news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

Xiaomi, Oppo, Vivo, Huawei, Bikin Toko Aplikasi Pesaing Play Store

7 Februari 2020 11:02 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Aliansi Oppo, Vivo, Xiaomi, Huawei, untuk bikin toko aplikasi pesaing Google Play Store. Foto: GDSA
zoom-in-whitePerbesar
Aliansi Oppo, Vivo, Xiaomi, Huawei, untuk bikin toko aplikasi pesaing Google Play Store. Foto: GDSA
ADVERTISEMENT
Empat produsen smartphone asal China, Huawei, Xiaomi, Oppo, dan Vivo, dikabarkan tengah mengembangkan toko aplikasi bersama yang akan menyaingi dominasi Google Play Store. Empat pabrikan smartphone itu bergabung bersama di bawah Global Developer Service Alliance (GDSA).
ADVERTISEMENT
Reuters melaporkan, platform GDSA memungkinkan pengembang di luar China untuk mengunggah aplikasi mereka ke semua toko aplikasi masing-masing secara bersamaan. Hadirnya platform GDSA bertujuan untuk memudahkan pengembang game, musik, film, dan aplikasi lain untuk memasarkan aplikasi mereka di pasar luar negeri.
Dalam situs GDSA, disebutkan bahwa layanannya direncanakan akan beroperasi untuk sembilan negara, termasuk India, Indonesia, Rusia, dan Malaysia. Awalnya, layanan ini akan diluncurkan pada Maret, namun diperkirakan akan mundur karena wabah virus corona yang terjadi di China.
Menurut analis Nicole Peng, selaku VP of Mobility Canalys, platform GDSA akan menguatkan pasar smartphone keempat produsen di wilayahnya masing-masing. Kemudian, GDSA bisa menjadi alat untuk melakukan negosiasi dengan Google agar mereka bisa mendapatkan keuntungan dari penjualan aplikasi dan lainnya.
Google Play Store. Foto: Shutterstock
"Dengan membentuk aliansi ini, setiap perusahaan bisa mencari manfaat dan keunggulan lain di berbagai daerah, dengan basis pengguna Xiaomi yang kuat di India, Vivo dan Oppo di Asia Tenggara, dan Huawei di Eropa. Kedua, layanan ini akan membuka negosiasi yang lebih banyak dengan Google," kata Peng, dilansir Reuters.
ADVERTISEMENT
Sementara itu, Will Wong, seorang analis smartphone dari IDC, melihat keempat produsen smartphone asal China ini berusaha untuk mendapatkan keuntungan yang lebih besar dari software dan layanan, di saat penjualan hardware sedang lambat.
"Toko aplikasi, aplikasi pre-loading, iklan dan game adalah area yang dapat menghasilkan pendapatan baru," katanya.
Google Play Store yang dilarang di China dapat menghasilkan pendapatan sekitar 8,8 miliar dolar AS pada 2019. Google juga menjual konten seperti film, buku, dan aplikasi di Play store dan mengumpulkan komisi 30 persen.
Di sisi lain, Huawei, Xiaomi, Oppo, dan Vivo menyumbang 40,1 persen dari total pengiriman ponsel global pada kuartal keempat 2019, menurut lembaga riset IDC. Oppo, Vivo dan Xiaomi memiliki akses penuh ke layanan Google di pasar internasional, sedangkan Huawei kehilangan akses Google untuk perangkat barunya pada tahun lalu setelah terkena sanksi perdagangan dari Amerika Serikat.
ADVERTISEMENT