Upaya Grab Dukung Ekosistem Start-up dalam Negeri lewat Grab Ventures Velocity

4 Juni 2021 9:09 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Lewat Grab Ventures Velocity, Grab percaya dapat membimbing talenta lokal, sehingga bisa berkontribusi bagi perkembangan bangsa. Foto: dok. Grab Indonesia
zoom-in-whitePerbesar
Lewat Grab Ventures Velocity, Grab percaya dapat membimbing talenta lokal, sehingga bisa berkontribusi bagi perkembangan bangsa. Foto: dok. Grab Indonesia
Pada April 2021, Indonesia menduduki posisi kelima di dunia sebagai negara dengan jumlah start-up terbanyak. Angka yang didapat mencapai 2.229 perusahaan rintisan. Mulai dari start-up pemula hingga level unicorn, semua bisa ditemukan di negeri sendiri.
Adanya pertumbuhan start-up ini tak hanya membantu kesejahteraan hidup masyarakat, tapi juga meningkatkan mutu perekonomian nasional. Ya, start-up menyediakan banyak lapangan kerja serta mendorong digitalisasi. Bila terus didukung, bukan hal mustahil bagi Indonesia untuk memiliki sumber daya manusia (SDM) yang berdaya.
Melihat potensi ini, Grab telah meluncurkan komitmennya untuk memajukan dan mendukung ekosistem start-up di Asia Tenggara, termasuk Indonesia, dengan meluncurkan program Grab Ventures Velocity sejak 2018 lalu.
Grab Ventures Velocity merupakan program pelatihan yang bisa diikuti oleh para inisiator start-up baru. Sebagai aplikasi terkemuka di Asia Tenggara, Grab percaya bahwa dengan membimbing talenta lokal, Grab dapat ikut ambil andil dalam perkembangan bangsa.
"Kami itu kan dulunya juga start-up kecil sebelum jadi decacorn. Grab ingin membantu start-up lain untuk juga tumbuh. Dengan adanya Grab Ventures Velocity kami berharap bisa mendorong pertumbuhan start-up lokal hingga menjadi besar. Apalagi sekarang start-up di Indonesia anak-anak mudanya sudah punya talenta. Yang perlu kita (Grab) jembatani adalah memberikan kesempatan bagi mereka untuk terjun langsung, ini bisa jalan atau tidak, salah satunya melalui kesempatan berkembang dalam platform kami," jelas Country Managing Director, Grab Indonesia, Neneng Goenadi, kepada kumparan, (31/5).
Wawancara eksklusif bersama Grab dan dua alumni Grab Ventures Velocity, (31/5). Foto: dok. Grab Indonesia
Tak hanya mendukung potensi start-up lokal, Grab Ventures Velocity juga menjadi cara Grab untuk mendukung digitalisasi di kalangan UMKM. Lewat pelatihan-pelatihan yang diadakan program ini, para peserta diajak untuk berkontribusi melalui layanan dan produk mereka dalam pengembangan UMKM di Indonesia.
"Dari Grab Ventures Velocity batch pertama, kita selalu fokus pada UMKM. Apalagi sekarang masih di situasi pandemi, kami akan membantu kebutuhan wirausahawan kecil, seperti mengekspansi bisnisnya ke digital, sehingga usahanya bisa terus jalan," lanjut Neneng.

Pelatihan di Grab Ventures Velocity

TaniHub, Sayurbox, Printerous, dan Qoala merupakan empat dari 20 start-up lulusan dari program Grab Ventures Velocity. Kevin Osmond, CEO Printerous mengatakan bahwa program Grab Ventures Velocity membuat bisnisnya lebih dikenal oleh masyarakat. Sebab, Grab memfasilitasi para start-up untuk melakukan program uji coba selama 6 sampai 8 minggu di platform Grab.
"Paling berkesan itu (program) Ask Me Anything sama founder Grab. Kita (para peserta Grab Ventures Velocity) juga diajak duduk bareng sama eksekutif Grab untuk bikin produk tepat yang berguna buat merchant di Grab,” cerita Kevin.
Sebagai start-up percetakan online, Printerous menyediakan layanan cetak kemasan tanpa minimal order. Sehingga, Grab Merchant yang belum memiliki kemasan tersendiri, dapat terbantu dengan adanya layanan ini.
Grab Ventures Velocity BBatch 2, 2019. Foto: dok. Grab Indonesia
"Sampai akhirnya waktu itu, kita cetuskan ide buat bikin layanan cetak kemasan tanpa minimal order. Jadi usaha-usaha kecil yang belum ada branding, bisa meningkatkan brand awareness mereka lewat layanan kami," ujarnya.
Tak hanya mendapatkan ide-ide segar untuk menjalankan bisnis, para peserta Grab Ventures Velocity pun diajarkan untuk mengenal segmentasi pasar. Menurut Kevin, para pelaku start-up perlu mengetahui target pasar yang tepat untuk usahanya.
"(Lewat Grab Ventures Velocity), kami belajar bahwa meskipun market-nya luas, kami perlu mengenal segmentasi pasar. Merchant mana yang kecil, sedang, dan besar, jadi tahu siapa the real customer kami,” lanjutnya.
Tak hanya bekerja dan memberikan yang terbaik, Kevin juga menyatakan bahwa lewat usaha yang giat dan inovasi baru, bisnis yang dibangunnya ini secara dua arah mendapatkan banyak keuntungan.
“Kami juga sangat terbantu saat memperkenalkan produk. Kami bisa lebih fokus mengkomunikasikan apa yang ditawarkan, misalnya digital activation, promo, atau meluncurkan produk khusus," lanjutnya.
Selain menyediakan jasa percetakan online, Printerous juga mempunyai layanan desain online. Para pelaku UMKM dapat membuat logo usahanya lewat template yang dihadirkan Printerous.
“Kami belajar 30 sampai 40 persen UMKM tertarik untuk menggunakan jasa kami membutuhkan bantuan design. Nah, ini inovasi yang kami hadirkan, jadi enggak cuma jasa cetak dan kemasan online, tapi juga jasa design online. Dengan begitu, UMKM bisa mendesain lewat browser mereka lewat template yang kami bagikan secara gratis. Jadi branding-nya bisa naik kelas,” jelas Kevin.
Senada dengan Kevin, Tommy Martin, Co-Founder dan COO Qoala mengatakan bahwa program Grab Ventures Velocity membuatnya bisa mendengar langsung pengalaman Grab saat membangun start-up. Banyaknya kesempatan berbagi cerita bersama eksekutif Grab juga membuatnya mendapatkan insight baru untuk perkembangan Qoala.
"Menurutku paling menarik itu saat melaksanakan Pilot Program. Dari plan, eksekusi, sampai dampak, itu cepat banget cuma tiga bulan. Waktu itu kita luncurkan program asuransi layar pecah sebesar Rp 1.000 saja. Dari pengalaman tersebut, kita kembangkan jadi 10 produk yang menjangkau konsumen sekaligus agen GrabKios," kata Tommy.
Lewat Grab Ventures Velocity, Grab percaya dapat membimbing talenta lokal, sehingga bisa berkontribusi bagi perkembangan bangsa. Foto: dok. Grab Indonesia
Bergabung pada Grab Ventures Velocity batch kedua, Qoala merupakan start-up teknologi di bidang asuransi. Berawal dari asuransi layar retak, kini Qoala telah mempunyai layanan asuransi mobil, motor, perjalanan, kesehatan, penyakit kritis, hingga santunan tunai.
Selain mendapatkan mentorship bersama Anthony Tan, Group CEO dan Co-Founder Grab, Tommy juga menceritakan bahwa Qoala juga mendapatkan pelatihan dalam bidang Human Resources Management (HRM) dan juga Pemasaran (Marketing).
“Dua hal ini telah menjadi bagian yang penting bagi Qoala dalam mengembangkan perusahaannya untuk terus tumbuh," pungkas Tommy.
Saat ini, Qoala telah mendapatkan pertumbuhan bisnis 6-7 kali lipat dibandingkan dengan tahun sebelumnya.

Kesempatan Belajar Bersama Grab Ventures Velocity Kembali Hadir

Grab Ventures Velocity batch 4 akan dimulai pada bulan Juni 2021. Neneng menjelaskan, Grab akan fokus pada start-up di tahap post seed.
"Target besar Grab Ventures Velocity adalah kami ingin memastikan supaya pertumbuhan start-up cepat dan mau membantu masyarakat bisa seperti Grab. Lalu, untuk para alumni sudah menjadi lulusan Grab Ventures Velocity bisa melakukan program seperti Grab Ventures Velocity, jadi kita bergandengan tangan untuk menghidupkan ekosistem start-up di Indonesia," ungkap Neneng.
Selain mengadakan Grab Ventures Velocity, Grab juga meluncurkan akselerasi program untuk merchant Grab yang sudah mengekspansi bisnisnya ke ranah digital. Neneng mengatakan, para merchant akan diajarkan mengenai pemasaran, dari branding hingga pengelolaan dan analisis data.
"Sebagai bagian dari program #TerusUsaha, Grab juga meluncurkan program akselerasi untuk merchant yang sudah digital. Selama 2 bulan mereka diajarkan mengenai marketing, caranya motret produk, sampai pengelolaan dan analisa data," tutup Neneng.
Menurut Neneng meskipun sudah digital, adanya akselerasi program ini membuat para UMKM bisa terus berinovasi. Grab juga juga bekerja sama dengan LSM Sahabat UMKM dan pemerintah-pemerintah daerah dengan melakukan webinar di daerah UMKM tersebut.