Riset Google: Mobilitas Orang Indonesia Masih Tinggi Dibandingkan Negara ASEAN

6 April 2020 18:54 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Warga menyampu jalan di kawasan Tambora, Jakarta. Foto: ANTARA FOTO/Nova Wahyudi
zoom-in-whitePerbesar
Warga menyampu jalan di kawasan Tambora, Jakarta. Foto: ANTARA FOTO/Nova Wahyudi
ADVERTISEMENT
Aktivitas warga Indonesia di tengah imbauan physical distancing untuk cegah penularan virus corona terpantau masih tinggi dibandingkan negara lain di Asia Tenggara, menurut data Google. Langkah pemerintah menerapkan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) ternyata belum sepenuhnya dipatuhi publik, sekalipun telah tertuang dalam Permenkes No 9 Tahun 2020 tentang Pedoman PSBB.
ADVERTISEMENT
Fakta itu tertuang dalam laporan yang diberikan Google untuk 131 negara yang menerapkan physical distancing dengan mengurangi aktivitas di berbagai sektor seperti pusat perbelanjaan, taman, stasiun, terminal, kantor, dan perumahan. Google menggunakan analisis data lokasi pada 16 Februari hingga 29 Maret 2020 dari miliaran smartphone pengguna yang mengaktifkan fitur “Location History” di perangkat, yang kemudian data itu dianonimkan.
Di Indonesia, Google mencatat ada penurunan aktivitas di tempat umum, dan terjadi peningkatan aktivitas di rumah atau tempat tinggal sebanyak 15 persen. Ini artinya, imbauan pemerintah Indonesia untuk belajar, bekerja, dan ibadah di rumah, kemungkinan baru dilakukan oleh sebagian kecil masyarakat.
Berikut beberapa tempat publik yang mengalami penurunan aktivitas oleh warga Indonesia:
ADVERTISEMENT
Data google COVID-19 Community Mobile Report. Foto: Google
Mengacu data di atas, mobilitas masyarakat Indonesia di tempat umum masih tergolong tinggi jika dibandingkan dengan negara-negara di Asia Tenggara, termasuk Filipina, Malaysia, Thailand, dan Vietnam, yang keempatnya telah menerapkan kebijakan lockdown.
Filipina misalnya, tren mobilitas di restoran, kafe, bioskop, perpustakaan, museum, taman hiburan, pusat perbelanjaan mengalami penurunan hingga 81 persen, dengan tren mobilitas di perkantoran juga turun hingga 54 persen.
ADVERTISEMENT
Malaysia hampir sama dengan Filipina. Tren mobilitas di tempat umum seperti restoran, kafe, dan lain-lain, menurun hingga 81 persen, sementara tren mobilitas di perkantoran turun hingga 52 persen. Thailand dan Vietnam ada di bawahnya, diikuti oleh Indonesia dan Singapura yang keduanya sama-sama tidak menerapkan lockdown.
Data google COVID-19 Community Mobile Report. Foto: Google
Dari sini dapat dipahami, bahwa mobilitas masyarakat Indonesia di tempat umum, baik di lokasi hiburan maupun perkantoran masih terbilang tinggi jika dibandingkan dengan negara-negara yang sudah menerapkan lockdown. Ini artinya, potensi penyebaran virus di ruang publik masih berisiko tinggi.
Sudah banyak pakar kesehatan yang menyebut bahwa virus corona lebih banyak menular antarmanusia lewat kontak dekat. Virus corona SARS-CoV-2 bisa menular lewat tetesan pernapasan atau droplet yang keluar dari penderita COVID-19 dan masuk ke orang lain lewat mulut, hidung, atau mata. Hal ini diungkapkan oleh Vittoria Colizza dari French Institute of Health and Medical Research.
ADVERTISEMENT
Menurut Colizza, bagaimanapun, untuk memutus rantai penyebaran virus corona, hal yang mesti dilakukan adalah menerapkan physical atau social distancing atau menjaga jarak fisik dan mengurangi kontak dekat antarmanusia. Selain itu, salah satu hal yang paling direkomendasikan adalah dengan menerapkan lockdown atau karantina wilayah.
Ilustrasi Google. Foto: REUTERS/Aly Song/File Photo
Hal penting lain yang perlu dicatat adalah, virus corona dapat bertahan hidup di permukaan benda mati. Oleh karenanya, sangat tidak direkomendasikan beraktivitas di luar rumah, menaiki transportasi umum, datang ke keramaian, atau pergi mudik. Sebaiknya pakai masker jika terpaksa harus keluar rumah.
Di tengah wabah seperti ini, masyarakat wajib untuk menjaga kebersihan dan kesehatan diri. Rajin cuci tangan dengan air mengalir dan sabun, serta meminimalkan memegang wajah dengan tangan.
ADVERTISEMENT
****
kumparanDerma membuka campaign crowdfunding untuk bantu pencegahan penyebaran corona virus. Yuk, bantu donasi sekarang!