WhatsApp Bayar Peneliti Rp 700 Juta untuk Pelajari Berita Hoaks

7 Juli 2018 18:44 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi Whatsapp  (Foto: REUTERS/Dado Ruvic)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Whatsapp (Foto: REUTERS/Dado Ruvic)
ADVERTISEMENT
Facebook kembali 'bakar duit' demi menangkal berita palsu. Aplikasi pesan instan yang mereka naungi, WhatsApp, menawarkan uang sejumlah 50 ribu dolar AS atau sekitar Rp 719 juta kepada peneliti yang bersedia mempelajari bagaimana penyebaran berita palsu di aplikasinya.
ADVERTISEMENT
Penawaran ini hadir setelah pemerintah India mengkritik layanan WhatsApp atas perannya dalam menyebarkan informasi palsu di negaranya. Bahkan informasi palsu di WhatsApp mengakibatkan terjadi serangkaian kasus kekerasan yang mematikan di India.
"WhatsApp menawarkan sejumlah hadiah untuk para peneliti yang tertarik untuk mengeksplorasi isu-isu yang terkait dengan kesalahan informasi di WhatsApp," tulis WhatsApp dalam pengumuman di situs resminya.
Ilustrasi WhatsApp (Foto: AFP/Stan Honda)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi WhatsApp (Foto: AFP/Stan Honda)
Dilansir Mashable, untuk mendapatkan dana penelitian tersebut, siapa pun boleh mengajukan proposal. Ketika proposal disetujui, peneliti akan memperoleh dana untuk mempelajari berbagai aspek informasi palsu di WhatsApp, termasuk isu-isu terkait pemilihan umum dan konten viral.
"Kami akan serius mempertimbangkan proposal dari setiap ilmu sosial dan perspektif teknologi yang mengusulkan proyek yang memperkaya pemahaman kita tentang masalah kesalahan informasi di WhatsApp," lanjut WhatsApp.
ADVERTISEMENT
Meski para peneliti akan menerima bimbingan dari perusahaan, tetapi mereka tidak akan diberikan akses terhadap data WhatsApp yang bersifat sangat rahasia.
Penyebaran berita palsu menjadi isu yang mendesak tidak hanya untuk WhatsApp. Perusahaan induknya, Facebook, juga tengah berjuang untuk membersihkan platform media sosialnya dari penyebaran hoaks.
Facebook telah bekerja sama dengan pihak ketiga untuk program Third Party Fact Checker yang berfungsi untuk memeriksa keaslian berita yang disebar di platform-nya.
Selain itu, WhatsApp juga baru-baru ini meluncurkan kontrol admin baru yang bertujuan memudahkan administrator grup untuk mengontrol siapa yang dapat memposting konten.