Respons Jokowi, Ma'ruf Amin hingga Susi soal Ekspor Benih Lobster

18 Desember 2019 8:32 WIB
comment
13
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Benih Lobster Foto: Antara/Ardiansyah
zoom-in-whitePerbesar
Benih Lobster Foto: Antara/Ardiansyah
ADVERTISEMENT
Kebijakan ekspor benih lobster yang diucap oleh Menteri Kelautan dan Perikanan Edhy Prabowo menuai banyak reaksi dari berbagai kalangan.
ADVERTISEMENT
Beberapa tokoh seperti mantan Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti, Wakil Presiden Ma’ruf Amin, hingga Presiden Joko Widodo. Bagaimana komentar ketiganya? Berikut rangkuman kumparan:
Presiden Joko Widodo (kiri) saat berdialog dengan wartawan kepresidenan di Istana Merdeka, Jakarta, Kamis (24/10/2019). Foto: ANTARA FOTO/Wahyu Putro A
Presiden Joko Widodo
Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengaku rencana kebijakan itu yang mengerti perhitungannya adalah Edhy Prabowo. Hanya saja, dia berpesan agar negara, nelayan dan lingkungan tidak dirugikan.
"Tanyakan ke Menteri KKP Pak Edhy Prabowo. Yang penting menurut saya negara mendapat manfaat, nelayan mendapat manfaat, lingkungan tidak rusak. Nilai tambah ada di dalam ‎negeri dan ekspor dan tidak ekspor itu hitungannya dari situ," ucapnya saat ditemui di Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur, Selasa (17/12).
Dia pun berharap, Edhy Prabowo memperhatikan faktor ekonomi hingga lingkungan sebelum membuat kebijakan baru mengenai ekspor benih lobster. Menengok jika keran ekspor dibuka, dikhawatirkan ‎lobster di Indonesia akan punah.
ADVERTISEMENT
"Jangan kita tidak hanya melihat lingkungan saja, tapi nilai ekonominya dilihat. Tapi lingkungan juga harus‎ kita pelihara. Keseimbangan antara itu yang penting," jelas Jokowi.
Wakil Presiden Ma'ruf Amin (tengah) usai menghadiri acara konferensi kelapa sawit di ITDC, Nusa Dua, Bali Foto: Denita BR Matondang/kumparan
Wakil Presiden Ma’ruf Amin
Wakil Presiden Ma’ruf Amin melontarkan suaranya terkait ekspor benih lobster. Dia bercerita, salah satu pertimbangan pembukaan ekspor karena hanya 1 persen benih lobster yang akan bertahan hidup jika tak dibudidayakan. Tapi kebijakan ini masih dikaji, ekspor benih lobster belum tentu akan dibuka.
"Kan ini kan lagi dikaji. Kita tunggu saja. Katanya kalau lobster itu tidak dibudidaya kan hanya satu persen, kalau dibudidayakan bisa 70 persen," kata Ma'ruf di Kantor Wakil Presiden, Jakarta Pusat, Selasa (17/12).
Ma'ruf menegaskan, saat ini memang belum ada aturan membolehkan lagi ekspor benih lobster ke luar negeri.
ADVERTISEMENT
"Nah ini kajian-kajian, kita minta dikaji aja, nanti kalau sudah selesai pengkajiannya baru dipublikasi, nanti tanggapannya seperti apa, sekarang kan belum, belum ada kebijakannya belum, sedang dikaji karena masih seperti itu," jelas dia.
Menteri Kelautan dan Perikanan, Susi Pudjiastuti melepasliarkan benih lobster di Banyuwangi. Foto: Dok. KKP
Susi Pudjiastuti
Lewat akun Twitter miliknya, Susi Pudjiastuti mengomentari pernyataan Menteri Kelautan dan Perikanan Edhy Prabowo yang menyamakan rencananya membuka ekspor benih lobster dengan pembukaan ekspor bijih nikel. Menurut Edhy, prinsip kebijakan membuka ekspor benih lobster sama halnya dengan pembukaan keran ekspor nikel pada 2016 sampai akhir tahun ini.
Tapi Susi berpendapat, nikel dan lobster punya perbedaan mendasar. Nikel adalah Sumber Daya Alam (SDA) yang tidak terbarukan. Dibuka atau pun ditutup ekspornya, suatu saat bijih nikel akan habis.
ADVERTISEMENT
Sedangkan lobster adalah SDA yang terbarukan. Lobster bisa terus dihasilkan asalkan dijaga kelestariannya. Kalau ekspor benih lobster ditutup, pasti lestari. Sebaliknya kalau dibuka, bisa punah.
"Nikel itu benda mati tidak bisa beranak pianak diambil akan habis. Lobster itu mahluk hidup bernyawa, berkembang biak/beranak pianak. Kita jaga habitat dan keberlanjutan bibit-bibitnya di alam pasti lobster itu akan tetap ada, banyak sepanjang masa untuk kita ambil, makan dan jual," kata Susi seperti dikutip kumparan dari akun Twitter, Selasa (17/12).
Maka kebijakan terkait ekspor benih lobster sangat penting untuk menjaga ketersediaan SDA ini.
"Pengelolaan SDA yang renewable secara instant extractive dan masiv harus dilarang. Apalagi pengambilan plasmanutfahnya. Its A NO NO !!" tegas Susi.
ADVERTISEMENT
Susi Pudjiastuti menuturkan, benih lobster mulai banyak diekspor pada tahun 2000-an. Dampaknya, nelayan-nelayan kecil kini sudah sulit memperoleh lobster berukuran besar. Kenyataan inilah yang membuat Susi mengambil kebijakan untuk melarang ekspor benih lobster saat masih menjadi menteri.