Viral Stiker IG Story Add Yours Bocorkan Data Pribadi, Awas Penipuan

23 November 2021 12:44 WIB
·
waktu baca 4 menit
comment
4
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Sticker Instagram Trends variasi nama panggilan yang viral di Twitter karena berisiko jadi bahan penipu melakukan manipulasi. Foto: Aulia Rahman Nugraha/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Sticker Instagram Trends variasi nama panggilan yang viral di Twitter karena berisiko jadi bahan penipu melakukan manipulasi. Foto: Aulia Rahman Nugraha/kumparan
ADVERTISEMENT
Fitur stiker Add Yours di Instagram tengah jadi sorotan netizen pada awal pekan ini usai sejumlah cuitan viral di Twitter menyoroti bagaimana fitur tersebut dapat menjadi ladang kebocoran data pribadi.
ADVERTISEMENT
Add Yours sendiri merupakan fitur berbagi topik posting-an di Instagram Story. Lewat fitur ini, seorang pengguna dapat memulai suatu rantai posting dengan mengunggah foto dan menambahkan sticker Trends agar nantinya diikuti oleh followers-nya.
Belakangan, fitur Instagram Add Yours mendapat sorotan setelah netizen menyadari bahwa fitur itu dapat digunakan untuk mendorong pengguna membocorkan data pribadi mereka sendiri. Netizen di Twitter mengaku bahwa mereka pernah melihat sticker Trends yang meminta orang untuk share KTP, hingga berbagi variasi nama panggilan.
Terkait Add Yours yang terakhir disebutkan itu, seorang warganet bernama Dita Moechtar bahkan menyebut bahwa temannya telah menjadi korban penipuan usai ikut Add Yours bernama variasi nama panggilan. Sang penipu diduga mengetahui panggilan masa kecil korban lewat rantai Trends tersebut.
ADVERTISEMENT
"Pagi tadi temen saya telepon, nangis-nangis habis ditipu katanya. Biasalah, penipu yang telepon minta transfer gitu," kata Dita dalam kicauannya, Selasa (23/11).
kumparanTECH telah meminta izin kepada Dita untuk menggunakan keterangannya dalam berita.
Mengetahui variasi panggilan seseorang dapat menjadi informasi penting bagi seorang penipu yang hendak menjalankan aksinya. Dengan pengetahuan nama panggilan seseorang, penipu dapat meyakinkan korban bahwa ia dapat dipercaya hingga lancar menjalankan aksi manipulasi dan penipuan.
Sticker Add Yours variasi nama panggilan sudah diikuti oleh lebih dari 1,1 juta pengguna Instagram.
Fitur Add Yours pun memungkinkan orang lain untuk bisa melihat posting-an dari pengguna yang mengikuti rantai posting. Dalam hal ini, kamu cukup klik sticker Add Yours di posting Story orang lain, dan nantinya posting seluruh pengguna Instagram yang mengikuti Trends tersebut akan ditampilkan.
ADVERTISEMENT
Berdasarkan pantauan kumparanTECH, fitur Instagram Add Yours mendapat reaksi negatif dari netizen di Twitter.
Netizen umumnya merasa bahwa fitur Add Yours dapat disalahgunakan untuk mendorong orang membocorkan data pribadinya sendiri. Tak sedikit pula yang menyalahkan pengguna karena oversharing demi mengikuti tren konten yang lagi viral.
kumparanTECH telah meminta tanggapan Instagram terkait isu ini. Menurut penjelasan perwakilan Meta, selaku perusahaan induk Instagram, mereka akan menghapus posting Add Yours yang mengandung informasi data pribadi pengguna.
"Privasi dan keamanan informasi data pribadi pengguna merupakan hal fundamental yang sangat penting bagi Instagram. Kami berupaya keras untuk menjaga informasi dan identitas pribadi pengguna, dan kami tidak memperbolehkan pengguna memposting informasi pribadi atau bersifat rahasia, baik tentang diri mereka sendiri maupun orang lain," kata perwakilan Meta kepada kumparanTECH, Selasa (23/11).
ADVERTISEMENT
Ini bukan kali pertama tren viral di media sosial memiliki risiko kebocoran data pribadi. Sebelumnya, pada awal tahun ini jagat media sosial Indonesia dihebohkan dengan tren sharing sertifikat vaksinasi—yang mana memuat nama, NIK hingga tanggal lahir pengguna.
Menanggapi isu ini, ahli keamanan siber Pratama Persadha menyebut bahwa perilaku sharing konten netizen Indonesia memang berisiko.
"Fitur ini bisa diakses oleh siapa pun secara publik, jadi selain harus berhati-hati dalam memposting, juga harus hati-hati dalam mengikuti challenge. Hindari challenge yang menyuruh kita menyebutkan data pribadi," sambungnya.
Menurut Pratama, fenomena ini muncul karena kurangnya edukasi keamanan siber sejak dini. Edukasi keamanan siber sebenarnya bukan hanya agar tidak terkena virus dan malware, namun juga menghindari bentuk kejahatan tradisional yang menggunakan data dari internet untuk menunjang aksi mereka.
ADVERTISEMENT
Pratama menganjurkan agar netizen memastikan bahwa semua data pribadi mereka jangan diupload, seperti KTP, KK, dan sertifikat vaksin.
Ia juga menekankan bahwa orang semestinya tidak memposting aktivitas mengantar anak ke sekolah ataupun informasi terkait alamat rumah. Sebab, hal itu dapat digunakan pelaku kejahatan untuk melakukan profiling calon korban, entah itu penculikan anak ataupun pencurian.
"Kita harus bijaksana dalam bermedia sosial, jangan berlebihan, hanya sekadar untuk meningkatkan impresi postingan media sosial kita," jelas Pratama.
"Tidak ada larangan memposting kebahagiaan di medsos, namun perlu dibatasi agar data yang bersifat pribadi dan penting tidak ikut terekspos. Misalnya suasana rumah semuanya diposting di medsos, membuka kesempatan orang untuk melakukan pencurian."