Riset: Grab Pimpin Pasar Transportasi Online di Indonesia

18 September 2019 19:49 WIB
comment
7
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi Grab Foto: Reuters
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Grab Foto: Reuters
ADVERTISEMENT
Industri transportasi online atau ride-hailing memang memiliki potensi pasar yang besar di kawasan Asia Pasifik, terutama Indonesia. Menurut riset ABI Research, kawasan Asia Pasifik telah meliputi 70 persen dari semua perjalanan ride-hailing dunia.
ADVERTISEMENT
Berdasarkan data riset ini juga, salah satu pemain di industri ride-hailing, Grab, dilaporkan memiliki pangsa pasar yang lebih besar dibandingkan pesaingnya Gojek dan kompetitor lainnya.
ABI Research yang berpusat di London, Inggris, mengungkap risetnya yang menunjukkan Grab menguasai pangsa pasar transportasi online sebesar 11,4 persen di Asia Pasifik dengan dominasi di pasar Indonesia dan Vietnam.
Riset ini menempatkan Grab memimpin pasar Indonesia dengan persentase 64 persen dan di Vietnam mencapai 74 persen. Sedangkan menurut riset yang sama, Gojek memiliki pangsa pasar 35,3 persen di Indonesia sementara Go-Viet memiliki 10,3 persen di Vietnam.
Layanan mobil panggilan GrabCar dari Grab. Foto: REUTERS/Edgar Su
Menurut catatan ABI Research, keberhasilan Grab diraih berkat langkah perusahaan membuat super app yang menyediakan berbagai layanan kebutuhan masyarakat. Saat ini, selain transportasi, Grab juga menyediakan layanan pengiriman barang dan makanan, serta layanan keuangan.
ADVERTISEMENT
Tidak hanya itu, ada juga layanan untuk pesan tiket bioskop, kamar hotel, hingga layanan kesehatan yang segera meluncur di Indonesia. Menurut Smart Mobility Principal Analyst di ABI Research, James Hodgson, pengembangan layanan di luar transportasi sudah menjadi keharusan di saat layanan ride-hailing mengalami stagnan.
“Pertumbuhan transportasi online mengalami perlambatan. Setelah mencapai 22 miliar perjalanan pada 2018, tahun ini diperkirakan akan ditutup dengan angka perjalanan sedikit di bawah 22 miliar,” jelasnya.
Aplikasi Grab. Foto: Shutterstock
Layanan ride-hailing yang semakin tertekan, menurut Hodgson, disebabkan langkah-langkah perusahaan yang meningkatkan insentif pengemudi dan mensubsidi tarif untuk mencari pelanggan baru dan memperluas pangsa pasar.
Gojek, sebagai pesaing Grab, telah lebih dulu menerapkan konsep super app yang menyediakan berbagai kebutuhan masyarakat sehari-hari lewat aplikasinya. Bahkan, saat ini jumlah layanan di luar transportasi yang ada di Gojek masih lebih banyak ketimbang Grab.
ADVERTISEMENT
Namun, Grab berupaya untuk mengejar ketertinggalan tersebut dan terus menambah layanan-layanan baru di aplikasinya.