Microsoft Didenda Rp 297 Miliar Gara-gara Kumpulkan Data Anak Secara Ilegal

7 Juni 2023 11:35 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi kantor Microsoft di Vancouver, Kanada. Foto: Volodymyr Kyrylyuk/Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi kantor Microsoft di Vancouver, Kanada. Foto: Volodymyr Kyrylyuk/Shutterstock
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Komisi Perdagangan Federal AS (FTC) menjatuhkan sanksi berupa denda kepada Microsoft. Perusahaan terbukti mengumpulkan dan mengolah data pengguna anak-anak secara illegal.
ADVERTISEMENT
FTC menemukan bahwa Microsoft gagal memberi tahu orang tua terkait kebijakan pengumpulan data yang mereka lakukan.
FTC mengatakan Microsoft, melalui sub-bisnisnya Xbox melanggar Children’s Online Privacy Protection Act. Microsot tidak mendapatkan izin orang tua dengan benar, serta menyimpan data pribadi anak-anak di bawah 13 tahun. Jangka waktu ini lebih lama dari yang diperlukan untuk akun-akun yang dibuat sebelum 2021.
Di Amerika Serikat, ada UU federal yang mewajibkan setiap layanan online dan situs web yang ditujukan untuk anak-anak, terlebih dahulu harus mendapat persetujuan orang tua. Persetujuan ini ialah dalam hal pengumpulan data pribadi tentang anak mereka.
Xbox kena denda 20 juta dolar atau Rp 297 miliar atas kelalaian ini. Namun sanksi ini baru akan berlaku setelah disetujui melalui pengadilan federal.
Logo PlayStation dan Xbox. Foto: Christian Petersen\Getty Images
Pengguna Xbox memang diharuskan untuk membuat akun saat mau menggunakan layanan tertentu. Informasi seperti nama lengkap, alamat email, dan tanggal lahir bakalan diminta sebagai bagian dari registrasi akun.
ADVERTISEMENT
Baru setelah mendapatkan informasi pribadi, seperti nomor telepon anak, Microsoft dapat meminta izin dari orang tua.
Dari 2015 hingga 2020 Microsoft menyimpan data dari pengaturan akun, bahkan ketika orang tua gagal menyelesaikan proses persetuuan, kata FTC dalam sebuah pernyataan.
Perusahaan juga gagal memberi tahu orang tua tentang semua data yang dikumpulkannya, termasuk gambar profil pengguna dan bahwa data tersebut didistribusikan ke pihak ketiga.
"Sayangnya, kami tidak memenuhi harapan pelanggan dan berkomitmen untuk mematuhi perintah untuk terus meningkatkan langkah-langkah keamanan kami," tulis Dave McCarthy dari Microsoft, CVP Xbox Player Services, dalam posting blog Xbox.
"Kami percaya bahwa kami dapat dan harus berbuat lebih banyak, dan kami akan tetap teguh dalam komitmen kami terhadap keselamatan, privasi, dan keamanan untuk komunitas kami."
ADVERTISEMENT
Sebagai bagian dari penyelesaian, Microsoft juga harus menginstitusikan perlindungan keamanan baru untuk anak-anak, termasuk memelihara sistem untuk segera menghapus semua data pribadi setelah dua minggu jika tidak ada persetujuan orang tua yang diperoleh.