Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.86.0
Awal 2020, Samsung langsung tancap gas meluncurkan smartphone baru Galaxy A51 di Indonesia. Ponsel pintar ini disiapkan untuk bersaing dengan smartphone lain di kelas menengah.
Galaxy A51 ini punya sejumlah fitur unik dan menarik, salah satunya kamera belakang yang membentuk huruf 'L'. Tidak hanya itu, ia juga dibekali dengan Exynos 9611 sebagai dapur pacunya, serta RAM 6 GB dan memori internal 128 GB sebagai pendukung performa.
kumparan berkesempatan menjajal dan memakai Samsung Galaxy A51 selama dua pekan. Begini pengalaman kumparan selama menggunakan smartphone berkamera L ini:
Desain dan Layar
Bicara soal desain, kumparan merasa tidak ada yang baru dari tampilan Galaxy A51. Ini karena Samsung memakai desain yang sudah ada dan biasa digunakan untuk ponsel premiumnya.
Bagian depan, misalnya, perusahaan memakai desain layar Infinity-O yang ada lubang di layar untuk kamera depan, mirip yang dipakai di Galaxy S10. Sementara bagian belakangnya, Samsung menyusun empat kameranya membentuk huruf L dan menempatkan dalam bingkai persegi empat, desain yang justru serupa dengan Mate 20 buatan kompetitor Huawei.
Dimensi Samsung Galaxy A51 tampak besar. Meski begitu, ia masih nyaman digenggam berkat lekukan bodinya di sisi perangkat serta materialnya yang campuran kaca dan plasik, Samsung menyebutnya 'glasstic'. Material ini enggak bikin licin di tangan pengguna.
Meski materialnya plastik, bukan berarti Galaxy A51 terkesan smartphone murahan. Samsung memberi varian warna-warna yang segar, cerah, dan bergradasi tegas di smartphone ini, sehingga tampilannya tampak modern dan mengikuti tren kekinian.
Karena dimensinya besar, Samsung bisa beri layar Super AMOLED berukuran 6,5 inci, lebih besar dari pendahulunya Galaxy A50. Resolusinya mencapai 2400 x 1080 pixel dan punya aspek rasio 20:9.
kumparan cukup puas dengan panel Super AMOLED yang digarap Samsung untuk Galaxy A51, karena mampu mengolah tampilan gambar di layar menjadi tajam dan jernih. Kalibrasi warna dan tingkat kecerahan cukup berimbang, tak berlebihan. Hal ini membuat mata nyaman melihat layar, baik itu saat buka aplikasi maupun tonton video.
Ada juga sensor sidik jari di dalam layar Galaxy A51 yang ditanam Samsung. Sensornya cukup responsif, lebih baik dari pendahulunya. Begitu jari diposisikan di bagian tengah bawah layar dan sekali sentuh, kunci langsung terbuka.
Tapi, kemampuan responsnya itu akan berkurang ketika tangan atau layar sedikit kotor. kumparan harus melakukan dua hingga tiga kali percobaan agar smartphone ini bisa terbuka kuncinya, setelah tangan memegang sesuatu, entah gelas, gagang pintu, dan lain sebagainya.
Kamera dan Video
Sekarang mari bahas fitur utamanya, kamera. Jika dibandingkan dengan Galaxy A50, Galaxy A51 punya tambahan lensa makro dan peningkatan resolusi MP di kamera utama menjadi 48 MP.
Selama menggunakan kamera belakang Galaxy A51, kumparan merasa hasil fotonya cukup memuaskan, terutama saat di luar ruangan. Gambarnya cukup tajam dengan komposisi warna yang sesuai, tidak ada warna yang saling mendominasi. Tingkat kecerahan yang masuk dalam jepretan juga tidak berlebihan.
Sayang, performa kamera langsung menurun begitu intensitas cahaya pada objek gambar berkurang. Kamera Galaxy A51 tampak kesulitan dalam menghasilkan foto yang detail tanpa noise dalam kondisi yang low-light, baik di dalam maupun luar ruangan. Kamera hanya sanggup menunjukkan tekstur yang detail di bagian yang terang, sementara sisi yang kurang cahaya atau gelap tampak gambar menjadi pecah. Situasi ini berlaku untuk kamera depan dan kamera wide-angle. Khusus wide-angle, dia lebih baik karena sanggup mengambil foto dengan sudut pandang yang lebih luas sehingga bisa foto grup banyak orang.
Pengalaman serupa juga dirasakan pada kamera selfie-nya yang beresolusi 32 MP. Hasil gambarnya tidak mengecewakan, kecuali tingkat ketajamannya memang masih perlu diperbaiki. Cahaya yang masuk juga sedikit berlebihan dan komposisi warna hangat mendominasi hasil foto kamera depan, membuat gambar kurang terlihat natural. Sementara ketika di dalam ruangan, noise tampak terlihat dan cahaya yang kurang masuk membuat hasil foto sedikit pucat.
Bagaimana dengan kamera makro barunya? Kegunaan lensa ini terbatas hanya untuk ambil foto jarak dekat. Bagus tidaknya hasil gambar benar-benar bergantung pada kestabilan pengguna dalam potret objek, dan intensitas cahaya sekitar lagi-lagi turut memengaruhinya. Fokus pada lensa ini juga sering berubah-ubah, sehingga harus ada kesabaran ekstra untuk bisa memotret makro dengan kamera Galaxy A51. Kualitas hasil fotonya, lumayan bagus dengan tekstur yang detail dan warna yang tak pudar.
Kamera di smartphone ini memungkinkan kalian merekam video 4K dengan 30 frame per detik, namun tidak ada fitur image stabilization Super Steady. Itu sebabnya kalian perlu alat tambahan macam gimbal untuk minimalisir guncangan saat rekam dalam resolusi 4K.
Super Steady ini benar-benar membantu mengurangi guncangan dalam rekaman video beresolusi Full HD (1920 x 1080 pixel) atau HD (1280 x 720 pixel). Sementara audio yang dihasilkan dalam rekaman video terdengar cukup bagus dengan suara dari latar masih bisa terekam jelas dalam jarak sekitar 2 meter.
Performa dan Game
Sebelum masuk performa, mari kita bahas antarmukanya. Galaxy A51 datang membawa OneUI 2.0 sebagai sistem antarmukanya yang berbasis Android 10. Samsung OneUI sudah dipaketkan dengan sejumlah aplikasi bawaan, yang sayangnya tidak bisa dihapus sehingga memakan memori internal Galaxy A51.
Untuk mengolah itu semua, Samsung mengandalkan Exynos 9611 sebagai dapur pacu Galaxy A51. Seri prosesor ini setingkat di atas cip yang dipakai Galaxy A50. Dengan prosesor itu, yang dipasangkan dengan RAM 6 GB, performa Galaxy A51 sedikit lebih cepat dari suksesornya.
Smartphone ini mampu bekerja dengan baik dalam penggunaan sehari-hari, mulai dari media sosial hingga game, dan aplikasi bisa langsung berjalan begitu dibuka. Namun untuk multi-tasking ada catatan tersendiri.
Tulis pesan WhatsApp sambil buka tautan video YouTube di window kedua yang di-minimize, misal, masih bisa dikuasai Galaxy A51. Tapi performanya akan terasa lebih berat. Ini dirasakan saat hendak berganti laman ke pesan grup atau personal. Performa serupa juga terasa saat menjelajah internet dengan browser Chrome, dengan kecepatan sedikit menurun dibanding buka media sosial.
Temperatur smartphone ini juga cukup stabil. Tidak ada peningkatan suhu yang berarti ketika menjalankan aplikasi dalam waktu lama di ponsel pintar ini.
Samsung Galaxy A51 secara tidak terduga sanggup melahap aplikasi game PUBG dengan pengaturan grafisnya di level HD. Biasanya, smartphone kelas menengah hanya mampu menjalankan game ini dengan lancar dalam grafis Medium, atau bahkan di bawahnya.
Untuk menjaga agar frame per second atau FPS-nya stabil dan tidak lag, kalian harus mengatur grafisnya di HD dan frame rate di High. Anti-aliasing juga baiknya dinonaktifkan, dengan konsekuensi kualitas tekstur menurun membuat perpaduan visual karakter dan latar tampak kasar. Untuk game populer lainnya, misal, Mobile Legends, tidak masalah. Game MOBA itu lancar jaya di Galaxy A51.
Konsumsi daya di smartphone ini tidak terlalu berlebihan. Satu jam main di PUBG, baterai hanya turun sekitar 20 sampai 23 persen. Sementara berselancar di media sosial selama 15 menit hanya turun sekitar 1 sampai 2 persen saja. Angka yang cukup bagus mengingat Galaxy A51 punya baterai gemuk berkapasitas 4.000 mAh.
Bagaimana dengan kemampuan isi dayanya? Penggun Galaxy A51 cukup beruntung karena perangkatnya sudah dilengkapi dengan teknologi fast charging 15W. Selama pengujian selama dua pekan, fitur tersebut dapat mengisi daya rata-rata 30 persen baterai dalam waktu 30 menit. kumparan cukup puas dengan kemampuan charging Galaxy A51 ini.
Kesimpulan
Samsung Galaxy A51 memberikan sensasi dan pengalaman beragam, terutama di bagian kameranya yang unik. Ada kalanya performa lensanya yahud saat di kondisi cahaya cukup terang, sementara kualitas hasil fotonya menurun dalam kondisi minim cahaya.
Dia merupakan smartphone kelas menengah, namun Samsung meracik bodi Galaxy A51 dengan desain ponsel premium, membuatnya sedikit lebih berkelas. Warna yang ditawarkan juga kekinian, sehingga pengguna tidak akan ketinggalan zaman.
kumparan cukup puas saat menjajal Galaxy A51 dengan beragam aplikasi, termasuk game. Tidak ada yang menyangka smartphone ini sanggup menjajal PUBG dengan grafis tinggi, apalagi konsumsi dayanya juga tidak terlalu boros.
Samsung Galaxy A51 yang berbanderol Rp 4,1 cukup layak kalian beli sebagai smartphone perdana di awal tahun ini. Bagi kalian pemilik Galaxy A50, tidak ada salahnya untuk upgrade ke smartphone ini.