news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

Kisah Ahli Pijat Tunanetra yang Hidupi Keluarga Lewat GO-MASSAGE

24 Januari 2018 7:23 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Erdi Hardian, talent Go-Massage (Foto: Intan Alfitry Novian/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Erdi Hardian, talent Go-Massage (Foto: Intan Alfitry Novian/kumparan)
ADVERTISEMENT
Erdi Hardian, harus mengalami keterbatasan dalam menjalani kegiatan sehari-harinya sejak kecil. Ia mulai memakai kacamata silinder sejak kelas 2 SD, yang lama kelamaan masalah matanya bertambah pada usia 7 tahun dan dinyatakan sebagai tunanetra.
ADVERTISEMENT
Sejak saat itu, penglihatannya terganggu. Ia masih bisa melihat, tapi samar-samar dan tidak begitu jelas. Hal ini awalnya mengganggu kesehariannya, tapi lama kelamaan Erdi terbiasa dan tidak mengeluhkan kondisinya.
"Waktu bayi saya pernah panas tinggi, step. Saya rasa karena itu saya mengalami masalah penglihatan," ujar Erdi, saat diwawancarai kumparan (kumparan.com).
Di balik keterbatasannya, Erdi punya keahlian yang mampu menghidupi kehidupan sehari-harinya, termasuk keluarganya, yaitu sebagai ahli pijat. Oleh karena itu, ia bergabung sebagai talent GO-MASSAGE dari GO-JEK, yang menyediakan layanan pijat online.
Pelanggan cukup memesan GO-MASSAGE di aplikasi Go-Jek dengan memasukkan lokasi, kemudian terapis profesional akan datang ke lokasi tersebut.
Erdi bercerita, ia pertama kali mengawali karir sebagai talent GO-MASSAGE pada tahun 2015. Ia masih ingat betul ketika ditanya kapan pertama kalinya ia melayani pelanggan GO-MASSAGE.
ADVERTISEMENT
"Saya pertama kali menerima order itu bulan November 2015. Sebelumnya, sudah 11 tahun saya menjalankan jasa serupa (sebagai ahli pijat)," ungkap Erdi.
Erdi Hardian, talent Go-Massage (Foto: Intan Alfitry Novian/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Erdi Hardian, talent Go-Massage (Foto: Intan Alfitry Novian/kumparan)
Menghidupi Keluarga Lewat GO-MASSAGE
Lewat pekerjaannya sebagai talent GO-MASSAGE, Erdi mampu menghidupi kebutuhan keluarganya sehari-hari. Ia menikah pada tahun 2004 dan dikaruniai tiga orang anak, terdiri dari dua putra dan satu putri. Sementara istrinya tidak bekerja alias menjadi ibu rumah tangga.
Dengan masalah penglihatan yang ia alami, bagaimana Erdi menerima order dari pelanggan? Ternyata, Erdi mengaktifkan notifikasi melalui suara untuk mengatasi masalah itu. Selebihnya, Erdi mengaku masih bisa menerima order secara normal karena ia masih bisa melihat aplikasi meski samar-samar.
Kebutuhan sehari-hari berhasil ia penuhi lewat profesinya sebagai ahli pijat. Apalagi, setelah bergabung dengan GO-MASSAGE, finansialnya pun menjadi lebih baik. Namun, ia enggan menyebutkan angka pendapatannya sehari-hari dari GO-MASSAGE.
ADVERTISEMENT
"Keuntungan sebagai talent GO-MASSAGE itu secara finansial jauh lebih maju dibanding sebelumnya. Selain itu fleksibel juga. Kalau di GO-MASSAGE kan' jam kerjanya kita bebas menentukan. Kalau kita lagi mood kejar order, kalau lagi kurang mood kita istirahat saja bareng keluarga. Dibandingkan kerja sebelumnya harus standby di satu tempat dari jam sekian ke jam sekian. Kalau di GO-MASSAGE kan kita bisa kemana saja," jelas Erdi.
Erdi Hardian, talent Go-Massage (Foto: Intan Alfitry Novian/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Erdi Hardian, talent Go-Massage (Foto: Intan Alfitry Novian/kumparan)
Setiap harinya, Erdi mengaku rata-rata per harinya ia bisa menerima order sebanyak empat kali.
"Sukanya menjadi talent GO-MASSAGE, tidak bete bisa jalan-jalan. Tapi, jalan-jalannya juga menghasilkan. Dukanya mungkin kalau sudah dapat order kemudian di-cancel di tengah jalan," lanjutnya.
Kisah Unik saat Melayani Pelanggan
Dari sekian banyak pesanan, ada kisah unik tapi mengerikan bagi Erdi saat melayani pelanggan. Erdi mengaku paling takut ketika ia harus melayani pelanggan yang menurutnya gay. Ini dikarenakan, ia mengaku digoda dan ada yang tak lazim yang dilakukan pelanggannya itu.
ADVERTISEMENT
"Salah satunya yang menakutkan adalah kalau kita dapat customer yang gay. Jadi, tidak sebagaimana mestinya. Waktu dipijat itu kan minimal harus pakai dalaman, nah ini dia tidak pakai dalaman. Lalu, digodain juga. Itu aja sih anehnya," kenang Erdi.
Erdi Hardian, talent Go-Massage (Foto: Intan Alfitry Novian/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Erdi Hardian, talent Go-Massage (Foto: Intan Alfitry Novian/kumparan)
Pastinya pemesan GO-MASSAGE tidak seramai layanan transportasi online yang bisa sepanjang hari. Erdi mengaku jam paling ramai pemesan GO-MASSAGE adalah sore ke malam, ketika jam pulang kerja. Selain itu, libur akhir pekan juga Erdi mengatakan ramai pesanan GO-MASSAGE.
Ke depannya, Erdi tidak memiliki tujuan hidup yang muluk-muluk. Ia hanya ingin bekerja sebaik mungkin, terutama untuk keluarganya. Kebutuhan keluarga menjadi fokus utamanya saat ini dalam menjalani pekerjaannya.
"Tujuan hidup saya untuk bekerja sebaik mungkin untuk mencukupi keluarga. Pokoknya berbuat terbaik untuk keluarga," tegas Erdi.
ADVERTISEMENT