news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

Netflix Angkat Bicara soal Wacana Bakal Kena Pajak di Indonesia

11 Desember 2019 12:17 WIB
comment
5
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustasi Netflix. Foto: Stock Catalog/Flickr
zoom-in-whitePerbesar
Ilustasi Netflix. Foto: Stock Catalog/Flickr
ADVERTISEMENT
Pemerintah Indonesia tengah serius menyusun sejumlah aturan perpajakan yang akan dimasukkan dalam Omnibus Law Perpajakan. Rencananya, aturan ini akan menyasar kepada perusahaan-perusahaan digital yang beroperasi di Indonesia, seperti Netflix, untuk wajib bayar pajak.
ADVERTISEMENT
Menanggapi adanya aturan itu, Netflix ternyata menyambut baik. Bahkan Communications Manager Netflix, Kooswardini Wulandari, mengatakan tim mereka sudah bertemu dan melakukan diskusi dengan Menteri Keuangan Sri Mulyani dan Menteri Komunikasi dan Informatika Johnny G. Plate.
Perempuan yang akrab disapa Dini itu menjelaskan, tim Netflix melakukan sharing dan pandangan dengan kedua kementerian itu tentang bagaimana negara lain, seperti Singapura menerapkan aturan untuk menarik pajak dari perusahaan digital.
"Apapun peraturannya kita akan mengikuti. Dari tim Netflix sudah share dan diskusi, base case dari negara-negara lain, bagaimana mereka menarik pajak dari perusahaan digital seperti kita ini. Jadi seperti di Singapura, mereka sudah punya skema bagaimana caranya untuk menarik pajak dari perusahaan digital ini. Sekarang ini ada kendala dari kita, saat ini belum ada opsinya di Indonesia," katanya saat ditemui di Jakarta, Rabu (10/12).
Ilustrasi menonton Netflix. Foto: Shutter Stock
Ketika ditanya soal opsi membuka kantor di Indonesia, Dini menjelaskan ada banyak pertimbangan untuk melakukan hal tersebut. Walaupun dalam aturan Omnibus Law Perpajakan belum ada ketentuan kewajiban untuk membuka kantor perwakilan di Indonesia.
ADVERTISEMENT
Menurut Dini, aturan Perpajakan nanti tidak akan mengharuskan perusahaan digital menjadi entitas lokal yang bisa saja akan memberatkan perusahaan.
"Banyak pertimbangannya untuk buka kantor. Saya belum bisa bilang tidak akan, saat ini masih banyak pertimbangannya untuk membuka kantor, enggak cuma di Indonesia, tapi di negara-negara lain. Kalau di Asia Tenggara, kita semua base-nya di Singapura. Aturan ini bisa hadir, tanpa harus jadi local entity, itu dijelaskan caranya seperti apa. Dan itu juga yang sedang digarap oleh timnya Bu Sri Mulyani kan," ungkapnya.
Logo Netflix. Foto: Bianda Ludwianto/kumparan
Saat ini, ia menyebutkan Indonesia masih menjadi fokus pasar utama Netflix. Walaupun perusahaan video on-demand itu tidak mau mengungkap berapa jumlah pelanggannya di Indonesia.
"Kita pokoknya support dan akan tetap investasi, serta tetap punya komitmennya untuk Indonesia. Buat Kami Netflix, Indonesia itu adalah negara yang penting dan memiliki potensi yang sangat besar," imbuh Dini.
ADVERTISEMENT
Salah satu bentuk dukungan Netflix untuk pasar Indonesia adalah hadirnya paket Ponsel, yang menawarkan biaya berlangganan dengan harga terjangkau hanya Rp 49 ribu per bulan. Namun, pengguna paket Ponsel hanya bisa menikmati semua konten-konten Netflix melalui layar smartphone dan tablet dengan kualitas SD 480p.