JK: Dana Riset Rendah karena Banyak Kebutuhan Nasional

19 Februari 2019 20:28 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Wakil Presiden Jusuf Kalla saat pertemuan dengan masyarakat Indonesia di Kedubes Belgia Foto: Dok, Jeri Setwapres
zoom-in-whitePerbesar
Wakil Presiden Jusuf Kalla saat pertemuan dengan masyarakat Indonesia di Kedubes Belgia Foto: Dok, Jeri Setwapres
ADVERTISEMENT
Wakil Presiden RI Jusuf Kalla (JK) menanggapi kritik salah satu pendiri dan CEO Bukalapak mengenai dana riset dan pengembangan (research and development/R&D). JK tak memungkiri bahwa dana riset yang diberikan pemerintah jauh lebih sedikit dibandingkan dengan negara tetangga.
ADVERTISEMENT
JK mengatakan, alasan rendahnya anggaran R&D di Indonesia dikarenakan kebutuhan nasional yang begitu banyak. Salah satu yang bisa dilakukan ialah fokus pada apa yang dibutuhkan negara.
"Benar, bahwa dari segi perbandingan, mungkin kita memang lebih rendah, karena begitu banyak kebutuhan nasional kita," kata JK di kantor Wakil Presiden, Jakarta, Selasa (19/2).
Kicauan CEO dan pendiri Bukalapak, Achmad Zaky, di Twitter yang telah dihapus. Foto: Twitter
Sebelumnya, Zaky mengatakan di Twitter bahwa anggaran R&D Indonesia pada tahun 2016 disebutkan 2 miliar dolar AS atau setara Rp 28 triliun itu terlalu kecil. Meski dibilang rendah, JK mengungkap anggaran R&D tidak tertutup hanya pada teknologi, tetapi juga pendidikan, kementerian, dan lembaga nasional.
"Sebenarnya yang dibutuhkan ialah fokus. Sekarang ini terlalu terbagi macam-macam, semua merasa penting. Tapi mungkin kita bicara, katakanlah fokus tentang riset, tentang pangan. Nanti saya akan bicarakan lagi itu," tambahnya.
ADVERTISEMENT
JK juga mengaitkan kritik Zaky dengan bagaimana platform media sosial seperti Facebook, saat belum seperti sekarang ini. Menurutnya, pengembangan perusahaan IT memang dimulai dari kecil. Apabila dibutuhkan kerja sama, anggaran R&D pun tidak perlu terlalu besar namun akan disesuaikan dengan kebutuhan.
"Kan tidak perlu dari nol, sudah ada penemuan-penemuan, tinggal digabung, diaplikasikannya bagaiamana. Jangan semua tergantung dari biaya tapi tergantung dari kemauan dan fokusnya," ucap JK.
Dua pendiri Bukalapak, Fajrin Rasyid dan Achmad Zaky, bersama Presiden Jokowi. Foto: Dok. Bukalapak
Presiden Joko Widodo juga telah menggelar pertemuan dengan Zaky pada Sabtu (16/2) lalu, untuk membahas anggaran yang dinilainya terlalu kecil tersebut. Zaky dalam pertemuan tersebut menyampaikan permohonan maaf dan meluruskan pernyatannya.
Dalam pertemuannya dengan Zaky, Jokowi mengungkap dana riset yang digelontorkan Indonesia, yaitu sebesar Rp 26 triliun, yang antara lain tersebar di kementerian serta lembaga. Dana ini diharapkan bakal berkembang di masa depan.
ADVERTISEMENT