Jumlah Aplikasi Penguntit di Android Naik 3 Kali Lipat pada 2019

12 Oktober 2019 15:29 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi aplikasi di smartphone. Foto: Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi aplikasi di smartphone. Foto: Shutterstock
ADVERTISEMENT
Kehadiran aplikasi Android yang mengandung stalkerware atau program yang menguntit gerak-gerik pengguna di smartphone semakin marak. Berdasarkan pantauan perusahaan keamanan siber, Kaspersky Lab, jumlah aplikasi stalkerware di 2019 ini meningkat hingga tiga kali lipat dibanding tahun lalu.
ADVERTISEMENT
Kaspersky mencatat, ada peningkatan hingga 373 persen selama delapan bulan pertama di 2019. Perusahaan juga melaporkan ada 37.532 pengguna yang setidaknya satu kali terkena aplikasi penguntit tersebut, meningkat 35 persen dibanding tahun 2018.
Stalkerware ini umumnya berfungsi untuk memantau lokasi, panggilan telepon, hingga isi pesan seseorang. Tentu aplikasi ini sangat berbahaya karena mengancam privasi pengguna.
Mirip dengan spyware, program ini juga bisa menyelinap ke dalam smartphone Android orang lain untuk mencuri data sensitif. Biasanya, aplikasi seperti ini digunakan oleh orang tua yang ingin mengontrol penggunaan gadget anaknya atau seseorang yang ingin menguntit kekasihnya.
Perbandingan jumlah pengguna Android yang menjadi target stalkerware pada 2018 dan 2019. Foto: Kaspersky
Kaspersky menyebut aplikasi sejenis ini memiliki pertumbuhan yang cepat di wilayah Rusia, India, Brasil dan Jerman. Bahkan di negara Jerman, Italia dan Inggris, aplikasi seperti ini sudah menjamur dan sangat mudah ditemukan.
ADVERTISEMENT
“Aplikasi stalker ini dijual secara terbuka dan sering digunakan untuk memata-matai kolega, anggota keluarga atau mitra, atau orang yang disukai,” kata ilmuwan Kaspersky, seperti dilansir The Next Web.
Biasanya pengguna hanya perlu membayar 7 dolar AS atau sekitar Rp 100 ribuan untuk berlanggan selama sebulan. Jika sudah langganan, maka aplikasi akan terus menerus mengambil informasi kepada pengguna soal aktivitas target dengan smartphone-nya.
“Aplikasi akan dengan sembunyi-sembunyi memberikan informasi tentang aktivitas perangkat seperti lokasi, riwayat browser, pesan teks, obrolan media sosial, dan banyak lagi. Beberapa dari mereka bahkan dapat membuat rekaman video dan suara,” jelasnya.
Sebaran korban stalkerware di berbagai wilayah. Foto: Kaspersky
Secara keseluruhan, Kaspersky menemukan 528.223 kasus seseorang menggunakan aplikasi semacam ini untuk melakukan upaya penguntitan seseorang tanpa persetujuan target.
ADVERTISEMENT
Stalkerware membutuhkan vektor untuk masuk menyusup ke dalam perangkat. Mayoritas cara ini dilakukan dengan menginstal aplikasi di smartphone atau tablet Android target. Di sisi lain, cara ini juga bisa digunakan dengan cara mengirimkan email phishing berisi tautan, yang ketika diklik link itu akan mengunduh semua informasi pengguna secara diam-diam.