Rusia Tuntut Wikipedia Hapus Informasi soal Perang Ukraina, Ada Apa?

4 April 2022 11:03 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Turki Blokir Wikipedia Foto: REUTERS/Yves Herman
zoom-in-whitePerbesar
Turki Blokir Wikipedia Foto: REUTERS/Yves Herman
ADVERTISEMENT
Rusia menuntut Wikipedia untuk menghapus informasi soal invasi Ukraina di situs webnya pada Kamis (31/3). Kremlin, sebutan pemerintahan Rusia, bahkan mengancam akan mendenda platform tersebut jika tidak menghapusnya.
ADVERTISEMENT
Regulator media Rusia menganggap informasi tentang perang Rusia dan Ukraina di Wikipedia 'menyimpang' dari versi mereka. Apabila informasi tersebut tidak dihapus, Wikipedia terancam denda hingga 4 juta rubel atau sekitar Rp 690 juta (kurs Rp 172.529 per 1 April 2022).
Sensor ini adalah upaya terbaru pemerintah Rusia untuk menekan media dan membatasi apa yang diketahui publik Rusia tentang perang.
Badan sensor media Rusia, Roskomnadzor, menuntut Wikipedia menghapus informasi apa pun tentang invasi Ukraina yang "salah" kepada warganya. Roskomnadzor tidak menjelaskan dengan rinci informasi apa yang dimaksud.
Kondisi permukiman warga yang rusak akibat serangan Rusia ke Ukraina di kota Trostianets, di wilayah Sumy, Ukraina. Foto: Oleg Pereverzev/Reuters
Sementara editor Wikipedia Rusia mengatakan kepada Vice pada awal Maret 2022, bahwa Roskomnadzor mengancam akan memblokir platform tersebut, karena memasukkan informasi dari pemerintah Ukraina tentang korban sipil Ukraina dan pasukan Rusia dalam "Invasi Rusia ke Ukraina” entri bahasa Rusia.
ADVERTISEMENT
Organisasi induk Wikimedia Foundation mengatakan bahwa mereka tidak akan mundur melawan sensor Rusia pada 3 Maret 2022. Platform ensiklopedia online itu akan terus mempertahankan hak relawan yang mengisi artikel Wikipedia.
Beberapa hari yang lalu, tepatnya Selasa (29/3), Roskomnadzor juga mengancam denda 8 juta rubel atau sekitar Rp 1,34 miliar kepada Google, jika mereka tidak menghapus video YouTube yang diminta. YouTube kebetulan menjadi platform media sosial AS yang layanannya masih bertahan di Rusia.
Sebelumnya, pemerintah sudah memblokir akses Facebook, Instagram, hingga Twitter pascainvasinya ke Ukraina dimulai. Menurut aturan sensor yang baru disahkan Maret 2022, penyebutan invasi Ukraina sebagai 'perang' atau pemberian informasi apa pun yang dianggap 'mendiskreditkan' militer Rusia adalah sebuah kejahatan di Kremlin.
ADVERTISEMENT