news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

Tak Cuma Elon Musk, Steve Jobs Hingga Jeff Bezos Juga 'Benci' Rapat PowerPoint

20 Januari 2021 7:38 WIB
comment
6
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Pendiri Apple, Steve Jobs. Foto: AP Photo
zoom-in-whitePerbesar
Pendiri Apple, Steve Jobs. Foto: AP Photo
ADVERTISEMENT
Akhir tahun 2020, manusia terkaya di dunia, Elon Musk, terang-terangan menyarankan para bos perusahaan di Amerika Serikat untuk berhenti menghabiskan banyak waktu dalam rapat dengan presentasi PowerPoint. Pandangan mengenai hal tersebut juga pernah disampaikan oleh tokoh lain, mulai dari Steve Jobs hingga Jeff Bezos.
ADVERTISEMENT
Menurut laporan Inc, salah satu pendiri Apple, Steve Jobs, disebut sebagai sosok CEO yang bukan penggemar PowerPoint. Meski begitu, ada kalanya ia melibatkan grafik presentasi dalam mengumumkan produk terbaru Apple.
"Saya benci cara orang menggunakan slide presentasi daripada berpikir. Orang menghadapi masalah dengan membuat presentasi. Saya ingin mereka terlibat, membahas berbagai hal di meja, daripada menunjukkan banyak slide. Orang yang tahu apa yang mereka bicarakan, tidak membutuhkan PowerPoint," jelas Jobs.
Ilustrasi rapat. Foto: Pixabay
Rupanya, mendiang Jobs ingin rapat menjadi interaktif dan slide presentasi bisa menjadi cara merangsang orang ikut mencari solusi sebagai bagian dari proses kreatif. Dengan demikian orang-orang dalam rapat terlibat secara aktif.
Jobs ingin penggunaan slide PowerPoint dibatasi pada situasi di mana seseorang sedang melakukan presentasi kepada audiens yang besar dan tidak digunakan sebagai alat umum untuk menjalankan rapat rutin sehari-hari.
ADVERTISEMENT

CEO Twitter, Jack Dorsey: Keluar dari PowerPoint

Selain Steve Jobs dan Elon Musk, Jack Dorsey, yang merupakan pendiri dan CEO Twitter, juga menyarankan para pengusaha untuk tidak menghabiskan waktu dengan ide dan presentasi PowerPoint. Ia ingin para bos perusahaan keluar dari pola pikir mementingkan ide dan presentasi daripada membuat produk atau jasa.
"Segera setelah Anda mencapai ruang di mana Anda benar-benar memiliki sesuatu untuk dimainkan dan sesuatu yang nyata, saat itulah pembelajaran yang sebenarnya terjadi. Keluar dari Keynote, keluar dari PowerPoint, dan mulailah membangun dan mulai memamerkannya kepada orang-orang," kata Dorsey dikutip Business Insider.
Dorsey menambahkan semakin cepat para pengusaha membuat sebuah produk atau jasa, maka akan semakin cepat menarik orang dengan ide dan apa mereka telah lakukan.
CEO Twitter, Jack Dorsey Foto: Rebecca Cook/Reuters

CEO Amazon, Jeff Bezos bukan penggemar presentasi PowerPoint

Business Insider melaporkan, CEO Amazon, Jeff Bezos, melarang penggunaan presentasi PowerPoint di rapat internal perusahaan sejak 2004. Dalam email internal, Bezos menjelaskan mengapa Amazon tidak lagi menggunakan presentasi PowerPoint.
ADVERTISEMENT
"Teks naratif yang terstruktur dengan baik adalah yang kami cari, bukan hanya teks. Jika seseorang membuat daftar poin-poin dalam kata, itu sama buruknya dengan PowerPoint," jelas Bezos.
"Presentasi bergaya Powerpoint entah bagaimana memberikan izin untuk mengabaikan ide, meratakan rasa kepentingan relatif, dan mengabaikan keterkaitan dengan ide," tambahnya.
Selain tiga bos perusahaan di atas, mantan CEO yang kini Executive Chairman LinkedIn, Jeff Weiner, juga pernah menyatakan bahwa perusahaannya itu sudah tidak lagi melakukan rapat dengan presentasi PowerPoint sejak tahun 2013, sama halnya yang dilakukan di Amazon.
Jeff Bezos, konglomerat pendiri perusahaan Amazon dan Blue Origin. Foto: Isaiah J. Downing/REUTERS
Sebagai gantinya, Weiner meminta agar materi yang biasanya dipresentasikan selama rapat dikirim ke peserta setidaknya 24 jam sebelumnya. Dengan begitu, peserta dapat membiasakan diri dengan materinya dan memahami topik apa yang dibahas dalam rapat.
ADVERTISEMENT
"Tidak ada presentasi. Penting untuk tetap waspada pada poin ini karena kebanyakan orang yang menyiapkan materi akan secara refleks mulai mempresentasikan ... Dengan dihilangkannya presentasi, rapat sekarang dapat secara eksklusif difokuskan untuk menghasilkan rencana yang berharga: Memberikan konteks bersama, menyelam lebih dalam pada data dan wawasan yang meyakinkan, dan mungkin yang paling penting, melakukan debat yang bermakna," terangnya dalam blog resminya.
Menurut Weiner, pola rapat seperti ini akan membuat waktu yang digunakan jauh lebih baik dan bermakna.
***
Saksikan video menarik di bawah ini.