Reuters
zoom-in-whitePerbesar
Apple Store di Australia. Foto: David Gray/Reuters
ADVERTISEMENT
Merebaknya virus corona yang telah merenggut nyawa ratusan orang, membuat Apple mengambil langkah tegas untuk melindungi karyawannya. Raksasa teknologi asal AS itu memutuskan untuk menutup tiga Apple Store di China.
ADVERTISEMENT
Sebelumnya, Bloomberg melaporkan Apple telah menutup sementara satu toko di China pada Rabu (29/1). Kini perusahaan menutup dua Apple Store lainnya untuk sementara.
Ketiga Apple Store itu berada di Tahoe Plaza di Fuzhou, Vientiane City di Qingdao, dan Rainbow City di Nanjing. Toko di Rainbow City dan Tahoe Plaza akan ditutup hingga 2 Februari, sedangkan toko di Qingdoa akan ditutup hingga 3 Februari.
Keputusan ini diambil oleh Apple untuk melindungi para karyawannya dari virus corona yang sedang mewabah di China. Hal ini diumumkan langsung oleh CEO Apple, Tim Cook.
Apple Store di Shanghai, China. Foto: Jofie Yordan/kumparan
Ia mengatakan akan melakukan bersih-bersih toko-tokonya di China dan memeriksa suhu tubuh para karyawannya. Sementara untuk karyawan di luar China, raksasa teknologi itu juga membatasi perjalanan bisnis menuju China.
ADVERTISEMENT
“Yang pertama dan paling penting, kami prihatin dengan semua yang terkena dampak (coronavirus) di seluruh wilayah,” kata Cook, dilansir Business Insider. Tim Cook juga mengatakan bahwa pihaknya akan berdonasi dengan tim yang menangani kasus novel coronavirus (nCov-2019).
Apple menjadi salah satu perusahaan yang terkena dampak bisnis akibat merebaknya virus mematikan ini. Menurut Chief Financial Officer Apple, Luca Maestri, virus corona akan mempengaruhi bisnis Apple pada sektor pendapatan yang ditargetkan mencapai 63 miliar dolar AS hingga 67 juta miliar dolar AS.
Apple bukan satu-satunya perusahaan teknologi yang terkena dampak penyebaran virus corona. Ada juga Google, Amazon, Facebook dan Microsoft, yang membuat kebijakan untuk membatasi perjalanan bisnis karyawan ke China.