Perusahaan Ini Coba Tangkap Roket yang Balik ke Bumi Pakai Helikopter

11 Mei 2022 16:13 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Rocket Lab berhasil menangkap roket dengan helikopter, namun terjatuh di laut New Zealand Foto: Rocket Lab
zoom-in-whitePerbesar
Rocket Lab berhasil menangkap roket dengan helikopter, namun terjatuh di laut New Zealand Foto: Rocket Lab
ADVERTISEMENT
Salah satu perusahaan antariksa pengembang roket AS, Rocket Lab, menguji coba salah satu metode penangkapan roket sisa peluncuran, yakni dengan menangkapnya menggunakan helikopter.
ADVERTISEMENT
Roket reusable bukan lagi sekadar visi atau narasi sci-fi. Roket yang sudah diluncurkan dan digunakan kembali dapat menekan biaya peluncuran, sekaligus mengurangi sampah rongsokan roket yang dibuang ke laut.
Perusahaan SpaceX memiliki Falcon 9 yang dapat mendarat di drone ship setelah meluncurkan satelit ke luar angkasa. Drone ship sendiri adalah sebuah kapal yang dikendalikan dari jauh yang ditempatkan di Samudera Pasifik atau Atlantik. Roket yang sudah mengantarkan muatan di atas atmosfer akan kembali ke bumi, dan mendarat di drone ship tersebut. Drone ship akan kembali ke markas SpaceX untuk diperbarui dan digunakan untuk peluncuran berikutnya.
Roket Falcon 9 milik Space X, dengan Crew Dragon di atasnya. Foto: SpaceX
Konsep yang kurang lebih sama digunakan juga oleh perusahaan antariksa Blue Origin milik Jeff Bezos. Roket New Shepard yang digunakan oleh Bezos ke luar angkasa pada Juli 2021 lalu, sudah dipakai beberapa kali. Namun, roket ini dikhusus untuk wisata antariksa, bukan mengantar satelit ke luar angkasa seperti Falcon 9 milik SpaceX.
ADVERTISEMENT
Perusahaan lain, yakni Rocket Lab, menggunakan roket buatan mereka, Electron, untuk meluncurkan 34 satelit ke luar angkasa pada peluncuran terakhir 3 Mei di New Zealand. Rencananya, setelah mengantarkan muatan ke luar angkasa, first stage dari roket akan kembali ke bumi, sebagai reusable rocket.
Ketika roket sudah di ketinggian 8,3 mil, roket secara otomatis akan melepas parasut. Helikopter akan diutus untuk menangkap roket dengan panjang 12 meter tersebut dengan memasang kail ke parasut roket.
Awalnya helikopter berhasil mengkail parasut, namun dari keterangan Rocket Lab, roket jatuh tidak bertahan lama kemudian jatuh sebelum sampai ke daratan, alias, tercebur ke laut.
Pilot helikopter melaporkan bahwa roket tidak menggantung dengan cara yang sama seperti sebelumnya, yang akhirnya memutuskan untuk melepas roket ke laut, seperti dilaporkan oleh Peter Beck, kepala eksekutif di Rocket Lab.
ADVERTISEMENT
Rocket Lab adalah sebuah perusahaan antariksa yang fokus mengembangkan teknologi membawa satelit ke orbit. Electron buatan Rocket Lab sudah meluncurkan lebih dari seratus roket ke luar angkasa. Perusahaan ini IPO di bursa AS pada tahun 2020.
Rocket Lab dibentuk pada tahun 2006, dan pada tahun 2019 mulai serius mengembangkan teknologi roket reusable. Menggunakan roket untuk lebih dari satu kali peluncuran memangkas ongkos biaya yang sangat besar.
“Dengan membawa roket kembali ke Bumi, itu dapat menghemat banyak waktu di mana Anda tidak perlu membangun roket baru dari awal,” kata Peter Beck, CEO Rocket La,b kepada The Verge. “Jadi kami jelas akan melihat beberapa penghematan biaya yang baik, tetapi saya pikir hal terpenting bagi kami saat ini adalah mengembalikan kendaraan ke jalur produksi.”
ADVERTISEMENT