Riset: Pengalaman Main Game Mobile di Indonesia Buruk

11 Februari 2020 11:30 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi game online. Foto: Aditia Noviansyah/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi game online. Foto: Aditia Noviansyah/kumparan
ADVERTISEMENT
Bermain game mobile di Indonesia merupakan pengalaman yang buruk, menurut penelitian terkini yang dibuat oleh perusahaan riset Opensignal. Pengalaman bermain game mobile di Indonesia hanya mendapatkan skor 63,6 di studi terbarunya, dan menempati peringkat ke-55 dari 100 negara yang diteliti.
ADVERTISEMENT
Opensignal mendasari penelitiannya melalui uji coba bermain game mobile Fortnite, Pro Evolution Soccer (PES), dan Arena of Valor (AoV) menggunakan berbagai jaringan internet yang tersedia di masing-masing negara. Setelah bermain game mobile, responden diminta untuk menilai pengalaman bermain mereka dari nilai 0 hingga 100.
Hasilnya, sebagian besar pengguna Indonesia menemukan tingkat pengalaman bermain game mobile mereka tidak dapat diterima.
Mayoritas pengguna juga melaporkan adanya lag dalam bermain game, di mana mereka tidak menerima umpan balik langsung atas tindakan mereka. Gangguan ini memunculkan perasaan kurang punya kendali ketika bermain game mobile.
Infografik pengalaman bermain game mobile di sejumlah negara menurut Opensignal. Foto: Opensignal
Kurang dapat diandalkannya internet mobile di Indonesia membuat gamer cenderung mencari jaringan fixed line via WiFi untuk menikmati pengalaman main game mobile secara multiplayer di smartphone. Jika tidak ditemukan WiFi, mereka lebih memilih main secara solo atau sendiri.
ADVERTISEMENT
Sayangnya, Opensignal tidak menjelaskan berapa jumlah responden asal Indonesia yang diuji dalam penelitian ini. Mereka hanya menyebut bahwa riset ini dibangun melalui uji coba dari 37.836.754 perangkat di 100 negara, dengan 128.131.428.824 total penilaian yang diambil pada periode 10 Oktober 2019 hingga 10 Januari 2020.
Untuk hasil dalam lingkup global, Singapura menempati posisi puncak dalam kepuasan pengalaman pemain game mobile dengan nilai 85,5 dari 100. Posisi Singapura diikuti oleh Belanda dan Jepang yang masing-masing memperoleh nilai 85,4 dan 85,3.
Opensignal mencatat, kepuasan pengalaman bermain game mobile di negara Asia Pasifik punya hasil yang beragam. Dari 26 negara Asia Pasifik yang diteliti mereka, 31 persen di antaranya masuk ke kategori buruk, 27 persen di kategori 'fair', 15 persen termasuk 'baik', dan hanya 8 persen yang mendapatkan predikat 'excellent'.
Infografik pengalaman bermain game mobile di sejumlah negara menurut Opensignal. Foto: Opensignal
Indonesia sendiri menempati posisi ke-14, jika dikelompokkan di dalam kategori negara Asia Pasifik. Posisi Indonesia masih di bawah Vietnam (skor 72,2), Thailand (skor 71,7), Malaysia (skor 66,2), dan Laos (skor 65,6).
ADVERTISEMENT
"Di Asia, lebih dari 70 persen populasi Indonesia memainkan game mobile," tulis Hardik Khatri, Sam Fenwick, dan Ian Fogg dari Opensignal dalam risetnya. "Untuk memenuhi kebutuhan pemain di wilayah di mana game mobile populer tetapi pengalaman main game secara multiplayer-nya fair (cukup) atau poor (buruk), pengembang game harus merancang versi game yang tidak terlalu menuntut (konsumsi data dan memori smartphone)."
Opensignal lantas mencontohkan PUBG Mobile Lite, versi ringan dari game PUBG Mobile yang dirilis khusus di Asia Tenggara, Asia Selatan, Afrika Utara, dan Amerika Selatan. Game tersebut mengurangi batas maksimal pemain dari 100 menjadi 60 orang dengan peta permainan yang lebih sempit, sehingga bisa mengurangi konsumsi data dan memori smartphone pengguna.
Ilustrasi PUBG. Foto: Abil Achmad Akbar/kumparan
ADVERTISEMENT