Untitled Image

Kisah Hendra: Pemuda Jember yang Sukses Budidaya Lobster Pakai Teknologi IoT

22 Juli 2022 14:00 WIB
·
waktu baca 4 menit
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi pembudidayaan lobster. Foto: Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi pembudidayaan lobster. Foto: Shutterstock
Seiring dengan kemajuan era digital, konsep Internet of Things (IoT) kian diterapkan dalam berbagai sektor kehidupan. Dengan IoT, instruksi pemrograman akan dihubungkan kepada perangkat yang digunakan. Tanpa perlu intervensi pengguna, segala hal dapat terkoneksi dengan internet secara otomatis.
Teknologi ini juga dapat menciptakan ragam inovasi dan layanan canggih secara terintegrasi dan efektif. Singkatnya, semakin banyak jenis koneksi yang diciptakan dengan IoT, semakin cepat pekerjaan yang bisa diselesaikan. Tak heran, sistem IoT diprediksi dapat merevolusi cara hidup dan mode produksi masyarakat dalam waktu dekat.
Pemerintah pun terus mendorong implementasi IoT di berbagai sektor industri, salah satunya perikanan. Saat menggunakan IoT, para nelayan bisa melakukan pekerjaannya dengan lebih efisien. Sebab, bahan bakar yang digunakan untuk melaut akan lebih hemat karena mereka bisa menemukan titik koordinat ikan lewat gadget dan aplikasi.
Sayangnya, implementasi IoT juga tidak semudah membalikkan telapak tangan. Gadget dan aplikasi memang memegang peran penting dalam teknologi ini, namun keduanya belum mampu menjawab tantangan bagaimana mengintegrasikan gadget dan software yang terfragmentasi serta beragam.
Bagi masyarakat pedesaan, tantangan ini akan muncul lebih besar lagi. Mereka seolah tak punya waktu untuk mempelajari seluk-beluk IoT, apalagi mengimplementasikannya.
Hal itu pula yang dirasakan Hendra, pemuda asal Jember yang mengembangkan budidaya lobster menggunakan teknologi IoT. Awalnya, hanya beberapa nelayan yang mau bekerja sama dengan Hendra dalam implementasi teknologi ini. Para nelayan berpikir, implementasi IoT tidak mampu meningkatkan produksi hewan tersebut.
Ilustrasi nelayan lobster. Foto: Shutterstock
Padahal, inovasi ini hadir karena keresahan Hendra melihat banyaknya nelayan yang kehilangan pekerjaan dari budidaya ikan kerapu di Situbondo. Harga ikan kerapu yang turun drastis membuat para nelayan harus menanggung dampaknya. Mereka kerap kesulitan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.
Di sisi lain, Situbondo menjadi daerah potensial dalam budidaya lobster. Dilansir laman Kementerian Kelautan dan Perikanan RI, satu induk lobster bisa menghasilkan 25-50 ribu naupliosoma atau anakan yang baru menetas. Dari jumlah tersebut, satu persennya bisa bertahan dan menjadi benih bening lobster. Dengan pemberian pakan yang tepat, tiap bulan benih tersebut dapat menghasilkan induk-induk lobster berkualitas.

LOBSTECH dan Efektivitas Budidaya Lobster

Melihat potensi lobster di Situbondo, Hendra mengajak rekannya untuk membuat sebuah kotak sensor berbasis Internet of Things (IOT) untuk mengontrol kualitas air. Kotak itu ditaruh di keramba, kemudian disambungkan ke aplikasi LOBSTECH di komputer milik Hendra.
Prinsipnya, LOBSTECH akan membudidayakan lobster dengan mengontrol kualitas, tingkat oksigen, serta keasaman air menjadi stabil. Nantinya, data akan dikumpulkan dalam sistem dan ditampilkan melalui aplikasi LOBSTECH. Petani dapat menganalisis data tersebut secara real time untuk mengambil langkah tertentu dalam budidaya lobster.
LOBSTECH menyediakan dashboard yang bisa mengontrol kegiatan budidaya lobster dari mana pun. Para nelayan dapat melihat pertumbuhan udang dan mengontrol kualitas air melalui dashboard ini.
Sejak mengaplikasikan LOBSTECH, produksi lobster nelayan meningkat. Foto: Shutterstock
Guna pengontrolan semakin mudah, Hendra menyematkan sistem alarm dalam dashboard. Lewat alarm tersebut, para nelayan akan mendapatkan notifikasi jika kotak sensor mengalami masalah atau memberikan pemberitahuan tertentu.
Selama dua tahun penelitian, implementasi IoT yang dikembangkan Hendra ternyata membuahkan hasil. LOBSTECH terbukti mampu meningkatkan produksi lobster hingga 80 persen dan menghemat biaya produksi lebih dari 70 persen dibandingkan cara konvensional. Masa budidaya lobster pun semakin pendek, dari 8 bulan hanya menjadi 5-6 bulan saja sekali panen.
Meski tergolong cepat panen, lobster yang dihasilkan berkualitas baik. Seekor lobster dengan berat 100 gram bisa didapat dalam waktu 1 bulan saja. Padahal sebelumnya, diperlukan waktu sekitar 8-10 bulan untuk mendapatkan lobster dengan berat yang sama.
Melihat keberhasilan tersebut, banyak nelayan yang tertarik untuk menjadi mitra LOBSTECH. Hendra tidak melepas nelayan begitu saja. Dengan budidaya lobster yang terintegrasi, ia dan timnya akan memberikan konsultasi serta kontrol kepada mitra sehingga mampu menghasilkan 3.600 ekor lobster per bulan.
Kini, Hendra sedang melakukan penjajakan dengan sebuah perusahaan Jerman untuk mengembangkan sensor yang tingkat akurasinya lebih tinggi. Ke depannya, Hendra ingin implementasi IoT kian dimaksimalkan oleh nelayan maupun pembudidayaan hewan laut lainnya.
Kerja keras Hendra dalam penerapan teknologi IoT mengantarkannya pada apresiasi SATU Indonesia Awards 2021. Gagasannya berhasil membuktikan bahwa IoT dapat diterapkan oleh sektor mana pun, asal masyarakat diberi pendampingan yang mumpuni.
Kontribusi membangun negeri yang Hendra lakukan tidak boleh berhenti sampai di sini. Seiring dengan semangat Sumpah Pemuda, PT Astra International Tbk kembali mempersembahkan 13th Semangat Astra Terpadu Untuk (SATU) Indonesia Awards 2022. Acara yang telah digelar sejak 2010 ini mengajak para pemuda Indonesia untuk menjadi kebanggaan bangsa melalui inovasi dan karya.
Pada tahun ini, apresiasi Astra akan diberikan kepada para anak bangsa atas setiap perjuangan mereka di bidang kesehatan, pendidikan, lingkungan, kewirausahaan, teknologi, serta satu kategori kelompok yang mewakili lima bidang tersebut. Tak hanya itu, Astra juga kembali memberikan tambahan kategori apresiasi khusus kepada pejuang tanpa pamrih di masa pandemi COVID-19.
Pendaftaran 13th SATU Indonesia Awards 2022 dilaksanakan hingga 9 Agustus 2022. Untuk syarat dan ketentuan peserta, silakan klik tautan ini. Tanpa perlu menunggu, segera daftarkan diri atau kelompokmu di sini.
Artikel ini merupakan bentuk kerja sama dengan SATU Indonesia Awards
Sedang memuat...0 Konten
Sedang memuat...0 Konten
Sedang memuat...0 Konten
Sedang memuat...0 Konten
Sedang memuat...0 Konten