Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.88.1
Salah satu kriteria produk atau brand yang sukses, kata orang, adalah ketika produknya berhasil menjadi verb atau kata kerja. Misal, kita sering mengucapkan "Googling" untuk berselancar di internet yang biasanya menggunakan mesin pencari Google.
Begitu juga dengan Gojek . Ucapan "Gojek-in Aja" sering disebut untuk mengirim barang atau dokumen dalam waktu cepat. Atau pertanyaan, "mau GoFood apa hari ini?" mungkin kerap didengar di jam istirahat, ketika teman kerja bertanya soal ide makan siang.
Tanpa disadari, Gojek menjadi aspek yang sudah tidak terpisahkan bagi sebagian besar masyarakat Indonesia, dan menjadikan Gojek sebagai salah satu aplikasi kebutuhan harian.
Bayangkan saja, berapa banyak lifestyle kita bergeser atau shifting setelah kehadiran aplikasi Gojek?
Gojek pertama kali hadir sebagai platform penghubung driver ojek dengan penumpang. Seiring perkembangannya, Gojek perlahan tumbuh besar menjadi platform serba bisa yang menyelesaikan berbagai kebutuhan di kehidupan sehari-hari, mulai dari transportasi, makanan, antar paket, dan lain-lain.
Ekosistem Gojek juga memberi kesempatan besar kepada UMKM untuk mengembangkan bisnisnya. Pelaku bisnis dapat mulai usahanya dengan modal rendah, namun mampu menjangkau konsumen yang luas.
Lalu, apa saja kebiasaan konsumen yang berubah atau masalah yang terselesaikan dengan mudah oleh Gojek?
Sat set sat set lewati kemacetan, hemat waktu sampai di lokasi
Ojek sudah menjadi moda transportasi Indonesia setidaknya sejak 1960 hingga 1970-an. Bermula dari ojek sepeda, terus mengalami pembaruan hingga yang terbaru ojek bisa dipesan secara online.
Gojek ikut andil dalam transformasi ojek di Indonesia lewat layanan GoRide, membuat moda transportasi ini mudah dijangkau orang. Pengguna dapat memesan GoRide tidak terbatas tempat dan waktu, alias bisa di mana saja dan kapan saja.
GoRide menawarkan keunggulan yang tidak dimiliki moda transportasi lain, yakni cakupannya luas. Dengan kendaraan motor, GoRide dapat melalui gang-gang kecil, memudahkanya 'sat set sat set' melewati kemacetan di jalan.
Tidak hanya waktu perjalanan saja yang menjadi lebih cepat, pelanggan juga semakin hemat dalam pengeluaran transportasi. Tarifnya lebih transparan dengan fixed cost atau biaya tetap sesuai jarak tempuh dan kondisi jalanan, sehingga tidak ada lagi tawar menawar harga.
Jadi, jangan heran kita bisa melihat banyak abang atau mbak Gojek wara-wiri membawa penumpang pekerja kantoran di jalanan ibu kota yang super padet saat jam berangkat atau pulang kerja. Gojek sudah jadi brand yang paling diingat mereka untuk transportasi, selain bus dan kereta.
Pereda cemas saat barang ketinggalan
ID card yang biasa dikalungi para pekerja kantoran bukan hanya sekadar tanda pengenal identitas. Ia juga bekerja sebagai kunci untuk bisa masuk ke dalam kantornya.
Namanya juga manusia, tak jarang benda penting itu sering kali lupa dibawa alias ketinggalan di rumah.
Dulu, yang bisa kita dilakukan adalah pulang, putar balik bagi yang masih dalam perjalanan, atau minta tolong anggota keluarga di rumah mengirimnya yang belum tentu bersedia karena kesibukan masing-masing. Ini jelas menyita waktu dan tenaga, belum lagi kemungkinan dimarahi atasan.
Kini, solusinya cukup memakai layanan GoSend dari Gojek. Cemas hilang, masalah selesai.
GoSend menawarkan pengiriman barang yang cepat sampai dalam hitungan jam. Barang bisa diantar dalam waktu 1 hingga 2 jam (Instant), atau 6 hingga 8 jam (Sameday), tergantung urgensi pelanggan.
Jika khawatir barang hilang, GoSend menghadirkan ragam pilihan asuransi pada setiap barang yang dikirimkan untuk menjamin barang sampai di lokasi tujuan dalam kondisi baik. Lokasi paket dan kurir juga bisa dipantau atau dilacak.
Untuk pekerja kantoran yang malamnya streaming jualan online di TikTok, GoSend juga bisa menjadi solusi untuk pengiriman banyak barang dagangan ke para pembelinya dalam sekali sentuhan. Selain kirim pesanan ke banyak alamat menjadi cepat dan hemat, GoSend dapat mencetak label pengiriman sehingga penjual tak lagu lagi menulis satu per satu.
Pesan makanan viral dan enak tanpa keluar rumah
Ketika mendengar makanan enak yang sedang hangat dibicarakan teman-teman kantor dan belum pernah didengar sebelumnya, pasti membuat kita penasaran. Alhasil kita akan melakukan 'Googling' untuk mencari tahu apa makanan yang dimaksud.
Jika penampilannya menggugah selera, tampak lezat, dan harganya murah, rasa penasaran kita semakin bertambah. Riset lebih lanjut dilakukan untuk mencari informasi yang lebih detail, misal, lokasinya di mana dan berapa nomor teleponnya untuk pemesanan.
Kebiasaan Googling internet atau medsos untuk mencari tahu makanan viral perlahan mulai beralih ke GoFood hingga muncul pertanyaan baru, "Bisa di-GoFood-in gak?"
Makanan viral yang bisa di-GoFood-in adalah berkah bagi kaum rebahan. Mereka tidak perlu keluar rumah untuk bisa ikut euforia menikmati makanan yang sedang ramai dibicarakan banyak orang, tinggal pesan di GoFood dan sisanya menunggu abang Gojek sampai depan rumah membawa makanannya.
GoFood pula yang mengubah kebiasaan kita simpan nomor telepon restoran atau gonta-ganti aplikasi restoran. Semua restoran dari brand besar hingga UMKM terdekat lokasi pengguna berada di satu platform, lengkap dengan kemudahan menjelajahi beragam pilihan hidangan masakan.
Metode pembayaran juga variatif. Tak lupa ada sistem rating yang memungkinkan pengguna bisa memberikan review restoran atau menu dari pelanggan yang sebelumnya telah memesan.
Jualan makanan rumahan gak perlu repot
Laman FYP (For Your Page) di platform video pendek TikTok tak jarang menampilkan postingan kuliner kaki lima yang ramai pengunjung. Ketika melongok menunya, ternyata hanya masakan rumahan biasa yang bisa kamu buat dengan mudah.
Postingan tersebut mungkin membuat kamu terinspirasi ingin mencoba menjualnya, tapi terkendala biaya. Kita tahu membangun usaha perlu modal dan investasi yang tidak sedikit, mulai dari peralatan masak yang layak hingga tempat untuk pembeli makanan.
Beruntung, kehadiran Gojek menyulap kebutuhan tersebut menjadi lebih sederhana. Selama punya dapur dan wadah untuk membungkus makanan, kamu sudah bisa bisnis es kopi kekinian hingga burger dengan saus meluber di layanan GoFood.
Jika sistem jualannya berdasarkan pre-order, mengumpulkan pesanan terlebih dahulu baru dimasak dalam skala besar, juga tidak jadi persoalan. GoSend bisa diandalkan untuk mengirimkan semua pesanan makanan pelanggan dengan sekali order, tanpa harus mengirim ke pembeli satu per satu.
Kebiasaan berbisnis kuliner tanpa tempat fisik buat makan ini kemudian melahirkan istilah yang kita kenal sekarang 'ghost kitchen'. Ini umum dilakukan oleh UMKM yang baru merintis bisnis kuliner.
Brand restoran ternama pun juga perlahan mengandalkan GoFood untuk jualan. Penggunaan layanan GoFood semakin dimaksimalkan ketika pandemi COVID-19 menyerang Indonesia dan seluruh dunia pada 2020 lalu, membuat mereka terpaksa menutup restoran dan mengandalkan delivery untuk bertahan hidup.
Belanja kebutuhan pokok dari rumah
Kamu pasti pernah berada di posisi sulit, seperti mau mandi sabun malah kurang, mau masak bumbunya habis duluan, barang grosir lain habis tapi tidak sempat ke supermarket, atau popok bayi kurang tapi anak tidak bisa ditinggalkan.
Ketika pandemi COVID-19, situasi semakin menantang. Sebab kita tidak boleh keluar rumah, kecuali dalam kondisi darurat seperti positif corona yang mengharuskan kita ke rumah sakit.
Beruntung GoMart yang sudah tersedia di Gojek sejak 2015 menjadi penyelamat. Layanan ini menyediakan katalog kebutuhan sehari-hari yang lengkap dan menyajikan pengiriman yang instan selama toko buka.
Stok yang ditampilkan di laman GoMart termasuk akurat. Produk yang dapat dipesan di aplikasi hampir dipastikan tersedia, karena stok diperbarui setiap hari dan siap dikirim.
Interface aplikasi GoMart juga memudahkan pengguna. Mereka bisa dengan mudah menemukan barang apa yang sedang dicari.
Selama 12 tahun berdiri, Gojek terus tumbuh dan berkembang. Perlahan tapi pasti, ikut membantu memudahkan kehidupan masyarakat di Indonesia sehari-hari.
Selain itu, perusahaan turut menggerakkan roda bisnis perekonomian di Indonesia. Ini terbukti dari riset Lembaga Demografi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia (LD FEB UI) yang menyebut kontribusi dari ekosistem Gojek terhadap perekonomian nasional pada 2020 sebesar Rp 249 triliun atau setara dengan 1,6 persen PDB (produk domestik bruto) Indonesia di tahun tersebut.
Dengan kemudahan yang mengubah kebiasaan gaya hidup masyarakat dan segala solusi yang menyelesaikan masalah, tidak heran Gojek tidak lagi sekadar brand, tetapi menjadi kata kerja yang selalu kita gunakan sehari-hari.