Menkominfo Tanggapi Isu Merger Grab dan Gojek

25 Februari 2020 12:54 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Menkominfo Johnny G. Plate menghadiri Rakor Tingkat Menteri (RTM) terkait virus corona di Kemenko PMK, Jakarta.  Foto: Fanny Kusumawardhani/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Menkominfo Johnny G. Plate menghadiri Rakor Tingkat Menteri (RTM) terkait virus corona di Kemenko PMK, Jakarta. Foto: Fanny Kusumawardhani/kumparan
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Grab dan Gojek diisukan sedang menjalin pembicaraan terkait rencana merger alias menggabungkan dua perusahaan. Menurut laporan media The Information, manajemen Grab dan Gojek telah bertemu dalam kurun waktu dua tahun dan sedang intens dalam beberapa bulan terakhir.
ADVERTISEMENT
Laporan itu juga menyebutkan Presiden Grab Ming Maa dan CEO Gojek Andre Soelistyo, telah bertemu pada awal Februari untuk membahas soal merger. Namun, pembicaraannya masih jauh dari kata sepakat.
Mendengar kabar tersebut, Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Johnny G. Plate mengharapkan konsolidasi yang terjadi bisa mendorong bisnis digital di Indonesia.
"Kalau rencana itu (merger Grab dan Gojek) kan aktivitas b2b (business-to-business) ya. Yang pasti kita harapkan, konsolidasi-konsolidasi itu dalam rangka untuk menyemarakkan bisnis di ruang digital di Indonesia," ujar Johnny G. Plate, saat ditemui di Jakarta, Selasa (25/2).
"Itu kewenangan bisnis, kalau sudah hasil akhir, baru," pungkasnya.
Menkominfo Johnny G. Plate. Foto: Dok. Kominfo
Menurut salah satu sumber yang dilansir DealStreetAsia, jalan rumit masih terbentang untuk kedua perusahaan ini agar bisa merger. Ini terutama soal pembagian saham.
ADVERTISEMENT
Laporan menyebutkan Grab telah mengatakan kepada investor utamanya, bahwa Gojek menginginkan kesepakatan 50-50 persen saham, jika merger terjadi. Namun, Grab menginginkan mayoritas saham menjadi miliknya.
Selain itu, tentu batu sandungan lainnya dari rencana merger ini adalah peraturan persaingan usaha. Masalah ini pernah dialami Grab saat mengakuisisi bisnis Uber di Asia Tenggara pada 2018 lalu.
Aplikasi GOJEK dan Grab. Foto: Bianda Ludwianto/kumparan
Walau begitu, DealStreetAsia melaporkan beberapa investor Grab dan Gojek terbuka untuk potensi merger ini. Dari sekian banyak investor Grab dan Gojek, hanya Visa Inc yang menanamkan dana di kedua perusahaan.
Saat ini, Grab dan Gojek telah meraih status startup decacorn, dengan valuasi di atas 10 miliar dolar AS. Berdasarkan data CB Insights, valuasi Grab telah mencapai 14,3 miliar dolar AS atau sekitar Rp 198 triliun dengan investor GGV Capital, Vortex Venture Holdings, SoftBank Group, dan lainnya.
ADVERTISEMENT
Sementara itu, Gojek dilaporkan memiliki valuasi 10 miliar dolar AS atau sekitar Rp 138 triliun dengan investor Formation Group, Sequoia Capital India, Warburg Pincus, Google, dan lainnya.