Heboh KTP dan Foto Selfie Dijual Online di Facebook, Ini Bahayanya

25 Juni 2021 15:25 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
2
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi akun penjual foto KTP dan selfie. Foto: Bianda Ludwianto/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi akun penjual foto KTP dan selfie. Foto: Bianda Ludwianto/kumparan
ADVERTISEMENT
Jagat media sosial Twitter sedang diramaikan oleh sebuah gambar screenshot posting-an sebuah akun di Facebook yang menjual foto KTP dan selfie pemiliknya. Seketika netizen khawatir akan keamanan data foto KTP dan selfie mereka yang digunakan untuk verifikasi akun e-wallet atau pinjaman online.
ADVERTISEMENT
Screenshot sejumlah foto KTP dan selfie pemiliknya pertama kali di-posting oleh akun @recehvasi. Di dalamnya bertuliskan "Ready KTP selfie HD minat PM aja bahan masih fresh".
Mengenai screenshot penjual data foto KTP itu, kumparan telah melakukan penelusuran dengan memeriksa grup Facebook "SnackVideo,TikTok,Hello,Resso,Likeit". Grup tersebut memang ada di Facebook dengan jumlah anggota mencapai 37,4 ribu orang.
Diskusi dalam grup tersebut hanya seputar mengajak orang untuk mendaftar aplikasi SnackVideo, TikTok, Hello, Resso, dan Likeit dengan kode undangan atau referral, sehingga bisa mendapatkan sejumlah uang dari aplikasi-aplikasi tersebut. Kemudian, posting-an yang viral itu sudah tidak dapat ditemukan atau sudah dihapus.
Akun SweettFan yang mem-posting screenshot itu juga sudah hilang dan tidak dapat ditemukan lagi. Kemungkinan besar posting-an dan akun yang pengirimnya sudah dihapus saat konten itu viral.
ADVERTISEMENT
Pakar keamanan siber dari Vaksincom, Alfons Tanujaya, saat dihubungi mengatakan kasus penjualan foto KTP dan selfie pemiliknya memang kerap kali terjadi. Hal tersebut banyak disebabkan oleh beberapa faktor, bisa dari kebocoran data atau dari platform yang sengaja melakukan penipuan.
Alfons pun menilai verifikasi data pribadi dengan selfie memegang KTP tujuannya sudah baik, yakni untuk verifikasi data. Namun, memang tak menutup kemungkinan cara demikian disalahgunakan oleh oknum atau pihak yang tak bertanggung jawab.
"Sebenarnya sudah baik, tapi tidak ada jaminan pasti aman, setidaknya mereka tidak main-main dengan data ini. Kalau bisa, pemilik akun memberikan ciri khusus sehingga bisa tahu dari mana (foto KTP) itu berasal kalau terjadi kebocoran," kata Alfons dalam keterangan yang diterima kumparan, Jumat (25/6).
Ilustrasi KTP. Foto: Fitra Andrianto/kumparan
Untuk memberi tanda foto KTP maupun selfie bisa dilakukan dengan membubuhi watermark. Cara lain bisa dilakukan dengan menyiapkan foto-foto yang berbeda untuk setiap platform yang meminta foto KTP dan selfie, sehingga pengguna akan tahu dari mana sumber kebocoran.
ADVERTISEMENT
"Bajunya bisa ganti-ganti, bisa pakai batik buat selfie KTP karena enggak gampang di-Photoshop," ungkap Alfons.
Ada banyak penyalahgunaan yang dilakukan dengan foto KTP maupun selfie tersebut, pihak tak bertanggung jawab bisa melakukan pinjaman online melalui aplikasi atau melakukan pembelian barang. Dengan adanya selfie KTP tersebut, pelaku berpura-pura melakukan transaksi seolah pemilik KTP yang meminjam atau membeli, sehingga harus bertanggung jawab.
Hasil riset Kaspersky, data pribadi bisa dijual dengan harga yang cukup murah, bahkan bisa lebih mahal dari secangkir kopi di kafe. Penelitian Kaspersky menemukan bahwa akses ke data pribadi bisa mulai dari 0,5 dolar AS atau sekitar Rp 7.000 untuk kartu identitas, seperti KTP.
Harga yang ditawarkan tersebut bisa saja lebih mahal, jika memiliki kedalaman dan kelengkapannya data yang ditawarkan. Selain kartu identitas, ada juga berbagai bentuk data pribadi lain yang marak dijual di dark web.
ADVERTISEMENT