Polisi - Kominfo Telusuri Dugaan Pencurian Data Aplikasi Azan Ilegal

22 April 2022 13:01 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
4
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Juru Bicara Kementerian Kominfo, Dedy Permadi.
 Foto: Kominfo
zoom-in-whitePerbesar
Juru Bicara Kementerian Kominfo, Dedy Permadi. Foto: Kominfo
ADVERTISEMENT
Kementerian Kominfo dan kepolisian meminta masyarakat untuk berhati-hati terhadap sejumlah aplikasi azan, salat maupun Al-Quran pencuri data pengguna. Imbauan tersebut muncul usai kabar beredarnya sejumlah aplikasi tersebut di Google Play Store sejak beberapa minggu lalu.
ADVERTISEMENT
Juru Bicara Kominfo Dedy Permadi mengatakan, saat ini pihaknya telah berkoordinasi dengan pihak kepolisian dalam menelusuri dugaan pencurian data pengguna dalam aplikasi ini.
"Kementerian Komunikasi dan Informatika tengah mempelajari dugaan pemrosesan data pribadi secara tanpa hak yang dilakukan oleh beberapa aplikasi di Google Play Store," kata Dedy dalam keterangannya, Kamis (21/4).
"Koordinasi lebih lanjut dengan pihak Polda Metro Jaya akan dilakukan terkait upaya dan langkah-langkah berikutnya yang akan diambil sesuai ketentuan yang berlaku," tambahnya.
Dedy mengatakan, pihak Google juga telah mengambil tindakan terhadap aplikasi yang diduga melakukan pemrosesan data penggunanya secara tanpa hak. Pembuat aplikasi diminta segera menghapus fitur pengambilan data, agar aplikasinya dapat terus ada di Play Store.
"Aplikasi tersebut diwajibkan untuk menghapus fitur pengambilan data pengguna, jika ingin dapat kembali diakses oleh penggunanya di Google Play Store," kata Dedy.
ADVERTISEMENT
Selain Kominfo, akun Instagram @siberpoldametrojaya juga telah mengingatkan pengguna smartphone untuk berhati-hati terhadap daftar aplikasi ini.
"Sobat Siber, waspada akan modus pencurian data pribadi berkedok aplikasi salat dan azan. Aplikasi tersebut telah banyak diunduh di Play Store. Silakan disimak dan diberitahu kepada orang terdekatmu ya," tulis akun Instagram tersebut.
Untuk mencegah terjadinya pencurian data, Kementerian Kominfo telah meminta masyarakat untuk memutakhirkan sistem keamanan perangkat. Jika ada indikasi mencurigakan, Kominfo mengimbau agar publik tak memberikan data pribadi kepada pihak yang tak dikenal.

Asal usul Aplikasi Azan, Salat Al-Quran MP3 pencuri data pengguna

Sejumlah aplikasi islami diduga mengandung coding berbahaya pencuri data. Foto: Screenshot Google Play Store
Berdasarkan penelusuran kumparanTECH, sejumlah aplikasi tersebut pada awalnya ditemukan oleh pendiri organisasi AppCensus--auditor aplikasi seluler untuk privasi dan keamanan pengguna--Serge Egelman dan Joel Reardon.
ADVERTISEMENT
Egelman dan Reardon menemukan secuil kode tak biasa tertanam di beberapa aplikasi. Kode itu disebut diduga digunakan untuk mencuri identitas pribadi dan data lain dari device. Data penting tersebut meliputi informasi seputar perangkat dan penggunanya seperti nomor telepon hingga alamat email, informasi IMEI, data GPS dan SSID router.
Salah satu aplikasi yakni QR & Barcode Scanner yang jika diunduh, Software Development Kit (SDK) di dalam aplikasi akan menjalankan perintah untuk mengumpulkan nomor telepon pengguna, alamat email, informasi IMEI, data GPS dan SSID router.
Ada beberapa aplikasi lain yang masuk dalam jenis ini seperti Al Moazin and Qibla Compass. Sejak berita ini ditayangkan pada Minggu (10/4) lalu, aplikasi telah diunduh sekitar 10 juta kali.
ADVERTISEMENT
Berikut daftar aplikasi yang diduga mengandung SDK berbahaya menurut temuan AppCensus.
***
Standarisasi cantik pada perempuan terus berevolusi. Tak lagi dibutakan oleh keseragaman. Untuk itu, kumparanWOMAN mengajak perempuan untuk turut merayakan kecantikan yang beragam, guna memberi kekuatan dan memberdayakan sesama perempuan melalui kisah #PerjalananCantikku dalam kampanye Beauty for All.