Menjajal Sepeda Berbasis Aplikasi yang Populer di China

12 Februari 2018 13:35 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
ADVERTISEMENT
Layanan sepeda berbasis aplikasi atau bike sharing saat ini sangat popular di China. Cukup berbekal aplikasi di ponsel atau smartphone, pengguna bisa menggunakan sepeda.
ADVERTISEMENT
Lokasi sepeda tersebar di berbagai sudut kota-kota di China. Tak kesulitan untuk menemukan layanan bike sharing yang umumnya disediakan oleh Ofo Bike dan Mobike.
Bike Sharing mudah ditemui di China (Foto: Feby Dwi Sutianto)
Kali ini, kumparan (kumparan.com) berkesempatan mencoba sepeda berbasis aplikasi di area Zhongshan Park di Distrik Siming, Kota Xiamen, Provinsi Fujian, China.
Bike sharing di salahsatu lokasi wisata (Foto: Feby Dwi Sutianto)
Bike sharing tersedia di beberapa sudut ‘kantong’ parkir sepeda. Kali ini, saya memilih sepeda yang dikelola oleh Ofo Bike, Alibaba Group, karena tak perlu mengisi uang deposit di awal registrasi, sedangkan penyedia layanan bike sharing lainnya meminta uang deposit yang bisa dibayar dengan aplikasi nontunai hingga RMB 300 atau Rp 600.000 (RMB 1 = Rp 2.000).
Pertama, saya membuka aplikasi di ponsel dan kemudian men-scan barkode (QR-Code) untuk membuka kunci otomatis.
ADVERTISEMENT
Dalam hitungan detik, empat nomor sandi diperoleh. Nomor itu kemudian saya masukkan ke tombol kunci otomatis yang ada di setiap sepeda. Setelah kunci terbuka, sepeda siap dikayuh ke tempat tujuan.
Men-scan barcode, bisa menggunakan bike sharing (Foto: Feby Dwi Sutianto)
Saya hanya menggunakan bike sharing untuk berkeliling taman. Dalam perjalanan, kumparan berpapasan dengan para pengguna bike sharing.
Setelah puas bersepeda, saya letakkan sepeda di tempat parkir sepeda yang lokasinya berbeda dari lokasi keberangkatan.
Parkir Bike Sharing tersedia di berbagai sudut (Foto: Feby Dwi Sutianto)
Keunggulan layanan bike sharing ialah sepeda bisa diparkir di mana pun, namun harus memperhatikan lokasi atau petunjuk lokasi parkir sepeda. Meski begitu, ada saja pengguna yang bandel karena menaruh sepeda di sembarang tempat sehingga mengganggu pemandangan.
Setelah terparkir, selanjutnya sepeda saya kunci dan aplikasi saya non-aktifkan. Saya hanya dikenakan biaya RMB 0.5 atau setara Rp 1.000 karena perjalanan di bawah 1 jam.
ADVERTISEMENT
Manfaat layanan bike sharing ini juga diceritakan dua pelajar lokal bernama Qian Fang dan Shasha.
Qian Fang, pelajar yang sempat mengenyam pendidikan sarjana di Kota Beijing, merasakan manfaat layanan bike sharing. Ia bisa menggunakan sepeda berbasis smartphone ini di mana pun dan kapan pun.
“Kamu bisa parkir dan gunakan sepeda di mana pun. Selain itu, tarifnya juga murah karena pakai 2 jam cuma bayar RMB 1. Kadang ada diskon khusus,” ujar Qian Fang dilaporkan kontributor kumparan di China Feby Dwi Sutianto, Senin (12/2).
Bike Sharing berbekal smartphone dan aplikasi (Foto: Feby Dwi Sutianto)
Selama bersekolah di Beijing, ia kerap memanfaatkan layanan bike sharing untuk bepergian dari kantin dan asrama kampus.
“Saya sering menggunakan layanan bike sharing dari asrama ke kantin atau pergi ke gedung perkuliahan. Saat berwisata juga saya menggunakan bike sharing,” kata wanita yang kini menempuh pendidikan master tahun pertama di Xiamen University ini.
Pengguna Bike Sharing (Foto: Feby Dwi Sutianto)
Hal senada juga diungkapkan oleh Shasha. Dia menyebut layanan sepeda berbasis aplikasi juga bermanfaat untuk menjangkau lokasi tujuan yang tak dilayani oleh bus umum.
ADVERTISEMENT
Baginya, bike sharing adalah transportasi penyambung atau feeder dari halte bus atau stasiun kereta bawah tanah ke lokasi yang diinginkan.
“Saya sangat suka menggunakan bike sharing saat berwisata. Tentu bike sharing sangat membantu misalnya kamu turun dari bus umum, terus kamu mau menuju lokasi yang diinginkan, maka bike sharing sangat berperan dan kamu bisa menghemat waktu dan tenaga,” ungkap Shasha.