Wabah Corona, Orang Ini Timbun 17.700 Hand Sanitizer dan Tisu Antibakteri

16 Maret 2020 14:11 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi: Barang bukti masker dan hand sanitizer yang ditimbun di Semarang. Foto: Dok. Humas Polda Jateng
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi: Barang bukti masker dan hand sanitizer yang ditimbun di Semarang. Foto: Dok. Humas Polda Jateng
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Pada 1 Maret, sehari setelah kasus kematian pertama karena virus corona di Amerika Serikat (AS), dua saudara Matt Colvin dan Noah Colvin, pergi keluar rumah membawa sebuah mobil SUV. Mereka menyusuri kota Chattanooga di Tennessee, untuk masuk ke berbagai supermarket Dollar Tree, Wallmart, Staples, hingga Home Depot. Mereka borong produk hand sanitizer di rak dan produk pembersih lain yang mengandung alkohol.
ADVERTISEMENT
Selama tiga hari berikutnya, Noah melakukan perjalanan darat sekitar 2.000 km melintasi Tennessee ke Kentucky, untuk mengisi truk sewaan dengan ribuan botol cairan pembersih tangan dan ribuan bungkus tisu antibakteri
Matt (36 tahun) tinggal di rumah Chattanooga. Ia mempersiapkan produk hand sanitizer dan tisu antibakteri untuk dijual lagi di platform e-commerce. Tentu saja, produk ini akan dijual dengan harga berkali-kali lipat lebih tinggi, hingga 70 dolar AS atau sekitar Rp 1 juta per botol.
Mereka berkata telah mendaftarkan sejumlah produk pembersih tangan, tisu antibakteri, dan ada pula masker bedah, ke platform e-commerce Amazon dan EBay. Bagi mereka, "ini adalah uang gila." Tapi bagi orang lain, mereka dicap telah mengambil untung yang tak manusiawi di tengah pandemi COVID-19.
ADVERTISEMENT
Keesokan harinya, Amazon menarik dagangan Colvin bersaudara. Sejumlah pedagang yang menaikkan harga yang jauh dari normal juga ditanggungkan akunnya.
Amazon memeringatkan, jika mereka tetap menaikkan harga, maka mereka akan kehilangan akunnya. EBay juga mengambil langkah serupa. Memperketat penjualan masker dan produk pembersih tangan yang mengandung alkohol.
Sekarang, di tengah kesulitan banyak orang mencari produk hand sanitizer, masker bedah, dan tisu antibakteri, Colvin bersaudara masih memegang 17.700 botol hand sanitizer yang tak terpakai dan tak tau harus menjualnya ke mana.
Colvin adalah satu dari sekian banyak pedagang yang menimbun stok hand sanitizer di tengah wabah coronavirus. Tadinya, Matt berpikir bahwa ini adalah peluang yang bisa dia ambil untuk meningkatkan finansial keluarga.
ADVERTISEMENT
Kepada The New York Times, selaku media pertama yang memberitakan ini, Matt Colvin mengatakan dia hanya memperbaiki "ketidakefisienan di pasar." Beberapa daerah di negara AS membutuhkan produk-produk ini lebih dari negara bagian lain, dan dia akan membantu mengirimkan pasokan untuk memenuhi permintaan itu.
"Jika saya bisa mendapat sedikit untung, itu bagus," kata Matt, yang merupakan mantan sersan teknis di Angkatan Udara AS. "Tapi saya tidak ingin berada dalam situasi di mana saya jadi headline berita karena menimbun 20.000 botol hand sanitizer yang dijual lagi 20 kali lipat dari harga aslinya."
Setelah The New York Times menerbitkan berita tentangnya pada Sabtu, 14 Maret, Colvin mengatakan bahwa dia sedang mencari cara untuk menyumbangkan semua persediaan hand sanitizer dan produk lain.
ADVERTISEMENT
Jaksa Agung di negara bagian Tennessee telah meminta Colvin bersaudara untuk "berhenti membeli dan menjual barang-barang medis dan produk lainnya." Ini adalah masa di mana seharusnya warga AS membantu tetangga dan sesama, bukan malah mengambil untung dari mereka.
"Kami tidak mentolerir harga yang dinaikkan di tengah momen kebutuhan luar biasa pada suatu barang, dan kami akan mengambil tindakan agresif untuk menghentikannya," kata Jaksa Agung, Herbert H. Slatery, dikutip New York Post.
Tim dari kantor kejaksaan telah mengeluarkan puluhan ribu produk hand sanitizer hingga tisu antibakteri dari gudang penyimpanan milik Colvin. Barang ini akan didistribusikan ke pihak-pihak yang membutuhkan, termasuk gereja. Proses ini diliput oleh reporter Hunter Hoagland dari media WRCB-TV.
ADVERTISEMENT
Matt juga meminta maaf ke publik AS atas tindakannya yang membeli produk medis sebanyak ini.