Meski di Rumah, Mengapa Meeting Zoom Terasa Sangat Melelahkan?

10 November 2020 13:56 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ibu Bekerja Lelah Menggunakan Kacamata Foto: Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
Ibu Bekerja Lelah Menggunakan Kacamata Foto: Shutterstock
ADVERTISEMENT
Zoom jadi salah satu platform video call yang paling sering digunakan masyarakat dari berbagai kalangan untuk meeting online, sejak pandemi corona melanda dan memaksa mereka untuk bekerja dari rumah (work from home/WFH). Tidak dipungkiri bahwa meeting virtual bisa menjadi hal yang sangat melelahkan karena dilakukan selama berjam-jam setiap harinya.
ADVERTISEMENT
Setelah berbulan-bulan menerapkan cara kerja seperti itu, mungkin kamu merasa bahwa dirimu sudah terbiasa melakukan video call meeting. Tapi ternyata, manusia punya batas ketahanan untuk melakukan meeting virtual.
Menurut Dr Lim Boon Leng, psikiater di Rumah Sakit Gleneagles, Singapura, tubuh dan otak manusia selalu berupaya menjaga keseimbangan atau homeostasis pada situasi ini. Hal itu terjadi karena adanya perubahan yang terjadi di otak.
Perubahan aktivitas listrik di otak yang berhubungan dengan neocortex, dopamin, dan neurotransmitter, telah menyebabkan munculnya rasa tidak nyaman sesudah meeting virtual. Ketika terlalu lama meeting Zoom dan merasa bosan, tingkat dopamin akan menurun sehingga fokus perlahan menghilang.
Nah, sebagai neurotransmitter, dopamin bertugas menyampaikan pesan antar sel saraf. Bersama serotonin, endorfin, dan oksitosin, dopamin dijuluki sebagai happy hormones atau hormon kebahagiaan, karena akan memengaruhi kesenangan yang kamu rasakan, guys.
Ilustrasi lelah bekerja Foto: Shutter Stock
Sementara neocortex adalah bagian otak yang dianggap paling berpengaruh pada kecerdasan sosial manusia. Lapisan setebal 2-4 milimeter itu dinilai sebagai keunggulan terbesar manusia, karena perannya dalam perkembangan fungsi persepsi, nalar, dan bahasa.
ADVERTISEMENT
"Ketika meeting Zoom menjadi membosankan, tingkat dopamin cenderung turun dan penguatan positif untuk tetap fokus perlahan menghilang. Dengan demikian, ada dorongan alami untuk mempertahankan tingkat dopamin dengan mencari pengalaman yang merangsang dari lingkungan sekitar,” kata Dr Lim.

Konsentrasi manusia saat meeting Zoom

Lalu, berapa lama sebenarnya manusia bisa mempertahankan konsentrasi saat meeting Zoom? Jawabannya ialah selama 10 menit pertama. Setelah itu, fokus mulai berkurang dan perhatian akan teralihkan ke pikiran lain.
Setelah 10 menit berlalu, fokus bisa kembali hanya dalam hitungan detik saja. Namun, setelah 30 menit, kamu akan kehilangan fokus setelah 3 atau 4 menit, karena tubuh mulai merasa lelah atau lapar.
Setelah 30 menit, kamu akan mulai gelisah, memainkan alat-alat tulis, membuka chat di ponsel, atau berpindah ke layar komputer yang berbeda. Kemudian di menit 40 hingga 50, kamu sudah tidak bisa lagi mendengarkan meeting dengan seksama.
ADVERTISEMENT
Di sinilah kamu akan merasa ingin untuk meninggalkan meeting seperti mengambil air minum, pergi ke toilet, atau sekadar ingin meregangkan otot. Kamu sudah tidak tertarik lagi dengan meeting dan mulai melakukan hal lain, seperti membalas pesan atau memeriksa e-mail.
Zoom. Foto: Shutterstock
Nah, bayangkan kalau tubuhmu selalu melakukan hal itu, memaksakan diri untuk tetap fokus pada pembahasan selama meeting berjam-jam secara virtual. Pasti rasanya sangat pegal dan melelahkan, tidak hanya untuk otak tapi juga punggung, telinga dan mata.

Lalu, apa solusinya?

Ahli menyarankan untuk membatasi meeting virtual selama 45 menit. Jika meeting perlu waktu lebih dari itu, diperlukan waktu istirahat sekitar 15 menit sebelum melanjutkannya.
Selain itu, sebisa mungkin hindari meeting maraton dalam sehari. Beri jeda beberapa jam sebelum kamu mengikuti meeting Zoom yang lain. Misalnya, pagi dan siang, atau siang dan sore.
ADVERTISEMENT
Lakukan peregangan tubuh atau stretching, jalan-jalan sejenak, dan melihat suasana di luar ruangan selama jeda waktu istirahat saat WFH. Semangat ya!