Ilustrasi tiang-tiang BTS dekat pemukiman

Kerja Keras Teknisi Tri Pastikan Internet 4,5G Tetap Lancar Selama WFH

18 Mei 2020 16:48 WIB
comment
7
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi tiang-tiang BTS dekat pemukiman. Foto: Aditia Noviansyah/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi tiang-tiang BTS dekat pemukiman. Foto: Aditia Noviansyah/kumparan
Selama menghadapi wabah virus corona, mayoritas masyarakat diminta untuk tetap berada di rumah dan mengurangi aktivitas di luar ruangan. Segala kegiatan seperti bekerja, belajar, dan ibadah, diimbau untuk dilakukan di rumah demi mencegah penularan.
Semua aktivitas itu ujungnya bergantung pada internet. Otomatis, kamu akan menggantungkan kebahagiaanmu pada jaringan internet di wilayahmu. Bisa dibayangkan apa yang terjadi pada hidupmu kalau jaringan internet lemot atau ada gangguan sampai mati total?
Kalau sudah begini, langkah berikutnya yang mungkin kamu lakukan adalah, buka aplikasi Twitter, menulis twit berisi keluhan kepada provider seluler, dan meminta perusahaan untuk memperbaiki jaringan mereka supaya kamu bisa mendapatkan kehidupan indahmu kembali.
Seketika kamu mengeluhkan hal tersebut, perusahaan akan langsung mengirimkan teknisinya untuk memperbaiki jaringan di wilayahmu. Seperti yang dilakukan para teknisi operator seluler Tri yang selalu siap siaga melayani dan menanggulangi masalah jaringan di lapangan sehingga kamu bisa kembali menikmati hari-harimu.
Perusahaan telekomunikasi Hutchison Tri. Foto: Astrid Rahadiani Putri/kumparan
Direktur Utama PT Hutchison 3 Indonesia, Danny Buldansyah, bercerita bahwa selama masa physical distancing diberlakukan, pasti ada saja gangguan teknis yang terjadi di lapangan. Tetapi untuk di masa pandemi ini, Tri berupaya keras untuk meminimalkan gangguan agar para pengguna bisa beraktivitas dengan nyaman mengandalkan akses internet.
Tantangan di masa pandemi makin besar bagi para engineer atau teknisi di Tri, yang terpaksa harus dibatasi pergerakannya. Oleh karenanya, Tri sangat memaksimalkan teknologi pemantauan yang ada di NOC (Network Operation Center) alias pusat operasi jaringan untuk mengetahui kondisi jaringan Tri di seluruh dunia. NOC ini beroperasi 24/7 non-stop.
Di tengah keharusan untuk menjaga stabilitas jaringan, Tri juga menerapkan sistem kerja shift yang dibagi menjadi tiga penetapan waktu. Hal itu dilakukan untuk memastikan ada teknisi yang stand by selama 24/7.
Sementara masa pandemi, Tri membuat kebijakan baru cara kerja para teknisinya. Biasanya, teknisi diwajibkan untuk berkumpul di POS (Point of Service) yang ada di berbagai wilayah di Indonesia, untuk stand by. Ketika ada keluhan yang mengharuskan mereka untuk ke lapangan, mereka akan berangkat dari POS. Namun saat muncul imbauan physical distancing, para teknisi tidak lagi diwajibkan ke POS. Mereka diminta stand by di tempat tinggal masing-masing dan turun ke lapangan jika NOC mendeteksi kendala jaringan di lapangan.
Danny Buldansyah, Vice President Hutchison Tri. Foto: Astrid Rahadiani Putri/kumparan
Untuk mendukung kinerja para teknisi, Tri telah menyiapkan peralatan lengkap yang bisa dibawa pulang oleh para teknisi untuk berjaga-jaga jika ada kendala.
“Pasti ada (masalah jaringan) beberapa kejadian yang memang kita harus menurunkan para teknisi ke lapangan. Misalnya kabel fiber optic putus harus dilakukan penyambungan di lapangan. Misalnya di tower BTS (Base Traceiver Station) ada yang rusak, di sekring-sekringnya itu kan kalau turun harus ada yang ke lapangan. Ini yang biasanya terjadi dan mengharuskan para teknisi ke lapangan,” cerita Danny kepada kumparan, Jumat (15/5).
Para teknisi ini dilengkapi dengan peralatan yang mendukung protokol kesehatan mencegah COVID-10. Mereka diwajibkan memakai masker, berganti pakaian, membawa air, sabun, dan hand sanitizer.
Selain menyediakan protokol pencegahan penularan, Tri juga menyediakan antisipasi penanganan penularan para karyawan teknisinya. Jika ada karyawan teknisi tertular, Tri akan membantu karyawan untuk mendapatkan perawatan kesehatan.
“Kalau terjadi (kasus penularan), tentu kami punya protokol kesehatan yang sudah di-brief. Yang pertama kita harus ke RS rujukan mana yang akan kita tuju. Kita akan memberikan fasilitas apakah itu penyediaan ambulans atau lain-lain. Sejauh ini enggak ada (kasus penularan pada karyawan Tri), sejauh bagaimana mereka bisa mendapatkan treatment kesehatan yang terbaik,” jelasnya.
Secara keseluruhan, perusahaan Tri menerapkan sistem kerja WFH untuk sebagian besar karyawannya. Sementara hanya ada beberapa karyawan yang diharuskan ke kantor jika diperlukan, seperti karyawan keuangan dan teknisi.
Sebagai perusahaan telekomunikasi dan teknologi, Tri masuk dalam daftar perusahaan yang diizinkan tetap beroperasi normal saat PSBB. 11 sektor itu antara lain adalah kesehatan, bahan pangan/makanan/minuman, energi, komunikasi dan teknologi informatika, keuangan, logistik, perhotelan, konstruksi, industri strategis, pelayanan dasar, dan pemenuhan kebutuhan sehari-hari.
Tri saat ini memiliki 32 juta pelanggan di seluruh Indonesia dengan lalu lintas data lebih dari 10.000 TB per hari. Layanan mereka mencakup 300 kabupaten, 3.000 kecamatan, dan lebih dari 33.000 desa di seluruh Indonesia.
Selama masa pandemi corona, Tri menerangkan lalu lintas data melonjak hingga berkali-kali lipat dibanding hari biasanya. Lonjakan terlihat pada layanan video conference yang kini dimanfaatkan karyawan untuk rapat virtual, dan dipakai oleh siswa/siswi untuk belajar online. Traffic internet untuk penggunaan video conference sendiri mencapai 700 persen.
Tri juga mencatat lalu lintas layanan streaming film melonjak hingga 193 persen dan gaming sebanyak 59 persen.
Artikel ini merupakan bentuk kerja sama dengan Tri Indonesia.
Sedang memuat...0 Konten
Sedang memuat...0 Konten
Sedang memuat...0 Konten
Sedang memuat...0 Konten
Sedang memuat...0 Konten