Lazada Singapura Akui Hacker Curi 1,1 Juta Akun Supermarket Online RedMart

31 Oktober 2020 14:05 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Layanan supermarket online RedMart diakuisisi Lazada di Singapura pada 2016. Foto: RedMart via Instagram
zoom-in-whitePerbesar
Layanan supermarket online RedMart diakuisisi Lazada di Singapura pada 2016. Foto: RedMart via Instagram
ADVERTISEMENT
Perusahaan e-commerce Lazada di Singapura mengatakan sebanyak 1,1 juta akun RedMart telah dicuri dan dijual secara online. RedMart sendiri adalah layanan supermarket online penyedia bahan makanan pokok yang diakuisisi Lazada pada 2016 dan kini layanan mereka bergabung di Lazada Singapura.
ADVERTISEMENT
Seseorang di situs forum online telah menjual data pribadi RedMart tersebut. Data yang dijual berupa nama, nomor telepon, hingga sebagian kartu kredit dari 1,1 juta akun pengguna RedMart.
Lazada menambahkan, informasi yang dicuri itu adalah data lama yang terakhir diperbarui pada Maret 2019.
"Tim keamanan siber kami menemukan seseorang yang mengaku memiliki basis data pelanggan RedMart yang diambil dari sistem lama RedMart yang tidak lagi digunakan oleh perusahaan," kata juru bicara Lazada Singapura.
Basis data RedMart yang dicuri ini, juga diklaim tidak ditautkan dengan basis data Lazada di manapun.
"Informasi khusus RedMart ini sudah kedaluwarsa lebih dari 18 bulan dan tidak ditautkan ke database Lazada mana pun. Informasi pengguna yang diakses secara ilegal itu termasuk nama, nomor telepon, alamat email dan alamat rumah, kata sandi yang terenkripsi, dan sebagian nomor kartu kredit. Kami telah mengambil tindakan segera untuk memblokir akses tidak sah ke database," lanjut Lazada, dikutip Reuters.
Gudang layanan supermarket online RedMart yang diakuisisi Lazada di Singapura pada 2016. Foto: RedMart via Instagram
Lazada sedang menyelidiki pelanggaran data ini dan telah menginformasikan peristiwa ini ke Komisi Perlindungan Data Pribadi Singapura.
ADVERTISEMENT
Dalam email kepada pengguna, Lazada berkata mereka menemukan pelanggaran ini pada hari Kamis, 29 Oktober 2020, sebagai langkah pemantauan proaktif. Perusahaan meyakinkan bahwa data pengguna Lazada yang lain tidak terpengaruh.
Lazada Singapura juga meminta pengguna untuk ganti password secara rutin dan waspada terhadap email spam yang meminta informasi pribadi.