Pengguna Aplikasi Line di Indonesia Susah Kirim Foto Sampai Video

23 Mei 2019 13:29 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi aplikasi pesan instan Line. Foto: Muhammad Fikrie/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi aplikasi pesan instan Line. Foto: Muhammad Fikrie/kumparan
ADVERTISEMENT
Selain platform media sosial Facebook, Instagram, dan WhatsApp, pemerintah Indonesia tampaknya juga membatasi akses ke sejumlah fitur di aplikasi pesan Line untuk meredam informasi negatif dan hoaks seputar kericuhan di Jakarta terkait hasil Pemilu 2019.
ADVERTISEMENT
Sejak Rabu malam, 22 Mei 2019, pengguna Line di Indonesia mulai kesulitan mengirim konten foto. Proses pengiriman file multimedia dirasakan makin sulit pada Kamis, 23 Mei 2019, hingga tak bisa mengirim atau memuat gambar, video, dan voice note.
Pesan yang dikirim oleh pengguna, secara otomatis digagalkan proses pengirimannya dalam jangka waktu tertentu, lalu aplikasi akan menampilkan keterangan 'No internet connection'.
Pengguna juga tidak bisa menggunakan fitur baru Stories di Line. Fitur masih bekerja dengan baik beserta editing-nya, namun saat proses publikasi, aplikasi sama sekali tidak me-load data yang diunggah tersebut.
Fitur Stories di aplikasi Line. Foto: Screenshot Line
Pembatasan akses ini dilakukan Kementerian Komunikasi dan Informatika setelah terjadi kericuhan di pusat Jakarta dengan target meminimalkan peredaran konten negatif. Mereka memanfaatkan mesin sensor konten internet bernama AIS seharga Rp 211 miliar, yang dioperasikan oleh Sub Direktorat Pengendalian Konten Internet.
ADVERTISEMENT
Pembatasan aktivitas interaksi di platform chatting menjadi fokus utama pemerintah. Menurut Menkominfo Rudiantara, konten seperti gambar, misal meme, dan video, lebih mudah mempengaruhi orang secara psikolgis dan lebih cepat tersebar di aplikasi chatting.
Ia berharap upaya ini bisa mencegah viralnya konten negatif, berbagai macam berita palsu atau hoaks, yang dikaitkan dengan kerusuhan demo menolak hasil Pemilu 2019.
“Kita tahu, modusnya adalah posting di Facebook, Instagram, dalam bentuk foto, video, meme. Kemudian viralnya di messaging system WhatsApp. Secara psikologis bisa mempengaruhi tanpa menyampaikan teks, kalau video itu bisa sekaligus sama emosi. Jadi untuk sementara itu yang kita lakukan,” jelasnya.
Hingga Kamis (23/5), sejumlah pengguna platform chatting dan media sosial Instagram, Facebook, Twitter, WhatsApp dan Line masih mengeluhkan platform eror karena tidak bisa memuat linimasa terbaru.
ADVERTISEMENT
Kominfo mengatakan pembatasan ini bersifat sementara dan akan kembali seperti semula saat situasi sudah kembali normal. Namun, belum diketahui secara pasti sampai kapan pembatasan ini diberlakukan.