Telegram Jaga Komunikasi Privat Walau Konten ISIS Diberantas

2 Agustus 2017 7:16 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
CEO Telegram Pavel Durov bertemu Kominfo. (Foto: Kemkominfo)
zoom-in-whitePerbesar
CEO Telegram Pavel Durov bertemu Kominfo. (Foto: Kemkominfo)
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Usai bertemu dengan Kementerian Komunikasi dan Informatika, Telegram menyatakan siap lakukan filter konten propaganda teroris di channel publiknya. Kendati demikian, penyedia layanan asal Rusia itu tetap akan menjunjung tinggi komunikasi privat penggunanya. Pernyataan tersebut disampaikan langsung oleh CEO sekaligus pendiri perusahaan, Pavel Durov. Ia mengatakan Telegram adalah alat komunikasi privat sehingga mustahil bagi mereka membuka enkripsi dan memberikan data komunikasi pribadi milik penggunanya. "Telegram itu alat komunikasi privat. Kami tidak memberikan data personal kepada pihak ketiga atau pemerintah. Kami tidak akan membuat pengecualian khusus, termasuk negara indah seperti Indonesia," ujar Durov dalam sebuah konferensi pers di kantor Kemkominfo, Jakarta, Selasa (1/8). Bagi Durov, komunikasi privat bukan hal yang harus dipersoalkan karena propaganda teroris sejatinya terjadi di channel publik. Itu sebabnya ia datang ke Jakarta bertemu dengan pemerintah untuk membahas SOP (Standard Operating Procedure) penanganan konten negatif yang berhubungan dengan terorisme, pelecehan, pornografi, dan lain sebagainya. "Satu-satunya alasan saya ke sini adalah membicarakan moderasi dan identifikasi penutupan konten publik yang berbahaya. Masalah di sini adalah penyebaran propaganda di channel publik. ISIS merekrut anggota baru di sana," kata Durov. Oleh karena itu, sesuai dengan hasil pertemuan, Telegram bakal menyediakan saluran komunikasi langsung antara mereka dengan pemerintah Indonesia agar dapat saling terhubung dan laporan konten negatif bisa ditangani secepatnya.
ADVERTISEMENT
Telegram juga akan menempatkan representatif di Indonesia untuk mempermudah komunikasi dengan pemerintah setempat. Karena sudah ada itikad baik dan komitmen dari Telegram, tidak menutup kemungkinan bagi Kemkominfo untuk membuka blokir layanan web Telegram dalam waktu dekat, paling cepat pekan ini. "Jika semua sesuai dengan rencana maka pekan ini (dibuka kembali layanannya). Tunggu hari baiknya," janji Dirjen Aptika Kemkominfo, Semuel A. Pangerapan.