Hubungkan Transportasi Publik, Gojek Pangkas Waktu Perjalanan Hingga 40 Persen

5 Agustus 2020 17:03 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Pengemudi Gojek mengenakan sekat pelindung saat menunggu penumpang di kawasan jalan Kendal, Jakarta, Rabu (10/6). Foto: Galih Pradipta/ANTARA FOTO
zoom-in-whitePerbesar
Pengemudi Gojek mengenakan sekat pelindung saat menunggu penumpang di kawasan jalan Kendal, Jakarta, Rabu (10/6). Foto: Galih Pradipta/ANTARA FOTO
Layanan transportasi on-demand seperti Gojek sudah menjadi bagian tak terpisahkan dari mobilitas transportasi umum di perkotaan, tak terkecuali Jabodetabek. Tak hanya membuat perjalanan jadi lebih mudah dan nyaman, adanya layanan GoRide dan GoCar sebagai penghubung awal dan akhir perjalanan (first-mile-last-mile) ke pusat transportasi publik juga menghemat waktu perjalanan hingga 40 persen.
Fakta ini diambil dari data internal perusahaan dari berbagai titik hubung transportasi publik seperti Stasiun MRT, KRL dan Transjakarta. Gojek mencatat jumlah pengguna layanan GoRide dan GoCar dengan tujuan ke stasiun MRT meningkat hampir tujuh kali lipat sejak diluncurkan pada Desember 2019. Sebelas lokasi stasiun KRL Commuter Line dan kereta jarak jauh juga menjadi titik yang paling sering dipesan pengguna layanan GoRide di Jabodetabek.
Kenaikan jumlah perjalanan dengan Gojek sebesar 46 persen setiap tahunnya juga membuktikan bahwa layanan Gojek membuat akses transportasi publik jadi lebih mudah.
“Kenaikan tersebut menunjukkan kehadiran layanan GoRide dan GoCar telah menjadi bagian penting yang melengkapi transportasi publik guna memenuhi kebutuhan mobilitas masyarakat di wilayah urban seperti Jabodetabek,” ungkap Head of Transport Gojek Group, Raditya Wibowo.
Raditya menjelaskan, perjalanan pengguna GoRide menuju Stasiun MRT meningkat 550 persen sejak diluncurkan. “Untuk meningkatkan integrasi transportasi multimoda, Gojek juga telah menghadirkan solusi teknologi GoTransit. Solusi ini membantu pengguna kami untuk merencanakan dan memantau perjalanan dari/ke berbagai titik hub transportasi publik melalui rekomendasi rute terintegrasi dan informasi operasional. Nantinya, layanan GoTransit ini akan memungkinkan pemesanan maupun pembelian tiket transportasi multimoda. Perjalanan yang lebih terhubung kami percayai bisa membuat masyarakat lebih banyak menggunakan transportasi publik,” ujar Raditya.
Webinar Gojek dan Masa Depan Integrasi Antar-Moda Transportasi Publik di Jabodetabek. Foto: Dok. Gojek
Sementara itu, memasuki masa adaptasi kebiasaan baru seperti saat ini, Gojek tak lupa untuk melengkapi layanannya sesuai dengan protokol kesehatan dan keselamatan yang dianjurkan. Raditya mengatakan, “Kami telah memiliki 35 Zona Nyaman J3K (Jaga Keamanan, Jaga Kesehatan, Jaga Kebersihan) di berbagai kota termasuk di Jabodetabek. Di sini, terdapat pengukuran suhu tubuh bagi pelanggan dan mitra driver; pengelolaan antrean dengan prinsip physical distancing; penyediaan hand sanitizer dan hairnet; serta distribusi masker gratis untuk pengguna yang belum membawanya. Gojek adalah aplikasi on-demand pertama yang memiliki layanan kesehatan ini untuk konsumen,”
Keandalan layanan dari Gojek dalam mendukung integrasi transportasi multimoda diperkuat oleh survei terbaru dari Masyarakat Transportasi Indonesia (MTI). Dalam diskusi yang sama, Sekretaris Jenderal Masyarakat Transportasi Indonesia Pusat, Harya S. Dillon, Ph.D., mengatakan bahwa kepercayaan masyarakat terhadap transportasi ojek online seperti Gojek makin meningkat.
“Kepercayaan penggunaan ojek online seperti Gojek di masa adaptasi kebiasaan baru mencapai hingga 45 persen dari total pengguna aktif transportasi publik, menduduki tingkat pertama dibandingkan pilihan transportasi lainnya. Total pengguna ojek online tersebut setidaknya mendukung hampir 66.2 persen total responden untuk tetap mau menggunakan transportasi publik,” ungkap Harya.
Harya memaparkan, kehadiran transportasi online menjawab tantangan terkait simpul-simpul transportasi publik yang seringkali sulit untuk dijangkau masyarakat.
“Kehadiran transportasi online memberikan nilai lebih yang sebelumnya didapat dari transportasi pribadi. Sehingga, harus dimaksimalkan melalui integrasi antarmoda sebagai segmen sarana penghubung awal dan akhir perjalanan (first-mile-last-mile). Integrasi ini akan membuat pengguna angkutan publik atau moda raya dapat melakukan perjalanan secara mulus, tuntas dengan minim kendaraan pribadi.
Mengutip riset yang dilakukan pengajar di Fakultas Teknik UGM dan Peneliti Pusat Studi Transportasi dan Logistik (Pustral) UGM, Muhammad Zudhy Irawan S.T., M.T., yang dipresentasikan pada 21 Februari 2020 lalu, keberadaan transportasi online juga telah menjadi pelengkap dari transportasi publik. Meski sebagian besar pengguna transportasi publik menggunakan dua layanan transportasi online sekaligus, namun pengguna setia Gojek tercatat dua setengah kali lebih besar dibanding kompetitor terdekat. Bahkan Gojek unggul dari sisi ketersediaan driver, perilaku driver ke pengguna layanan, kemudahan penggunaan aplikasi serta keamanan dan keselamatan.
Artikel ini merupakan bentuk kerja sama dengan Gojek