Pertama Kali, Twitter Tandai Kicauan Donald Trump dengan Peringatan Cek Fakta

27 Mei 2020 14:07 WIB
comment
2
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Donald Trump kunjungi pabrik Ford Rawsonville Components Plant yang memproduksi ventilator, masker dan pasokan medis di Ypsilanti, Michigan, AS. Foto: REUTERS/Leah Millis
zoom-in-whitePerbesar
Donald Trump kunjungi pabrik Ford Rawsonville Components Plant yang memproduksi ventilator, masker dan pasokan medis di Ypsilanti, Michigan, AS. Foto: REUTERS/Leah Millis
ADVERTISEMENT
Platform Twitter melakukan tindakan tegas dengan menandai tweet dari Presiden Amerika Serikat (AS), Donald Trump, sebagai informasi yang berpotensi menyesatkan. Ini adalah tanda cek fakta pertama Twitter untuk akun selevel presiden.
ADVERTISEMENT
Label menyesatkan ditunjukan untuk dua kicauan Donald Trump tentang pemungutan suara lewat surat (mail-in ballots). Trump mengklaim, mail-in ballots, yang surat suaranya didistribusikan ke pemilih dan dikirim atau dikembalikan melalui pos, bisa menimbulkan kecurangan dalam Pemilu Presiden.
Dua tweet yang Trump bikin mengkritik upaya California memperluas pemberian suara melalui surat karena pandemi virus corona untuk Pemilu Presiden nanti. Gubernur California, Gavin Newsom, juga mendapat gugatkan dari Komite Nasional Republik yang notabene adalah partai pendukung Trump.
Menurut juru bicara Twitter, tweet Trump berpotensi menyesatkan tentang proses pemungutan suara Pilpres yang rencananya digelar November 2020. Ketika pengguna melihat tweet dari Trump, ada link dari Twitter yang dilampirkan untuk mendapat fakta yang sebenarnya. Tautan mengarah ke kumpulan tweet dan artikel berita yang membantah pernyataan Trump.
ADVERTISEMENT
"Link berisi informasi yang berpotensi menyesatkan tentang proses pemungutan suara dan telah dilabeli untuk memberikan konteks tambahan seputar surat suara," jelas juru bicara Twitter, seperti dikutip The Verge.
Di bagian atas halaman pemeriksaan fakta, Twitter menulis, “Trump secara keliru mengklaim bahwa surat suara yang masuk akan menyebabkan 'Pemilu yang curang.' Namun, pemeriksa fakta mengatakan tidak ada bukti bahwa surat suara yang masuk terkait dengan penipuan."
Dapat label menyesatkan dari Twitter, Trump tak tinggal diam. Ia kembali berkicau dan menuduh Twitter sudah ikut campur dalam Pemilu Presiden dan membungkam kebebasan berpendapat.
Langkah Twitter ini sejalan dengan kebijakan baru yang diperkenalkan pada awal Mei lalu, yang bertujuan membatasi penyebaran konten yang berpotensi berbahaya dan menyesatkan terkait pandemi corona.
ADVERTISEMENT
Kebijakan Twitter itu sempat dikritik karena tidak memberi label cek fakta untuk tweet Trump yang lain. Salah satunya kicauan soal hidroksiklorokuin (hydroxychloroquine) yang diklaim terbukti efektif mengobati pasien COVID-19.
Padahal, WHO telah menghentikan sementara uji klinis obat klorokuin dan hidroksiklorokuin untuk perawatan pasien virus corona pada Senin (25/5). Keputusan tersebut diambil setelah sebuah riset terbaru di jurnal medis The Lancet menemukan pasien COVID-19 dalam kondisi parah yang diberikan obat hidroksiklorokuin dan klorokuin lebih berisiko meninggal dunia.
(Simak panduan lengkap corona di Pusat Informasi Corona)
***
Yuk! bantu donasi atasi dampak corona.