Peserta kumparan Academy Bertemu Menkominfo: Bicara SDM dan Teknologi

22 Juli 2019 19:00 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Pemimpin Redaksi kumparan, Arifin Asydhad, bersama Menkominfo Rudiantara. Foto: Helmi Firdaus/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Pemimpin Redaksi kumparan, Arifin Asydhad, bersama Menkominfo Rudiantara. Foto: Helmi Firdaus/kumparan
ADVERTISEMENT
Senin, 22 Juli 2019, menjadi hari yang istimewa bagi para 15 peserta kumparan Academy Development Program. Di tengah program mengikuti coding bootcamp di kantor kumparan, Jakarta, para peserta diajak bertemu dengan tokoh penting dalam industri teknologi dan telekomunikasi: Menteri Komunikasi dan Informatika, Rudiantara.
ADVERTISEMENT
Pria yang akrab disapa Chief RA ini menyambut hangat para peserta kumparan Academy di kantor Kementerian Kominfo, Jakarta. Pada kesempatan ini, hadir 11 dosen teknologi dan informatika perwakilan dari 10 kampus ternama di Indonesia. Sementara dari tim kumparan, turut serta Pemimpin Redaksi, Arifin Asydhad, lalu Chief Program and Data Officer, Thomas Diong, dan VP Engineering, Ferdian Robianto.
Rudiantara memberi pesan tentang betapa pentingnya memiliki tujuan pemikiran yang revolusioner dan solutif di industri teknologi, sementara teknologinya itu sendiri adalah alat untuk mencapai tujuan tersebut. Dia bilang, jangan membatasi pikiran atau kreativitas yang terkungkung di dalam boks. Sekarang sudah saatnya berpikir di luar boks, atau bahkan tidak ada boks sama sekali, agar tidak ada yang membatasi ide kreatif itu.
ADVERTISEMENT
Langkah berbeda yang telah dijalankan Kominfo di era kepemimpinan Rudiantara, adalah mengisi peran Kominfo sebagai fasilitator dan akselerator di bidang teknologi dan telekomunikasi. Rudiantara ingin mendukung industri, mendukung ekonomi digital, karena di sana ada peluang besar bagi Indonesia untuk menjadi raja di negeri sendiri. Kominfo tidak mau lagi berperan sebagai regulator semata.
Salah satu aksi nyatanya, Kominfo memilih untuk tidak mengatur penuh operasional e-commerce, game, atau transportasi online, sebuah bidang industri yang sedang berkembang di Indonesia. Pemerintah memilih untuk membiarkan industri ini berjalan dengan sendirinya, walaupun pasti ada kerikil kecil yang membuatnya tak selalu berjalan mulus. Untuk menekan risiko negatif di industri, Kominfo mempersilakan lembaga semacam asosiasi untuk memantau dan membuat kesepakatan bersama guna memastikan semua berjalan baik.
ADVERTISEMENT
Misal, dalam industri e-commerce, ada Asosiasi E-commerce Indonesia (idEA), yang secara tak langsung melakukan pemantauan di industri agar tercipta bisnis yang kondusif. Dengan cara ini, Kominfo tidak turun tangan langsung untuk mengatur e-commerce.
"Asosiasi ini yang memastikan agar industrinya berjalan baik. Harga yang ditampilkan sesuai dengan barangnya. Jika ada yang beli smartphone, ya, barang yang dikirim ke pembeli adalah smartphone, bukan kotak sabun," jelas Rudiantara.
Peserta kumparan Academy dosen dari 10 kampus ternama Indonesia bertemu dengan Menkominfo Rudiantara di Jakarta, Senin (22/7) Foto: Helmi Firdaus/kumparan
Industri teknologi Indonesia di era Presiden Jokowi, disebut Rudiantara akan memperkuat diri pada sektor ekonomi digital dan ini harus ditunjang dengan menciptakan sumber daya manusia bidang teknologi yang berkualitas. Indonesia bisa memanfaatkan bonus demografinya atas ketersediaan manusia usia produktif dalam jumlah besar.
Dalam hal ini, menurut Rudiantara, lembaga pendidikan harus mengikuti kebutuhan industri serta masuk ke dalam ekosistem teknologi yang telah diakui secara internasional. Penyesuaian diri pada ekosistem ini kemudian bisa diajarkan pada peserta didik agar mereka juga memahami industri dan ekosistem.
ADVERTISEMENT
Di sisi lain, pada level yang praktis, lembaga pendidikan dan kampus harus memberi solusi bagi mahasiswa yang mau melakukan eksperimen pembelajaran dengan cara yang positif. Jika cara itu berhasil, maka hal itu patut untuk dipertimbangkan masuk ke dalam materi ajar.
Semua ini harus disiapkan untuk menyongsong Indonesia sebagai kekuatan ekonomi dunia pada 2030 mendatang. Dan, di masa itu pula, Indonesia diprediksi membutuhkan sekitar 600 ribu talenta digital yang punya tantangan besar membangun industri teknologi.
"Indonesia itu bukan inventor. Kita bukan penemu teknologi. Jadi harus realistis. Kita tidak akan masuk ke sana. Pada bagian ekosistemnya yang kita akan masuk. Kita bisa menang di atasnya, yaitu layer developer. Kita banyak sumber daya manusia, anak-anak muda yang paham teknologi," terangnya.
ADVERTISEMENT
Sebagai upaya mendorong itu semua, Kominfo punya program memberi 25 ribu beasiswa bidang teknologi kepada anak muda, sampai dengan mendukung program 1000 Startup Digital.
Program kumparan Academy sendiri telah sejalan dengan semangat pemerintah menciptakan talenta digital sejak dini. Program ini menjaring bakat para mahasiswa yang masih kuliah (under graduate) maupun lulusan muda (fresh graduate) untuk bekerja sebagai engineer di kumparan.
Pada kumparan Academy tahap pertama ini, sebanyak 15 peserta yang diterima menjadi karyawan kumparan berasal dari kampus Institur Teknologi Bandung, Universitas Brawijaya, Universitas Padjajaran, Universitas Indonesia, DEL Institute Medan, Telkom University, Univesitas Gadjah Mada, Institut Teknologi Sepuluh Nopember, Universitas Pembangunan Nasional Yogyakarta, Bina Nusantara, Politeknik Negeri Elektronika Surabaya, dan Universitas Diponegoro. Mereka menjalan sesi coding bootcamp pada 1 Juli hingga 31 Agustus 2019, dan setelahnya akan bekerja secara remote sebagai engineer kumparan dari daerahnya masing-masing.
Peserta kumparan Academy dosen dari 10 kampus ternama Indonesia bertemu dengan Menkominfo Rudiantara di Jakarta, Senin (22/7) Foto: Helmi Firdaus/kumparan
Pemimpin Redaksi kumparan, Arifin Asydhad, menjelaskan bahwa kumparan akan terus bergerak maju sebagai perusahaan tech-media, atau perusahaan teknologi berbasis media. kumparan berinvestasi besar untuk mencapai tujuan excellence in technology dan excellence in journalism. kumparan Academy Development Program sendiri merupakan satu cara untuk mencapai tujuan excellence in technology.
ADVERTISEMENT
"Kami menggelar kumparan Academy, salah satunya untuk menjembatani kebutuhan industri dengan sumber daya manusianya. Khusus di kumparan secara teknologi, kami ingin menjadikan kumparan sebagai platform besar. Konten-kontennya terus berkembang. Saat ini kami memproduksi konten sekitar 1.500 tiap hari. Kita ingin ke depan bisa menghadirkan 10 ribu konten, tentu saja konten yang berkualitas," jelasnya.
Chief Product and Data kumparan, Thomas Diong, bersama Menkominfo Rudiantara. Foto: Helmi Firdaus/kumparan
Pertemuan kali ini juga diisi dengan sesi diskusi antara peserta kumparan Academy dan dosen perwakilan 10 kampus ternama. Salah satu pertanyaan berasal dari peserta bernama Fajri Fernanda dari Universitas Brawijaya, Malang. Ia menanyakan kesiapan masyarakat terhadap perkembangan teknologi yang semakin cepat, dan apakah masyarakat Indonesia sudah siap dengan itu semua?
Rudiantara memberi jawaban bahwa kunci menghadapi perkembangan teknologi adalah literasi. Menurutnya, teknologi tidak bisa menunggu masyarakat untuk siap memahami perkembangan yang ada. Justru, para ahli teknologi dan startup digital-lah yang harus mendorong masyarakat agar siap menghadapi perkembangan teknologi. Kesiapan bukan sesuatu yang harus ditunggu. Kesiapan adalah sesuatu yang harus didorong agar publik siap selalu menghadapi tantangan zaman.
ADVERTISEMENT
"Salah satu tantang bagi kita adalah literasi harus ditingkatkan. Mereka relatif membuka perkembangan teknologi. Saya tidak ingin menunggu masyarakat siap," terangnya.