JK: Dana Riset Rendah karena Banyak Kebutuhan Nasional
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
"Benar, bahwa dari segi perbandingan, mungkin kita memang lebih rendah, karena begitu banyak kebutuhan nasional kita," kata JK di kantor Wakil Presiden, Jakarta, Selasa (19/2).
Sebelumnya, Zaky mengatakan di Twitter bahwa anggaran R&D Indonesia pada tahun 2016 disebutkan 2 miliar dolar AS atau setara Rp 28 triliun itu terlalu kecil. Meski dibilang rendah, JK mengungkap anggaran R&D tidak tertutup hanya pada teknologi, tetapi juga pendidikan, kementerian, dan lembaga nasional.
"Sebenarnya yang dibutuhkan ialah fokus. Sekarang ini terlalu terbagi macam-macam, semua merasa penting. Tapi mungkin kita bicara, katakanlah fokus tentang riset, tentang pangan. Nanti saya akan bicarakan lagi itu," tambahnya.
ADVERTISEMENT
JK juga mengaitkan kritik Zaky dengan bagaimana platform media sosial seperti Facebook, saat belum seperti sekarang ini. Menurutnya, pengembangan perusahaan IT memang dimulai dari kecil. Apabila dibutuhkan kerja sama, anggaran R&D pun tidak perlu terlalu besar namun akan disesuaikan dengan kebutuhan.
"Kan tidak perlu dari nol, sudah ada penemuan-penemuan, tinggal digabung, diaplikasikannya bagaiamana. Jangan semua tergantung dari biaya tapi tergantung dari kemauan dan fokusnya," ucap JK.
Presiden Joko Widodo juga telah menggelar pertemuan dengan Zaky pada Sabtu (16/2) lalu, untuk membahas anggaran yang dinilainya terlalu kecil tersebut. Zaky dalam pertemuan tersebut menyampaikan permohonan maaf dan meluruskan pernyatannya.
Dalam pertemuannya dengan Zaky, Jokowi mengungkap dana riset yang digelontorkan Indonesia, yaitu sebesar Rp 26 triliun, yang antara lain tersebar di kementerian serta lembaga. Dana ini diharapkan bakal berkembang di masa depan.
ADVERTISEMENT