Israel Geruduk Markas Pembuat Spyware Pegasus di Tel Aviv

1 Agustus 2021 9:36 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi hacker yang melakukan kejahatan siber. Foto: Shutter Stock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi hacker yang melakukan kejahatan siber. Foto: Shutter Stock
ADVERTISEMENT
Pihak berwenang Israel memeriksa kantor badan pengawasan NSO Group, sebagai buntut dari penyelidikan polemik spyware Pegasus. Pejabat dari Kementerian Pertahanan termasuk menteri Benny Gantz telah mendatangi kantor perusahaan di dekat Tel Aviv pada Rabu (28/7).
ADVERTISEMENT
Mengutip DW, pemeriksaan tersebut merupakan tanggapan serius dari tuduhan mata-mata seputar spyware pegasus yang dikembangkan oleh NSO Group. Spyware tersebut juga diduga digunakan untuk memata-matai Presiden Prancis Emmanuel Macron dan pejabat lainnya.
Menurut laporan The Guardian, Macron merupakan salah satu dari tokoh penting yang nomor teleponnya muncul di database bocornya 50.000 nomor korban. Macron diyakini telah menjadi satu dari sekian korban yang berpotensi dimata-matai oleh klien NSO.
Macron sebelumnya sudah berbicara dengan Perdana Menteri Israel, Naftali Bennett, minggu lalu untuk menekankan pentingnya "menyelidiki dengan benar" atas temuan ini. Perangkat lunak yang dijual oleh NSO itu sebelumnya ramai disebut dibuat untuk menargetkan aktivis hak asasi manusia, jurnalis, dan pengacara.
Namun belakangan NSO kemudian meluruskan tudingan tersebut. Dalam beberapa pernyataan menurut The Guardian, nomor telepon yang muncul di database yang bocor sama sekali tidak menunjukkan apakah itu jadi target Pegasus.
ADVERTISEMENT
“Daftar tersebut bukan daftar target atau target potensial Pegasus,” kata perusahaan itu. “Angka-angka dalam daftar tidak terkait dengan NSO Group dengan cara apa pun.”
Beberapa nomor pada daftar yang bocor itu juga bukan berarti bahwa nomor tersebut telah diretas atau berhasil diretas. Daftar tersebut diyakini hanya memberikan informasi tentang siapa saja yang diidentifikasi sebagai orang-orang penting oleh klien NSO.
Gantz mengatakan kepada menteri pertahanan Prancis, Florence Parly, pada hari Rabu bahwa Israel sedang menyelidiki masalah ini "dengan sangat serius," menurut sebuah pernyataan dari kementerian pertahanan Israel.

Apa itu Spyware Pegasus?

Kantor NSO group di Israel. Foto: JACK GUEZ/AFP
Spyware Pegasus dikembangkan oleh organisasi keamanan siber Israel, NSO Group, dan pertama kali disadari keberadaannya oleh publik pada 2018 lalu.
ADVERTISEMENT
Spyware pegasus dirancang oleh perusahaan NSO Group yang bermarkas di Israel. Spyware ini dijual kepada instansi termasuk pemerintah di seluruh dunia untuk menangkal kejahatan dan terorisme.
Spyware seperti Pegasus biasanya memanfaatkan kelemahan yang diketahui dan tidak diketahui dalam sistem operasi. Seperti ransomware, spyware bersembunyi di memori HP, sehingga mendeteksi keberadaannya menjadi sulit.
Di masa lalu, pegasus dapat di-install di ponsel Apple hingga Android secara diam-diam dan memungkinkan operator dalam mengekstrak pesan, foto dan email bahkan merekam panggilan yang dilakukan pengguna ponsel karena mampu membajak mikrofon dan kamera ponsel.
Pegasus milik NSO Group juga pernah dilaporkan sukses meretas ribuan unit ponsel canggih, iPhone 11 dan 12. Aksi pembobolan teknologi ponsel yang selama ini diklaim paling aman itu, dilakukan terhadap iPhone milik jurnalis, aktivis sipil, hingga kalangan politisi.
ADVERTISEMENT
Kasus peretasan itu diungkapkan organisasi HAM dan hak-hak sipil global, Amnesty International. Lembaga itu bekerja sama dengan Forbidden Stories, mengungkapkannya dalam laporan bertajuk 'Pegasus Project: Apple iPhones compromised by NSO spyware'.
"Analisis forensik kami telah menemukan bukti yang tak terbantahkan bahwa melalui serangan zero-click iMessage, spyware NSO telah berhasil menginfeksi model iPhone 11 dan iPhone 12. Ribuan iPhone berpotensi disusupi," kata Wakil Direktur Teknologi Amnesty International, Danna Ingleton, dikutip Rabu (21/7).