TikTok Terancam Diblokir di AS jika Gak Jual Saham ke Perusahaan Non-China

23 April 2024 14:11 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi TikTok. Foto: Florence Lo/REUTERS
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi TikTok. Foto: Florence Lo/REUTERS
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Kongres, semacam Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) di Amerika Serikat (AS), telah mengesahkan rancangan undang-undang (RUU) baru. Regulasi keamanan nasional itu mengancam eksistensi TikTok di negeri Paman Sam.
ADVERTISEMENT
RUU tersebut bisa memblokir TikTok di AS, jika ByteDance, selaku pemiliknya, tidak menjual saham media sosial populernya ke perusahaan non-China dalam kurun waktu satu tahun ke depan.
Aturan ini merupakan bagian dari paket bantuan keamanan ke Ukraina, Israel, dan Taiwan senilai 95 miliar dolar AS.
Detail paketnya terdiri dari 60,84 miliar untuk mengatasi konflik di Ukraina, termasuk 23 miliar dolar AS untuk mengisi kembali senjata, persediaan, dan fasilitas AS. Kemudian, 26 miliar dolar AS untuk Israel, 9,1 miliar dolar AS untuk kebutuhan kemanusiaan, dan 8,12 miliar dolar AS untuk Indo-Pasifik, termasuk Taiwan.
DPR AS meloloskan RUU tersebut pada Sabtu (20/4) waktu setempat, dengan selisih suara 360 banding 58. Rancangan undang-undang akan dibawa ke Senat dan kembali dilakukan pemungutan suara dalam beberapa hari mendatang.
Ilustrasi TikTok. Foto: Shutterstock

Respons TikTok

TikTok sendiri sudah angkat bicara terkait RUU tersebut. Perusahaan menyayangkan langkah pemerintah AS untuk mempercepat pengesahan aturan yang akan membatasi kebebasan berpendapat itu.
ADVERTISEMENT
TikTok saat ini memiliki 170 juta pengguna di AS. Perusahaan juga sudah mendorong penggunanya untuk mengontak Kongres dan menyuarakan oposisi terkait RUU tersebut.
"Kami tidak akan berhenti berjuang dan memberikan advokasi untuk Anda," kata CEO TikTok, Shou Zi Chew, dalam sebuah video yang diposting di platformnya pada bulan lalu, seperti dikutip AP News.
"Kami akan terus melakukan semua yang kami bisa, termasuk menggunakan hak hukum kami, untuk melindungi platform luar biasa yang kami bangun bersama Anda."