Kemendagri soal Isu Hacker Curi Data KPU: Tak Ada Kebocoran Data di Dukcapil

22 Mei 2020 15:55 WIB
comment
4
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Dirjen Dukcapil, Zudan Arif Fakrulloh. Foto: Fadjar Hadi/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Dirjen Dukcapil, Zudan Arif Fakrulloh. Foto: Fadjar Hadi/kumparan
ADVERTISEMENT
2,3 juta data Daftar Pemilih Tetap (DPT) Pemilu 2014 dikabarkan bocor dan tersebar di situs Raid Forums. Walau hacker sudah klaim mengambil data tersebut dari situs Komisi Pemilihan Umum (KPU), ada dugaan kebocoran data ini berasal dari Direktorat Jenderal Kependudukan dan Pencatatan Sipil (Dukcapil) Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri).
ADVERTISEMENT
Dirjen Dukcapil Kemendagri Zudan Arif Fakhrulloh menjelaskan, kebocoran data DPT Pemilu 2014 itu, bukan berasal dari server e-KTP. Ia mengklaim saat ini server e-KTP dalam kondisi aman.
"Perlu juga saya sampaikan bahwa tidak ada kebocoran data dari Dukcapil. Kami sudah memeriksa data centre, log dan traffic-nya. Alhamdulillah semua tidak ada masalah," kata Zudan dalam keterangan yang diterima kumparan, Jumat (22/5).
Ilustrasi e-KTP. Foto: ANTARA FOTO/Didik Suhartono
Lebih lanjut Zudan mengatakan, masyarakat tida perlu khawatir dengan data e-KTP yang berada di server Kemendagri. Teknologi jaringan yang digunakan oleh server e-KTP bersifat tertutup dan tidak terbuka untuk umum.
"Masyarakat tidak perlu khawatir, Dukcapil Kemendagri tidak ada kebocoran data. Dari log dan traffic nya tidak ada indikasi yang mencurigakan. Insya allah aman," ungkapnya.
ADVERTISEMENT
Dalam proses mengelolaan data Pemilu, Zudan mengungkap Dukcapil tetap meminta KPU berkomitmen mengelola data dengan menjaga kerahasiaan data pribadi. Data-data seperti seperti NIK (Nomor Identitas Kependudukan) dan KK (Kartu Keluarga) bersifat rahasia dan tidak boleh disalahgunakan.
"Itulah mengapa Dukcapil Kemdagri setelah pemilu 2014 meminta kepada KPU agar NIK dan No KK diganti dengan tanda bintang. NIK dan NO KK tidak perlu ditampakkan agar tidak disalahgunakan untuk pendaftaran kartu prabayar dan untuk membuat KTP el palsu," terangnya.
Lembar Daftar Pemilih Tetap Pemilu 2014 dilaporkan telah dicuri oleh hacker. Foto: Under the Breach via Twitter
Smentara itu, Chairman CISSReC, Pratama Persadha melihat ada kemungkinan data yang disebar memang sebelumnya sudah ada di publik. Karena data pemilu 2014 sudah lama tersebar di forum internet.
"Seluruh data DPT ternyata juga di share ke beberapa stakeholder KPU. Tetapi kalau melihat isi folder DPT DIY yang ikut dipublish, sepertinya ada kemungkinan memang hacker bisa masuk ke sistem IT KPU atau sistem IT stakeholder KPU yang juga memiliki data ini," bebernya.
ADVERTISEMENT
Pratama menilai peristiwa ini juga membuat pengamanan sistem IT KPU dipertanyakan. Apalagi 2020 ada agenda pilkada, jangan sampai ini menjadi isu tersendiri bagi KPU.
Sebelumnya, Komisioner KPU Viryan Aziz membenarkan data yang dibagikan hacker tersebut adalah DPT Pemilu 2014 dalam format PDF. Namun, data tersebut sebenarnya bersifat terbuka untuk memenuhi kebutuhan publik dan sudah sesuai regulasi.
"Data tersebut adalah softfile DPT Pemilu 2014. Softfile data KPU tsb (format .PDF) dikeluarkan sesuai regulasi dan untuk memenuhi kebutuhan publik bersifat terbuka," jelasnya.
2,3 juta DPT yang dibagikan di Raid Forums, berisi data mengenai Nama Lengkap, NIK, KK, Tempat & Tanggal Lahir, Umur, Jenis Kelamin, Status perkawinan, dan Alamat Lengkap.
(Simak panduan lengkap corona di Pusat Informasi Corona)
ADVERTISEMENT
***
Yuk! bantu donasi atasi dampak corona.