Karyawan Yahudi Google Desak CEO Dukung Palestina di Tengah Konflik Israel

21 Mei 2021 8:38 WIB
comment
6
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi kantor google Foto: Reuters/Baz Ratner
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi kantor google Foto: Reuters/Baz Ratner
ADVERTISEMENT
Sekelompok karyawan Yahudi yang kerja di perusahaan teknologi raksasa Google mendesak pemimpinnya untuk mendukung warga Palestina di Gaza yang kini tengah digempur Israel dalam perang berkepanjangan.
ADVERTISEMENT
Hingga saat ini, setidaknya lebih dari 200 orang warga Palestina dinyatakan meninggal dunia dalam peperangan tersebut, termasuk puluhan anak-anak. Sementara di pihak Israel, 7 orang yang dilaporkan tewas pasca-serangan roket Hamas menembus pertahanan Iron Dome di Tel Aviv, Israel.
Dalam surat yang beredar di internal perusahaan, karyawan Google mendesak CEO, Sundar Pichai, untuk mengeluarkan pernyataan bahwa pihaknya mengutuk serangan Israel ke Palestina, termasuk pengakuan atas kerugian dan kekerasan yang dilakukan militer Israel terhadap warga Palestina.
“Warga Palestina sangat terpengaruh oleh kekerasan kolonial militer yang terjadi di wilayah tersebut,” bunyi surat tersebut.
Gedung media di Jalur Gaza Palestina diserang Bom Israel. Foto: AFP/Mahmud Hams
Para karyawan juga meminta agar bos mereka memerhatikan permintaan dan suara pegawai Google Palestina, termasuk menghentikan kontrak bisnis dengan perusahaan yang mendukung pelanggaran Israel atas hak asasi manusia di Palestina.
ADVERTISEMENT
Adapun surat berisi 250 tanda tangan, baik dari karyawan Yahudi maupun aliansi pegawai Google lainnya. Surat tersebut pertama kali dilaporkan oleh The Verge.
Permintaan itu dibuat oleh Diaspora Yahudi di grup sumber daya karyawan (employee resource group/ERG). Diaspora Yahudi adalah sebuah grup baru yang dibentuk tahun lalu sebagai tanggapan dari grup karyawan Google Jewglers yang dituduh pro Zionis Yahudi.
“Kami terpaksa membentuk grup kami sendiri karena fakta bahwa kami benar-benar tidak diizinkan untuk mengekspresikan sudut pandang kami di ERG,” kata seorang manajer pemasaran produk dalam grup kepada The Verge.
Seorang anak laki-laki Palestina menarik gerobak yang membawa saudara laki-lakinya saat mereka melarikan diri, di Jalur Gaza utara, Jumat (14/5). Foto: Mohammed Salem/REUTERS
Surat itu juga meminta para petinggi Google untuk mendukung dan melindungi kebebasan berpendapat, menekankan bahwa kritik terhadap Israel jangan pandang antisemit, suatu sikap permusuhan atau prasangka terhadap kaum Yahudi dalam bentuk-bentuk tindakan penganiayaan atau penyiksaan terhadap agama, etnik, maupun kelompok ras, mulai dari kebencian terhadap individu hingga lembaga.
ADVERTISEMENT
"Kami meminta pimpinan Google untuk menolak definisi antisemitisme yang menyatakan bahwa kritik terhadap Israel atau Zionisme adalah antisemit," bunyi surat itu sebagaimana dikutip middleeasteye.
"Anti-Zionisme bukanlah antisemitisme dan konflik ini merugikan pengejaran keadilan bagi Palestina dan Yahudi dengan membatasi kebebasan berekspresi dan mengalihkan dari tindakan antisemitisme yang nyata."