Pabrik Apple di China Bantah Virus Corona Ganggu Produksi iPhone

29 Januari 2020 20:04 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Pabrik Apple (portrait) Foto: Heinz-Peter Bader/Reuters
zoom-in-whitePerbesar
Pabrik Apple (portrait) Foto: Heinz-Peter Bader/Reuters
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Wabah virus corona disebut bakal mengganggu produksi iPhone terbaru pada tahun ini. Sebagai contoh, Foxconn, perusahaan elektronik yang menjadi pemasok manufaktur Apple, resmi menutup pabriknya yang berlokasi di China selama satu pekan ke depan.
ADVERTISEMENT
Meski ada penutupan ini, Foxconn membantah bahwa virus corona akan mengganggu aktivitas produksi iPhone. Foxconn menyebut bahwa penutupan tersebut dikarenakan mengikuti jadwal libur tambahan yang ditetapkan oleh pemerintah China.
“Fasilitas kami di China mengikuti jadwal liburan dan akan terus melakukannya sampai semua bisnis telah kembali ke jam operasional standar," kata Foxconn, menurut laporan The Verge, Rabu (29/1).
“Sebagai kebijakan dan untuk alasan sensitivitas komersial, kami tidak mengomentari praktik produksi spesifik kami. Namun, kami dapat mengonfirmasi bahwa kami memiliki langkah-langkah untuk memastikan bahwa kami dapat terus memenuhi semua kewajiban manufaktur global,” sambung mereka.
iPhone 11 Pro. Foto: Jason Lee/Reuters
Pemerintah China memang telah menambah waktu liburan Tahun Baru Imlek pada pekan ini. Langkah ini mereka ambil untuk mencoba mendorong masyarakat untuk tetap tinggal di rumah demi mencegah penyebaran virus corona yang lebih masif.
ADVERTISEMENT
Apple sendiri sangat bergantung terhadap Foxconn untuk memproduksi iPhone. Menurut laporan Bloomberg, hampir setiap iPhone keluaran terbaru dirakit di pabrik milik anak perusahaan Foxconn yang terletak di kota Zhengzhou.
Menurut analis yang diwawancarai Bloomberg, penutupan pabrik ini dianggap bakal mengganggu pasokan dalam rantai produksi iPhone. Walau Foxconn menegaskan tidak akan ada gangguan dari penutupan tersebut.
Korban novel coronavirus (2019-nCov) terus meningkat dari hari ke hari. Menurut laporan terakhir dari Reuters, 5.974 telah mengidap virus corona dengan total 132 orang tewas.
Anggota kru Thai Airways mempersiapkan diri sebelum mendesinfeksi untuk mencegah penyebaran virus corona di Bandara Internasional Suvarnabhumi, Bangkok. Foto: REUTERS/Athit Perawongmetha