Rusia Klaim Punya Senjata Laser Super Canggih Penghancur Drone Musuh

25 Mei 2022 10:06 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi senjata laser Foto: AP
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi senjata laser Foto: AP
ADVERTISEMENT
Rusia mengaku telah menggunakan senjata laser untuk menghancurkan drone musuh dalam invasi ke Ukraina. Kendati begitu, AS meragukan klaim tersebut karena tidak ada bukti penggunaan senjata laser dan menganggapnya sebagai propaganda belaka.
ADVERTISEMENT
Yury Borisov, wakil perdana menteri yang bertanggung jawab atas pengembangan militer, mengatakan bahwa prototipe laser yang disebut Zadira ini telah dikerahkan ke Ukraina dan berhasil menghancurkan drone musuh dalam waktu lima detik pada jarak 5 km.
Sebelum ada Zadira, Rusia menggunakan senjata laser yang diberi nama Peresvet, berfungsi untuk membutakan satelit yang mengorbit 1.500 km dari Bumi sehingga musuh tidak bisa mendapatkan informasi.
Namun, klaim Rusia menggunakan senjata laser disebut hanya propaganda belaka. Menurut pejabat di departemen Pertahanan AS, dia mengaku tidak melihat Rusia menggunakan senjata laser dalam invasi ke Ukraina. Bahkan, Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky, mencemooh klaim Rusia dan membandingkan senjata laser dengan “senjata ajaib” yang diklaim Nazi Jerman pada perang dunia kedua.
Anggota Korps Ukraina menembakkan rudal peluru dengan howitzer di wilayah Zaporizhzhia, Ukraina (28/3/2022). Foto: Stanislav Yurchenko/Reuters
"Semakin jelas bahwa mereka tidak memiliki peluang menang dalam perang, semakin banyak propaganda tentang senjata luar biasa yang diklaim sangat kuat untuk memastikan bahwa mereka di atas angin," katanya Zelensky sebagaimana dikutip BBC.
ADVERTISEMENT

Apa itu senjata laser Zadira milik Rusia?

Hanya sedikit yang diketahui tentang pembuatan laser Zadira, namun pada 2017 media Rusia memberitakan bahwa perusahaan nuklir negara Rosatom membantu dalam mengembangkan senjata laser generasi baru tersebut.
Faktanya, selain Rusia ada satu negara lain yang juga mengembangkan senjata laser. Bulan lalu, Israel merilis video yang menunjukkan sistem laser menembak jatuh roket dan drone. Penggunaan senjata ini diklaim jauh lebih murah daripada senjata lainnya.
Namun menurut pakar pertahanan rudal Dr Uzi Rubin dari Jerusalem Institute for Strategy and Security (JISS), senjata laser tak akan mengubah kekuatan medan perang.
“Zelensky benar. Butuh beberapa detik untuk menembak jatuh UAV. Ada cara yang jauh lebih baik untuk melakukannya, menggunakan Stinger atau rudal anti-pesawat akan lebih murah, lebih cepat, dan jangkauannya lebih jauh.” kata Rubin.
ADVERTISEMENT
Laser bekerja dengan mengirim cahaya inframerah untuk memanaskan targetnya hingga terbakar. Kekuatan senjata laser canggih sekalipun masih terlalu lemah untuk membuat pembeda di medan perang, dan senjata laser juga kurang mematikan.
Laser hanya fokus pada satu target dalam satu waktu, sementara sistem pertahanan rudal dapat menyerang beberapa target yang masuk secara bersamaan. Selain itu, laser juga bisa terkendala jika cuaca buruk karena tidak dapat bekerja dalam hujan atau salju dan tidak bisa menembus awan.
ADVERTISEMENT
Bagaimanapun, rudal pencegat Iron Dome Israel akan jauh lebih efektif meski ini dirancang dengan sangat mahal. Ini dipakai hanya untuk melindungi kota-kota besar dari rudal musuh yang masuk, bukan peluru mortir atau drone.
“Perang rudal adalah perang sumber daya. Lebih murah membuat roket daripada bertahan melawannya. Jadi apa pun yang dapat kamu lakukan untuk mengurangi biaya pertahanan akan berguna,” katanya. "Senjata laser dapat berguna dalam mengurangi biaya, tetapi itu tidak akan membuat revolusi."