Jokowi: Indonesia Kini Punya 2.193 Startup, Tapi Itu Belum Cukup

27 Februari 2020 16:17 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Presiden Joko Widodo memberikan sambutan saat menghadiri acara DevCon Digital Economy Summit 2020 di Jakarta, Kamis (27/2). Foto: Fanny Kusumawardhani/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Presiden Joko Widodo memberikan sambutan saat menghadiri acara DevCon Digital Economy Summit 2020 di Jakarta, Kamis (27/2). Foto: Fanny Kusumawardhani/kumparan
ADVERTISEMENT
Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengungkap bahwa dirinya belum puas dengan pencapaian ekonomi digital Indonesia saat ini. Menurutnya, Indonesia bisa menjadi pemimpin ekonomi digital di dunia karena memiliki potensi yang besar.
ADVERTISEMENT
Menurut Jokowi, Indonesia tercatat memiliki ekosistem startup teraktif di Asia Tenggara. Dia juga menyebut bahwa ekonomi digital Indonesia saat ini berada di peringkat ke-5 di dunia setelah Amerika Serikat, India, Inggris, dan Kanada.
Salah satu faktor yang mendukung ini adalah penetrasi internet yang telah mencapai angka 65 persen di Indonesia. Jokowi mengungkapkan, jumlah pengguna internet di Indonesia per 2018 ada 171 juta dari total populasi 267 juta jiwa.
"Indonesia tercatat memiliki ekosistem startup teraktif di Asia Tenggara, nomor 5 dunia setelah AS, India, Inggris, dan Kanada. Kita nomor 5. ini supaya dimengerti betul, kita nomor 5. Dan kita memiliki 2.193 startup, ada satu decacorn, 4 unicorn, yang salah satunya saya jadikan menteri founder-nya (Mendikbud Nadiem Makarim, founder Gojek)," kata Jokowi, dalam acara Digital Economy Summit 2020 yang diselenggarakan di Jakarta, Kamis (27/2)
ADVERTISEMENT
"Tapi itu belum cukup. Indonesia masih memiliki potensi pasar besar ," tegasnya.
Presiden Joko Widodo memberikan sambutan saat menghadiri acara DevCon Digital Economy Summit 2020 di Jakarta, Kamis (27/2). Foto: Fanny Kusumawardhani/kumparan
Pasar ekonomi digital Indonesia memang punya potensi yang besar. Menurut riset yang dilakukan Google, Temasek, dan Bain pada 2019 lalu, Indonesia menjadi negara dengan pertumbuhan nilai ekonomi digital terbesar di Asia Tenggara.
Nilai ekonomi digital Indonesia pada 2019 lalu punya nilai 40 miliar dolar AS (sekitar Rp 566 triliun), menurut riset tersebut. Valuasi ekonomi digital Indonesia pun diperkirakan bakal terus naik dalam enam tahun ke depan. Menurut riset Google, nilai ekonomi digital Indonesia disebut bakal mencapai 133 miliar dolar AS, atau sekitar Rp 1.882 triliun, pada 2025 mendatang.
Presiden Joko Widodo memberikan sambutan saat menghadiri acara DevCon Digital Economy Summit 2020 di Jakarta, Kamis (27/2). Foto: Fanny Kusumawardhani/kumparan
Meski tak puas, Jokowi menyebut bahwa Indonesia punya fondasi yang kuat untuk menjadikan ekonomi digital lebih baik lagi. Untuk itu, dia berjanji agar menyediakan ekosistem ekonomi digital yang lebih baik lagi ke depannya. Tujuannya adalah agar dapat membuka lapangan pekerjaan yang lebih banyak, meningkatkan ekspor dan devisa, hingga menutup defisit neraca perdagangan negara.
ADVERTISEMENT
"Saya melihat semakin banyak inisiatif startup, dan cukup banyak inisiatif kewirausahaan kita, bisnis kita. Kewirausahaan sosial berbasis digital. Ini kekuatan yang harus kita himpun, selain tingkatkan kuantitas dan skala," kata Jokowi.
"Pemerintah akan terus bekerja keras perbaiki ekosistem digital, permudah regulasi dan birokrasi yang kondusif," pungkasnya.