KPU Tanggapi Data DPT Pemilu 2014 Bocor: Itu Data Terbuka Sesuai Regulasi

22 Mei 2020 8:58 WIB
comment
4
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Kendaraan melintas di dekat papan sosialisasi pemilu 2019. Foto: Antara/Rivan Awal Lingga
zoom-in-whitePerbesar
Kendaraan melintas di dekat papan sosialisasi pemilu 2019. Foto: Antara/Rivan Awal Lingga
ADVERTISEMENT
Komisi Pemilihan Umum (KPU) akhirnya buka suara soal beredarnya laporan data daftar pemilih tetap (DPT) Pemilu yang berhasil dibobol hacker dan dijual. Ada dugaan 2,3 juta data DPT yang bocor tersebut adalah data KPU untuk Pemilu 2014.
ADVERTISEMENT
Komisioner Komisi Pemilihan Umum (KPU) Viryan Aziz membenarkan data yang dibagikan hacker tersebut adalah Daftar Pemilih Tetap (DPT) Pemilu 2014 dalam format PDF. Namun, data tersebut sebenarnya bersifat terbuka untuk memenuhi kebutuhan publik dan sudah sesuai regulasi.
"Data tersebut adalah softfile DPT Pemilu 2014. Softfile data KPU tersebut (format .PDF) dikeluarkan sesuai regulasi dan untuk memenuhi kebutuhan publik bersifat terbuka," jelasnya dalam keterangan yang diterima kumparan, Jumat (22/5).
Komisioner KPU Viryan Aziz di Hotel Grand Mercure, Jakarta, Kamis (4/7). Foto: Efira Thanu/kumparan
Viryan juga mengatakan dalam penyelidikan tim KPU, gambar yang dibagikan juga memperlihatkan meta data tanggal 15 Nov 2013. Saat ini, KPU masih melakukan investigasi lebih dalam untuk mengantisipasi hal-hal lainnya.
"KPU RI sudah bekerja sejak tadi malam menelusuri berita tsb lebih lanjut, melakukan cek kondisi intenal (server data) dan berkoordinasi dengan pihak-pihak terkait," tambahnya.
ADVERTISEMENT
Menurut Viryan, klaim hacker yang memiliki 200 juta data DPT adalah tidak benar. Ia menegaskan bahwa jumlah DPT Pilpres 2014 tidak sampai 200 Juta, melainkan 190 Juta.
Temuan dugaan kebocoran data pemilih KPU pertama kali diinfokan oleh lembaga monitor pelanggaran data Underthebreach.com melalui akun Twitter-nya, @underthebreach, pada Kamis (21/5/) malam.
Dalam tweet-nya, @underthebreach bilang pembobol berhasil menjebol data pribadi sekitar 2,3 juta DPT di Indonesia. Hacker yang menggunakan username Arlinst itu mem-posting data pemilih KPU di Raid Forums, sebuah situs forum komunitas hacker untuk saling berbagi informasi.
"Sangat berguna bagi mereka yang ingin membuat nomor (ponsel) di Indonesia (Anda butuh nomor NIK dan KK untuk melakukan registrasi). Atau digunakan untuk menambang data nomor telepon dari Indonesia," kata penjual data tersebut, di sebuah posting yang dia buat.
ADVERTISEMENT
Pendiri komunitas Ethical Hacker Indonesia, Teguh Aprianto, membedah data yang baru dibagikan oleh hacker di Raid Forums, dan hasilnya itu adalah data kependudukan di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY).
"Untuk data penduduk yang bocor, yang baru dirilis adalah data 2.3 juta penduduk DIY (Daerah Istimewa Yogyakarta). Diantaranya adalah kota/kabupaten Bantul, Gunung Kidul, Kota, kulonprogo & Slema," tulis Teguh di akun Twitter pribadinya.
Data-data tersebut terdapat informasi mengenai nama lengkap, NIK (Nomor Induk Kependudukan), KK (Kartu Keluarga), tempat dan tanggal lahir, umur, jenis kelamin, status perkawinan, dan alamat lengkap penduduk.
2,3 juta data kependudukan tersebut tersedia dalam bentuk PDF yang sudah disortir berdasarkan TPS (Tempat Pemungutan Suara). Teguh memastikan data-data tersebut berasal dari KPU, namun tidak mengetahui apakah berasal dari KPU Daerah atau KPU Pusat.
ADVERTISEMENT
(Simak panduan lengkap corona di Pusat Informasi Corona)
***
Yuk! bantu donasi atasi dampak corona.