news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

Telkom: Satelit Telkom 1 Secara Desain Berakhir 2014, tapi Masih Sehat

28 Agustus 2017 13:01 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Logo Telkom Indonesia. (Foto: Muhammad Fikrie/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Logo Telkom Indonesia. (Foto: Muhammad Fikrie/kumparan)
ADVERTISEMENT
Anomali yang terjadi pada satelit Telkom 1 membuat sejumlah saluran televisi nasional sempat terganggu, juga ribuan ATM mengalami offline. Karena anomali tersebut, terjadi pergeseran pointing antena satelit dan menyebabkan layanan transponder Telkom 1 terganggu. Diketahui, satelit Telkom 1 dapat dibilang sudah berusia uzur, yaitu 18 tahun, dan usia ini dianggap sudah melewati masa efektif dari satelit yang idealnya adalah 15 tahun. PT Telkom Indonesia mengaku saat ini sedang menjalankan prosedur untuk mengetahui kesehatan satelit Telkom 1 secara komprehensif bersama Lockheed Martin Space Systems, selaku pabrikan satelit tersebut. Direktur Utama Telkom Indonesia, Alex J. Sinaga, berkata bahwa secara desain satelit Telkom 1 berakhir pada 2014 yang memang secara industri, rata-rata usia efektif satelit adalah 15 tahun. Telkom kemudian melakukan evaluasi di tahun 2014 dan menemukan hasil bahwa satelit itu masih sehat, bahan bakar tersedia, dan beroperasi normal. "Telkom 1 diluncurkan tahun 1999 dengan umur desain 15 tahun, sehingga menurut desainnya berakhir pada 2014, tapi menurut praktik di indsutri satelit, bisa kurang atau lebih. Pada 2014 sebelum umur habis, hasilnya sangat sehat dan beroperasi normal, bahan bakar diprediksi lebih lama 15 tahun. Kemudian pada 2016 evaluasi lagi dan kesimpulan masih sama dengan 2014, kondisi normal dan bahan bakar masih bisa," jelas Alex dalam jumpa pers di gedung Graha Merah Putih Telkom, Jakarta, Senin (28/8).
Jumpa pers pemulihan satelit Telkom 1. (Foto: Muhammad Fikrie/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Jumpa pers pemulihan satelit Telkom 1. (Foto: Muhammad Fikrie/kumparan)
Meski begitu, akibat anomali ini, Alex mengatakan saat ini timnya sedang mengevaluasi kembali Telkom 1 untuk menentukan apakah satelit tersebut masih bisa dilanjutkan operasinya atau harus berhenti beroperasi untuk selamanya. "Hasilnya baru bisa diketahui beberapa hari ke depan, tidak menutup kemungkinan tidak bisa beroperasi lagi. Diinformasikan lagi beberapa hari ke depan," lanjut Alex.
ADVERTISEMENT
Gangguan ini bermula pada Jumat (25/8) pukul 16.51 WIB saat terjadi anomali pada satelit Telkom 1 yang membuat adanya pergeseran posisi antena dan membuat satelit tidak bisa berkomunikasi dengan layanan di Bumi. Anomali pada Telkom 1 telah menghambat siaran Net TV dan ANTV. Hambatan komunikasi berbasis Very Small Aperture Terminal (VSAT) juga terjadi hingga membuat offline ribuan ATM, dengan rincian 4.700 ATM BCA yang terdampak, 2.000 ATM Bank Mandiri, 1.500 ATM BNI, dan 300 ATM BRI. Sampai detik ini Telkom masih melakukan pemulihan layanan satelit dengan melakukan dua tahap pemulihan bersama Lockheed Martin Commercial Space Systems selaku pihak perakit. Yang pertama adalah proses migrasi pelanggan dan layanan di Telkom 1 sejak 26 Agustus kemarin. Proses penyediaan serta pengalihan transponder Telkom 1 ke transponder satelit pengganti, yaitu Telkom 2, Telkom 3S, serta satelit lainnya, direncanakan selesai pada 30 Agustus. Kemudian tahap kedua, dilakukan proses repointing antena ground segment secara bertahap bersama pelanggan maupun operator penyedia layanan VSAT, yang ditargetkan selesai pada 10 September 2017. Saat ini, satelit Telkom 1 melayani sebanyak 63 pelanggan, dengan 8 di antaranya merupakan penyedia VSAT yang memiliki 12.030 site sehingga total ground segment sekitar 15.000 site. Telkom 1 dengan model satelit A2100A diluncurkan pada 1999 silam dengan konfigurasi transponder 24 C-Band dan 12 extended C-Band. Kapasitas ini mampu melayani seluruh Indonesia, Asia Tenggara, dan Australia bagian utara. Satelit berbobot 2.763 kilogram itu saat ini berada di 108 derajat Bujur Timur dan dikendalikan dari Stasiun Pengendali Utama di Cibinong, Jawa Barat.
ADVERTISEMENT