Delwa Roberto Lazada

Putar Otak Toko Online Jaga Bisnis tetap Sehat saat Pandemi Corona

11 Mei 2020 20:47 WIB
comment
2
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Delwa Roberto, pedagang online Babaju yang menjual produk fesyen muslim di Lazada, jeli melihat perubahan pasar dan cepat beradaptasi kala pandemi COVID-19. Foto: Lazada
zoom-in-whitePerbesar
Delwa Roberto, pedagang online Babaju yang menjual produk fesyen muslim di Lazada, jeli melihat perubahan pasar dan cepat beradaptasi kala pandemi COVID-19. Foto: Lazada
Pandemi virus corona yang melanda Indonesia merupakan sebuah tantangan bagi bisnis, tidak hanya penjual offline namun juga online. Seiring dengan perubahan tren belanja masyarakat dari keinginan menjadi kebutuhan, para penjual harus jeli melihat kesempatan agar tetap bisa mempertahankan bisnis selama wabah.
Setidaknya, hal tersebut yang dilakukan oleh Delwa Roberto. Salah satu penjual di Lazada yang harus memutar otak untuk mencari cara agar toko online-nya tetap relevan dengan kebutuhan masyarakat selama wabah.
Delwa, yang sebelumnya hanya menjual produk fesyen muslim perempuan biasa melalui toko online bernama Babaju, akhirnya beradaptasi dengan kebutuhan konsumen di masa pandemi ini. Dia mengeksplorasi peluang untuk ikut menjual produk yang relevan dengan permintaan pasar di kala wabah COVID-19. Saat ini, toko online Babaju, selain memodifikasi barang jualan utamanya, juga menjual masker, alat perlindungan diri (APD), dan face shield.
Langkah ini diambil untuk menjaga pendapatan tetap masuk di saat masa ketidakpastian ekonomi seperti sekarang.
"Permintaan baju fesyen muslim biasa itu menurun ‘kan semenjak orang di rumah saja," kata Delwa kepada kumparan, Kamis (30/4). "Jadi, saya pribadi pun merasakan penurunannya. Sehari biasanya keluar sekian pieces, sekian paket, kok semenjak COVID-19 ini berasa menurun. Jadi, kita putar otak gimana caranya bisnis tetap berjalan - yaitu tidak hanya memodifikasi barang dagangan kita biar tetap relevan, tapi juga dengan nambah jenis produk jualan, biar tetap bisa (menutup biaya) operasional."
Delwa menjelaskan, Babaju memproduksi sendiri masker kain yang mereka jual. Adapun produk yang memerlukan spesifikasi khusus, seperti masker medis, dia beli langsung ke pabrik pembuatnya.
Masker kain yang Babaju produksi terbuat dari 2 lapis kain katun, agar konsumen bisa menyelipkan filter udara di dalamnya. Babaju juga menyediakan masker khusus dengan tali yang lebih panjang untuk orang berhijab, sehingga mereka bisa lebih mudah untuk memakai masker. Selain itu, Delwa juga melakukan modifikasi pada desain produk jilbab yang dia jual, di mana jilbab itu diberikan kain tambahan yang bisa berfungsi sebagai masker. Produk macam ini lagi banyak dicari oleh konsumen berhijab di tengah pandemi.
Dengan kreativitas dan melakukan modifikasi pada desain produk, Delwa mampu menjaga pendapatan dan mencegah terjadinya pemutusan hubungan kerja (PHK) terhadap karyawannya. Tak ada satupun dari 8 karyawan toko online-nya yang diberhentikan selama pandemi virus corona.
Ide untuk mengeksplorasi produk yang berkaitan dengan masker ini mulanya terinspirasi ketika dia mulai menjual produk masker milik temannya di Facebook, yang ternyata sangat dibutuhkan masyarakat luas.
"Saya ikut jualan masker itu dari sejak adanya PSBB di DKI Jakarta itu. Awalnya ikut jualan sih, sekadar iseng doang, enggak upload ke marketplace," kata Delwa. "Saya serius terjun jual maskernya itu saat pemerintah mengumumkan setiap keluar harus pakai masker."
Delwa mengaku, pada awal penerapan PSBB di Jakarta, toko online-nya bisa menjual 2.000 masker per hari. Adapun untuk APD, kata dia, jumlahnya lebih sedikit karena hanya bertujuan melengkapi kebutuhan stok APD yang masih kurang di pasar.
Saat ini, penjualan masker di Babaju masih berkisar 500 pieces per hari. Delwa sendiri belum mengetahui apakah dia bakal tetap menjual masker setelah wabah corona selesai. Kata dia, hal tersebut tergantung pada tren permintaan masker dan APD di masa depan. Semua tergantung pada situasi dan kondisi.
Gudang toko online Babaju. Foto: Lazada

Pentingnya komunitas penjual online: jadi tahu tren

Komunitas pedagang online jadi faktor penting menjaga bisnis selama wabah, kata Delwa. Dia menyebut, pengetahuan yang dia punya soal kebutuhan masyarakat terhadap masker didapat melalui komunitas pedagang online Lazada Club.
"Komunitas itu penting banget," kata Delwa. "Saya pribadi sangat diuntungkan dengan komunitas ini. Kenapa saya bilang penting? Ya, itu kita jadi bisa tahu apa yang lagi tren di luar sana."
Delwa saat ini merupakan ketua Lazada Club untuk wilayah Jakarta Pusat. Keuntungan yang didapat dari komunitas pedagang Lazada Club tak hanya menyoal penjualan saja. Melalui forum tersebut, para pedagang juga bisa bertukar informasi tentang potensi keterlambatan pengiriman di wilayah yang menerapkan PSBB.
Industri e-commerce dan logistik saat ini memang sedang menghadapi tantangan berkurangnya moda transportasi yang umumnya menjadi fasilitas pengiriman barang pada intra dan antar daerah. Frekuensi penerbangan, kereta api, bahkan kendaraan antar kota menjadi lebih sedikit, sehingga proses pengiriman menjadi lebih panjang.
Di daerah-daerah tertentu, adanya pembatasan jam operasional menyebabkan melambatnya proses penjemputan dan pengiriman barang dari penjual hingga tiba di tangan konsumen.
"Pasti seluruh member di komunitas ini saling tahu apa yang lagi tren sekarang. Yang pertama dari segi jualan. Yang kedua dari segi informasi pengiriman," jelas Delwa. "Kalau sekarang lagi zamannya COVID-19, daerah mana saja sih yang pengirimannya telat atau menerapkan PSBB. Di komunitas inilah kami saling tahu."

Ramadan Sale bikin penjualan baju kembali meningkat

Selain komunitas pedagang, Delwa menyebut bahwa mengikuti program spesial seperti Ramadan Sale di Lazada membantu penjualan produk fesyen dan baju Muslim di tokonya yang perlahan mulai naik lagi pada bulan puasa ini, dibandingkan bulan lalu. Dia mengaku, selama Ramadan Sale penjualan bajunya meningkat hingga tiga digit karena adanya program tersebut.
“Mungkin karena big campaign-nya Lazada, penjualan saya secara keseluruhan selama Ramadan Sale meningkat cukup pesat,” kata Delwa. “Promosinya lebih banyak, lebih banyak voucher dari Lazada itu sendiri. Ada free shipping.”
Untuk memanfaatkan program tersebut secara optimal, Delwa menyebut ada beberapa hal yang dia persiapkan, seperti mempersiapkan banner khusus promosi Ramadan Sale di tokonya, membuat harga promosi khusus, hingga menambah voucher belanja.
Delwa sendiri berharap agar wabah virus corona cepat selesai di Indonesia. Menurutnya, jika wabah makin lama selesai, orang-orang bakal mengalami kesulitan yang lebih lama.
“Semoga ekonominya cepat membaik dan orderan kembali normal seperti sedia kala,” pungkasnya.
Sedang memuat...0 Konten
Sedang memuat...0 Konten
Sedang memuat...0 Konten
Sedang memuat...0 Konten
Sedang memuat...0 Konten