Pecahan Roket China Jatuh ke Bumi, Nyaris Kena Kota New York

15 Mei 2020 12:40 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Roket pembawa Long March 5B lepas landas dari Pusat Peluncuruan Luang Angkasa Wenchang di Wenchang, Hainan, China. Foto: China Daily / via REUTERS
zoom-in-whitePerbesar
Roket pembawa Long March 5B lepas landas dari Pusat Peluncuruan Luang Angkasa Wenchang di Wenchang, Hainan, China. Foto: China Daily / via REUTERS
ADVERTISEMENT
Samudra Atlantik menjadi saksi kejatuhan salah satu bagian terbesar dari puing-puing roket China yang jatuh ke Bumi pada Senin (11/5) lalu. Sebelum mendarat di Samudera Atlentik, pecahan roket tersebut nyaris mengenai kota Los Angeles dan Central Park, New York, AS.
ADVERTISEMENT
Puing yang jatuh tidak terkendali itu merupakan bagian dari roket Long March 5B yang diluncurkan China pada 5 Mei lalu. Roket yang meluncur dari Pusat Peluncuran Luar Angkasa Wenchang di provinsi Hainan, China, itu terbang ke orbit bersama dengan prototipe pesawat luar angkasa tak berawak.
Setelah seminggu berada di luar angkasa, pecahan roket yang beratnya mencapai hampir 18 ton itu jatuh tak terkendali ke Bumi. Bagian dari roket tersebut adalah potongan puing ruang angkasa terbesar yang pernah jatuh ke Bumi sejak 1991, dan terbesar keempat yang pernah ada.
Sampah luar angkasa yang terakhir jatuh ke Bumi adalah Stasiun Luar Angkasa Salyut-7 milik Uni Soviet yang memiliki bobot 43 ton. Ia jatuh pada 1991.
Roket pembawa Long March 5B lepas landas dari Pusat Peluncuruan Luang Angkasa Wenchang di Wenchang, Hainan, China. Foto: AFP/STR
Grup pelacak luar angkasa milik angkatan udara Amerika Serikat, The 18th Space Control Squadron melaporkan, roket Long March 5B itu memasuki atmosfer pada pukul 11.33 EST atau 22.33 WIB pada 11 Mei lalu. Saat itu, bangkai roket berada di lepas pantai Afrika Barat.
ADVERTISEMENT
Seorang pelacak objek astrofisika, Jonathan McDowell mengatakan, roket tersebut sudah melewati wilayah Hollywood, Colorado Springs, dan New York. Ia sendiri cukup terkejut dengan peristiwa tersebut.
"Saya belum pernah melihat sebuah roket masuk kembali ke Bumi melewati begitu banyak wilayah metropolitan," katanya, lewat cuitannya di akun Twitter.
"Untuk objek besar seperti ini, potongan padat seperti bagian dari mesin roket dapat bertahan masuk kembali dan menabrak Bumi. Begitu mereka mencapai atmosfer yang lebih rendah, mereka melakukan perjalanan yang relatif lambat, jadi kasus terburuk adalah mereka bisa menghancurkan sebuah rumah," jelas McDowell, seperti dikutip CNN.
Jalur masuk kembali roket yang tak terkendali bisa disebabkan oleh cuaca di luar angkasa selama beberapa hari terakhir. Partikel-partikel yang mengalir dari Matahari bisa menciptakan hambatan dan mengganggu jalannya pengembalian puing roket, sehingga jalur pembuangan menjadi sulit diprediksi.
ADVERTISEMENT
"Masalahnya adalah ia bergerak sangat cepat secara horizontal melalui atmosfer dan sulit diprediksi kapan akhirnya akan turun," kata McDowell.
Pada Juli 2019, Stasiun Luar Angkasa milik China, Tiangong-2, juga pernah jatuh ke Bumi dengan tidak terkendali. Namun, beratnya hanya setengah dari Roket Long March 5B yaitu 8.600 kilogram. Tiangong-2 memiliki sistem yang memandunya untuk jatuh ke lautan terpencil.
(Simak panduan lengkap corona di Pusat Informasi Corona)
***
Yuk! bantu donasi atasi dampak corona.