Hacker Klaim Curi Data KPU: 2,3 Juta Data DPT Pemilu 2014 Bocor

21 Mei 2020 22:46 WIB
comment
20
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Screenshot lembar Daftar Pemilih Tetap Pemilu 2014 dilaporkan telah dicuri oleh hacker. Foto: Under the Breach via Twitter
zoom-in-whitePerbesar
Screenshot lembar Daftar Pemilih Tetap Pemilu 2014 dilaporkan telah dicuri oleh hacker. Foto: Under the Breach via Twitter
ADVERTISEMENT
Sebanyak 2,3 juta data warga negara Indonesia bocor di internet, menurut laporan Under the Breach, sebuah akun Twitter yang memantau aktivitas hacker dan kebocoran data pribadi. Data tersebut merupakan data daftar pemilih tetap (DPT) saat Pemilu tahun 2014 lalu.
ADVERTISEMENT
Hacker mengklaim dapat data tersebut dari Komisi Pemilihan Umum (KPU) dalam format .PDF.
Data pribadi yang bocor mencakup nama, jenis kelamin, alamat, nomor KTP, tempat tanggal lahir, usia, status lajang atau menikah. Peretas mengklaim juga punya informasi nomor Kartu Keluarga.
Hacker mengumbar 2,3 juta data DPT Pemilu 2014 Foto: Under the Breach via Twitter
Hacker mem-posting data pribadi warga Indonesia di Raid Forums, sebuah forum komunitas hacker untuk saling berbagi informasi data pribadi. Ia menggunakan username Arlinst.
"Sangat berguna bagi mereka yang ingin membuat nomor (ponsel) di Indonesia (Anda butuh nomor NIK dan KK untuk melakukan registrasi). Atau digunakan untuk menambang data nomor telepon dari Indonesia," kata penjual data tersebut, di sebuah posting yang dia buat.
Under the Breach melaporkan data tersebut berasal dari tahun 2013. Hacker pun mengklaim telah memiliki lebih dari 200 juta data pengguna warga negara Indonesia dan akan membagikannya segera.
ADVERTISEMENT
Under the Breach (@underthebreach) merupakan akun Twitter pemantau aktivitas kebocoran data dan hacker asal Israel. Sebelumnya, Under the Breach melaporkan kebocoran 15 juta dan diikuti oleh 91 juta data pengguna platform e-commerce Tokopedia baru-baru ini.
kumparanTECH telah meminta tanggapan Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) terkait temuan ini. Namun, hingga berita ini ditayangkan, kementerian itu belum memberikan tanggapan.
(Simak panduan lengkap corona di Pusat Informasi Corona)
****
Yuk! bantu donasi atasi dampak corona.