'Selamatkan' TikTok, Microsoft Siapkan Duit Rp 438 Triliun

Logo Microsoft. Foto: Dok. Microsoft

Raksasa teknologi AS, Microsoft, mengaku bisa membeli TikTok senilai 30 miliar dolar AS atau Rp 438 triliun (kurs Rp 14.600). Langkah tersebut akan diambil jika TikTok mau menyelamatkan aplikasinya tetap beroperasi di Amerika Serikat.

Microsoft memang berencana mengakuisisi TikTok di tengah tekanan Presiden AS Donald Trump terhadap China. Jumat (31/7) lalu, Trump mengumumkan rencana untuk memblokir TikTok, jika ByteDance selaku induk perusahaan TikTok tak segera menjual bisnisnya ke perusahaan AS.

Trump memberi tenggat waktu hingga 15 September bagi Microsoft dan ByteDance untuk segera menemui kata sepakat dalam pembelian layanan tersebut. Kini, Microsoft sedang diburu waktu 4 hari lagi buat mewujudkan hal tersebut.

Dilansir The Sun, kesepakatan tersebut diharap bernilai 10 hingga 30 miliar dolar AS.

Ilustrasi TikTok Foto: Irfan Adi Saputra/kumparan

Dibayangi Trump

Pembelian itu tentunya tidak seberapa bagi Microsoft yang saat ini punya bernilai 1,61 triliun dolar AS di pasar saham Amerika. Di akhir tahun 2019 , Microsoft juga mempunyai kas 135 miliar dolar AS.

"Begini kesepakatannya. Saya tidak keberatan (yang penting) jika, entah itu Microsoft, atau orang lain, atau perusahaan besar, perusahaan aman, perusahaan 'sangat' Amerika, membelinya," ujar Presiden AS Donald Trump.

Kondisi tersebut saat ini makin membingungkan, karena Trump juga sebelumnya telah meminta Departemen Keuangan AS untuk bisa ambil bagian dari akuisisi tersebut. Sayangnya, Trump tidak menjelaskan detail rencana tersebut.

Presiden AS Donald Trump. Foto: Jonathan Ernst/REUTERS

Selain akuisisi layanan TikTok di Amerika Serikat, Microsoft juga berencana membeli bisnis TikTok di kawasan Australia, Kanada dan Selandia Baru. Bahkan, ada laporan Microsoft mempertimbangkan membeli semua bisnis TikTok di seluruh dunia.

Trump sudah memberi tenggat waktu selama 45 hari sejak Jumat (7/8) hingga 15 September 2020 bagi Microsoft atau perusahaan AS mana pun untuk segera menyelesaikan transaksi akuisisi TikTok. Jika tidak, tak menutup kemungkinan platform video pendek milik ByteDance itu akan diblokir di AS.