Google Pecat 28 Karyawan Gara-gara Protes Kerja Sama dengan Israel

22 April 2024 16:02 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
2
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Logo Google LLC terlihat di kantor Google di bagian Chelsea di New York City, AS, 20 Januari 2023. Foto: Shannon Stapleton/REUTERS
zoom-in-whitePerbesar
Logo Google LLC terlihat di kantor Google di bagian Chelsea di New York City, AS, 20 Januari 2023. Foto: Shannon Stapleton/REUTERS
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Google telah memecat 28 karyawan yang memprotes langkah perusahaan bekerja sama dengan Israel. Dalam kemitraan tersebut, Google disebut menyuplai teknologi kepada pemerintah Israel di tengah konflik Gaza.
ADVERTISEMENT
Perusahaan mengonfirmasi pemutusan hubungan kerja (PHK) puluhan pegawainya itu pada Rabu (17/4) waktu setempat, atau sehari setelah sembilan karyawan ditangkap karena protes duduk di depan kantor Google di New York dan Sunnyvale, California, AS.
Project Nimbus dilaporkan menjadi pemicu gelombang protes di Google. Protes tersebut diorganisir terutama oleh sebuah kelompok bernama No Tech For Apartheid, dikutip dari AP News.
Project Nimbus sendiri adalah proyek yang disepakati antara militer Israel (IDF) dengan perusahaan teknologi Barat, seperti Google dan Amazon. Kontrak diteken pada 2021 lalu.
Proyek senilai 1,2 miliar dolar AS itu disebut untuk menyediakan layanan komputasi awan dan kecerdasan buatan kepada pemerintah Israel, terutama militer mereka.
Ilustrasi platform Google. Foto: Dado Ruvic/Reuters
Google sendiri membantah tudingan tersebut. Perusahaan mengatakan Nimbus tidak digunakan dalam persenjataan maupun pengumpulan intelijen.
ADVERTISEMENT
Soal PHK, Google mengaitkan 28 karyawan itu dengan "perilaku yang sama sekali tidak dapat diterima," sehingga menghalangi beberapa pegawai melakukan pekerjaannya dan menciptakan suasana yang mengancam. Perusahaan masih menyelidiki protes tersebut, menyiratkan ada pekerja lain yang mungkin akan dipecat.
Sementara itu, No Tech For Apartheid menuduh Google berbohong terkait apa yang terjadi di dalam kantornya selama protes berlangsung sebelum pemecatan. Protes damai itu disebut mendapat dukungan luar biasa dari pekerja lain yang tidak ikut berpartisipasi.
"Tindakan pembalasan yang mencolok ini merupakan indikasi jelas bahwa Google lebih menghargai kontrak senilai 1,2 miliar AS dengan pemerintah dan militer Israel yang melakukan genosida dibandingkan pekerjanya sendiri,” tegas No Tech For Apartheid lewat postingan blognya di situs Medium.
ADVERTISEMENT