Imam Asyari Lazada

Kisah Ali Bangga Jualan Online Aksesori Motor dan Sukses di E-commerce

26 Maret 2020 19:00 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Imam Asyari (Ali), pedagang online aksesori motor.
zoom-in-whitePerbesar
Imam Asyari (Ali), pedagang online aksesori motor.
Tiada sesuatu yang instan dalam berdagang online. Seseorang bisa jadi merugi ketika awal dagang, tapi hanya mereka yang punya komitmen kuat dan terus berinovasi yang akhirnya sukses jadi pedagang online. Itulah yang dilakukan oleh Imam Asyari asal Surabaya. Laki-laki berusia 30 tahun itu sempat jatuh bangun ketika memutuskan untuk mulai jualan online.
Ali, begitu dia disapa, bercerita bahwa ia mulai berdagang online sejak tahun 2016. Ketika itu dia baru belajar internet. Keinginan untuk memperbaiki nasib adalah dorongan utama Ali untuk merintis bisnis dan memilih saluran e-commerce.
Pada awalnya, Ali menjual barang-barang rumah tangga. Saat itu, dia mengerjakan semuanya sendirian, mulai dari menemukan ide produk yang ingin dijual, mencari vendor untuk stok barang, mendirikan dan mendesain toko, hingga memenuhi pesanan konsumen.
Dia sempat putus asa dengan berbagai hal yang ditemui kala itu. Dia sempat tidak yakin dengan pilihan produk yang dijual sendiri. Ditambah lagi dengan omset yang kian menurun dari hari ke hari lantaran sulit memperoleh pesanan. Itu sebenarnya adalah hal biasa yang kerap ditemukan wirausahawan ketika merintis bisnis. Ali juga menyadari hal itu. Maka dia maju terus, pantang mundur, Niat kuat jadi tekad.
Laki-laki yang sebelumnya bekerja menjadi kuli bangunan dan cleaning service itu pun beralih ide untuk menjual aksesori motor. Inovasi itu kemudian mengantarkannya kepada kesuksesan. Sampai saat ini, toko online yang ia dirikan bernama JELAZADA itu telah memperkerjakan 20 orang.
“Dulu, setiap ada customer yang tanya ketersediaan produk saya waktu masih di toko offline, saya suka berkata ‘jelas ada’. Dari situ tercetus ide untuk menamakan toko saya JELAZADA,” ungkap Ali.
Produk-produk yang dijual di toko online-nya saat ini antara lain helm, jok sepeda motor khusus anak, dan sarung tangan. Sementara produk yang paling khas dan paling laris dari tokonya adalah helm motor yang dilapisi kulit sintetis. Tentu saja, helm ini sudah memenuhi standar keamanan berkendara.
Imam Asyari (Ali), pedagang online aksesori motor, bersama karyawannya.
Ali dan para karyawan mempertahankan penjualan online yang jadi sumber pembelian utama. Beberapa strategi marketing dia coba. Yang sukses dia teruskan. Yang kurang sukses bisa dieksekusi ulang di kemudian hari, atau benar-benar ditinggalkan. Semua cara dilakukan untuk meningkatkan penjualan. Ada juga usaha agar konsumen yang sudah pernah belanja mau berbelanja lagi di tempatnya.
Seiring meningkatnya penjualan, ia kemudian memiliki gudang khusus untuk menyimpan dan mengemas produk yang dipesan konsumen dari Lazada. Karena, pemesanan dan pembelian dari Lazada jumlahnya sangat besar. Dia mengaku, sebagian besar konsumennya berasal dari Jakarta, Bogor, Depok, dan Tangerang.

Tak hanya tekad kuat, tapi juga harus punya keinginan untuk belajar

Ali menjelaskan, tekad kuat tak cukup untuk membawa seseorang mencapai kesuksesan dalam berdagang online. Menurutnya, pedagang online mesti mau belajar hal-hal baru yang belum diketahuinya.
Untungnya, platform e-commerce tempat Ali berdagang menyediakan layanan pelatihan bagi para pedagang di dalamnya. Pelatihan ini diakui oleh Ali dapat membantu dirinya mengetahui bagaimana seharusnya cara berdagang online yang baik. Dari sini dia juga belajar strategi marketing yang tangguh.
Salah satu produk khas di toko online milik Imam Asyari (Ali) adalah helm motor yang dilapisi kulit sintetis.
“Saya coba terus untuk pelajari semua fitur yang disediakan dan bagaimana sistem di Lazada bekerja. Ada komunitas seller juga di daerah saya, jadi saya sesekali bisa belajar di sana,” kata Ali.
Menurut Ali pelatihan yang diberikan di Lazada University dapat membantu dirinya memahami fitur dan sistem Lazada. Ali sendiri mengaku paling suka dengan fitur IM Chat. Melalui fitur ini, dia dapat berkomunikasi secara langsung dengan konsumen dan menawarkan produk terbaru yang dimilikinya.
Tak hanya menyoal pengetahuan soal fitur, pelatihan tersebut juga membantu Ali untuk menerapkan strategi jitu dan melakukan riset produk. Materi-materi yang ia pelajari di antaranya adalah bagaimana para seller di Lazada dapat memaksimalkan campaign promo dari history traffic toko, hingga menganalisis tren penjualan toko melalui fitur Bisnis Analisa.
Sedang memuat...0 Konten
Sedang memuat...0 Konten
Sedang memuat...0 Konten
Sedang memuat...0 Konten
Sedang memuat...0 Konten